Nenek Baik Hati

20 1 0
                                    

Author 👻
_______________________________

Renzo dan Kiyoshi berjalan berdampingan keluar dari istana. Sebenarnya lebih tepat jika dikatakan kalau Renzo yang menarik Kiyoshi hingga gadis itu harus mengikutinya kemana pun. Dengan langkah kaki yang terburu-buru Kiyoshi mengumpat dalam hati. Ia menyesali mengapa ia harus menerima paksaan dari laki-laki aneh itu.

Beberapa kali Kiyoshi memekik saat kakinya terbentur batu atau hampir terperosok dan jatuh. Tapi sepertinya laki-laki yang dingin itu bahkan tidak meliriknya sama sekali. Ia masih santai berjalan di depan tanpa memperdulikan perempuan di belakangnya yang bersusah payah mengejar.

"Laki-laki bodoh. Dia pikir aku pakai sepatu roda." Omel Kiyoshi di belakang.

Renzo melirik Kiyoshi memperhatikan perempuan itu dari ujung matanya. Ia tau betapa kesalnya perempuan itu pada sikapnya. Tapi apa yang Renzo lakukan adalah sengaja untuk mempermainkan perasaan perempuan itu saja.

"Kita mau kemana?" Kiyoshi yang sudah sangat jenuh itu mulai angkat bicara.

"Mengunjungi teman lama." Ucapnya tanpa menoleh sedikitpun.

Kiyoshi mencibir. Melihat sikap Renzo yang membuatnya muak setengah mati. Kiyoshi tidak punya pilihan selain ikut bersama laki-laki menyebalkan itu. Ia tidak tau apapun tentang dunia arwah dan bagaimana ia bisa bertahan di sini. Jika ia mengingat kejadian di malam itu seluruh bulu kuduknya seakan berdiri dan membuatnya merinding.

"Monster mengerikan." Kiyoshi bergumam.

"Berhenti bicara sendiri."

Kiyoshi tersentak. Ia menatap laki-laki di depannya dengan ekspresi yang aneh. Ia yakin suaranya tidak cukup besar hingga seseorang yang berada tiga meter di depannya tidak mungkin bisa mendengar.

"Kamu, menguping ya?"

"Tidak ada untungnya buatku."

Kiyoshi tidak menyahut lagi. Ia harus bersikap lebih hati-hati dan sabar menghadapi laki-laki aneh itu. Kiyoshi tidak tau siapa dia dan apa saja yang mungkin bisa ia lakukan pada dirinya. Jika laki-laki itu nyatanya adalah monster yang sama dengan yang ia temui malam tadi, tentu jiwanya kali ini akan terancam lagi. Tapi jika bukan mungkin dia bisa membantu Kiyoshi mencari jalan pulang.

Mereka terus berjalan tanpa saling bicara satu sama lain. Keheningan di sekeliling mereka begitu mencekam. Ditambah lagi suasana sepi di sekeliling mereka membuat suara lembut sedikit pun dapat terdengar dengan jelas.

Renzo dan Kiyoshi terus berjalan memasuki hutan yang mulai lebat. Pohon-pohon tropis yang tinggi menjulang tampak berada di mana-mana. Daunnya yang lebat hampir menutupi seluruh sisi atas mereka hingga cahaya matahari tidak mampu menembusnya. Suara hewan-hewan yang berlarian dan terkadang mematahkan ranting-ranting kering di tanah terdengar jelas oleh mereka.

Di ujung jalan yang berbatu sebuah rumah kayu berukuran kecil terlihat mencolok. Diantara pepohonan yang tinggi di dalam hutan rumah itu berdiri sendiri dengan keadaan yang masih cukup layak. Pelataran rumah itu ditumbuhi rumput-rumput hijau yang rapih. Tidak jauh darinya sebidang tanah dengan berbagai tumbuhan juga berada di sisi rumah itu.

Kiyoshi menghentikan langkahnya ketika Renzo juga tiba-tiba berhenti di hadapannya. Mereka masing-masing tidak melakukan apapun dan tidak bicara tentang apapun. Kiyoshi mengedarkan pandangannya mengamati sekelilingnya yang tampak begitu sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

"Ini rumah teman kamu?" Kiyoshi tiba-tiba merasa seluruh bulu kuduknya kembali berdiri. Matanya memandang berkeliling dengan jantung berdebar kencang seakan ingin terlepas dari tempatnya.

Reikai ( Perjalanan di Dunia Arwah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang