1

24 1 1
                                    

AKU menoleh ke arah belakang kelas yang sedang dipenuhi suara suara berisik cowok cowok main PS, mereka memang  cuma main PS tapi berisiknya kayak lomba paduan suara , cuma satu cowok  yang ga pernah ikut ngumpul bareng anak kelas dia Mada, cowok paling dingin sedingin kutub utara yang gak punya siapapun di sekolah ini, dulu dia punya seorang sahabat tapi sekarang orang itu pergi dan Mada menjadi semakin anti sosial, padahal kalo diliat liat Mada itu ganteng, dia punya rahang yang tegas, alis matanya tebal, matanya sempurna, tatapannya tajam, setajam saat ini saat dia memergoki aku sedang memperhatikannya. Aku mencoba senyum pada Mada , dia malah melengos balik fokus ke HPnya.

"Ke, lo dipanggil Andin" panggil Mira teman sekelasku dari depan pintu masuk kelas.

Aku hanya mengangguk dan langsung berdiri untuk menghampiri Andin, si ratu drama di sekolah ini. Meskipun tampangnya cantik hampir 99,9% cowok jijik sama dia karena semua yang ada di wajahnya itu lukisan, selain itu dia juga hobi memerintah

"Kenapa Ndin?"

"Ah ya , Kea gue nunjuk lo buat ngikut festival musik tahun ini, lo ga boleh nolak."

See ? Baru saja dia memerintah aku dan melarangku untuk tidak menolak

"Tapi gue ga mau Ndin"

"Pokoknya Ke , gue ga mau tau lo harus.."

"Andin" Andin belum sempat menyelesaikan kata katanya padaku, Ben datang, cowok paling keren di sekolah kita, ibaratnya dia itu raja lah disini, semua cewe mau ngelakuin apa aja demi bisa ngobrol sama Ben, kecuali aku dan Mira, aku karena gak suka dia dan Mira karena udah punya pacar yang lebih kece dari Ben. Dia sangat sombong dan arogan

"Hai Ben" balas Andin dengan suara dibuat buat dan senyum yang dipaksa untuk imut padahal menjijikan

Aku membuang muka ke samping untuk menghindari wajah Andin yang membuatku mual

"Gimana masalah festival? Lo lambat banget elah" ucap Ben kepada Andin, aku melihat perubahan wajah Andin dari sok cantik menjadi sangat malu.

"Udah Ben, dia bakal main biola" Andin menunjuk ke arahku Ben juga melihatku dengan tatapan..... menilai?

Dia melihatku dari atas sampai ke bawah , teliti sekali.

"Gue belum bilang mau, lo ga bisa maksa gue" ucapku kepada Andin

Andin malah mengedipkan mata padaku dan mulutnya komat kamit gak tau ngomong apa sambil menunjuk Ben dengan kepalanya , aku tau maksud dia mau memberiku kode untuk mengiyakan agar Andin tidak dipermalukan oleh Ben atau bahkan di marahin habis habisan karena Andin lambat

Aku tetap kekeh menggelengkan kepalaku

"Ikut gue" Tiba tiba Ben menarik tanganku membawaku pergi dari situ, entah kemana.
Kami berjalan sepanjang koridor kelas

Aku berusaha melepas tangan Ben dari tanganku, selain aku malu ditatap dengan pandangan 'kok Ben bisa gandeng tangan dia?'
'Gatel banget sih lo Ke', tapi aku juga merasakan sakit di pergelangan tangan karena tangannya erat sekali menariku

"Lepasin ih, tangan gue sakit" dia melepas tangannya dan berhenti didepan sebuah ruangan yaitu ruang latihan musik.

"Gue gak mau ikut festival"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NaifWhere stories live. Discover now