Part 1. A beauty queen

8.5K 468 15
                                    

" Yes darling..that's it.. "

Aila memajukan sedikit bibir merah seksinya hingga terlihat menantang. Matanya melirik manja ke arah kamera dan berpose sedikit angkuh namun terlihat elegant and so goergous.

" Beautifull.. " puji sang fotografer, melihat pose Aila yang sempurna di matanya, sambil berkali-kali mengambil gambar figur Aila dari berbagai sudut.

" Oke..enough for this section, sweety. Vio..tolong bantu Aila mengganti gaunnya. "

Aila langsung melangkah menuju ruang ganti, setelah tersenyum pada Leo, sang fotografer. Malika, asistennya dan juga Vio yang bertugas membantunya untuk dress up sekaligus make up artistnya, mengikuti di belakangnya.

" You're so quite today, babe..ada apa sih ? " tanya Malika heran. Pasalnya seharian ini, semenjak Aila keluar dari kampus sampai dia melakukan photoshoot untuk iklan salah satu brand lipstick ternama, Aila tampak sangat pendiam. Auranya sedikit suram, dan senyumnya hanya sekedar di bibir saja.

" Nothing..I'm just tired.. " jawab Aila datar. Bibirnya tersenyum tipis tapi matanya sama sekali tidak tampak binarnya.

" Soal Edsel lagi ya ? " tanya Malika penasaran. Aila terlihat mengerutkan dahinya, saat mendengar nama sahabat tengilnya disebut-sebut.

" Kok Edsel, sih ? Memang apa hubungannya dengan dia ? " tanya Aila bingung.

" Soalnya..orang yang biasanya berhasil bikin kamu bad mood seharian kan cuma Edsel, babe. " jawab Malika sambil menyeringai geli. Dia tahu betul, majikannya ini selalu bertingkah seperti Tom and Jerry jika disandingkan dengan si tampan namun terkenal tengil, Edsel sang CEO sekaligus pewaris Aditama Group, yang tak lain adalah sahabat majikannya dari balita. Gosipnya malah mereka berdua sudah dijodohkan dari kecil. Tak heran juga sih, karena kedua orang tua mereka juga merupakan sahabat karib.

" It's nothing to do with him. " sangkal Aila sambil cemberut. Entah kenapa jika menyangkut soal si tengil Edsel, Aila selalu berakhir kesal dan jengkel.

" Terus kenapa ? " tanya Malika lagi.

" Mommy dan daddy batal pulang dari London besok. Mereka malah pergi ke Paris buat honeymoon lagi. Aku kan kangen daddy.. " keluh Aila dengan mata berkaca-kaca. Baru kali ini dirinya berpisah dengan orang tuanya selama hampir dua minggu. Walaupun masih ada Dareen, grandpa dan grandmanya, tapi itu belum cukup mengusir rasa rindunya. Aila kangen bermanja dengan sang daddy tersayang.

" Astaga babe..baru ditinggal sebentar aja sama daddymu, kok segitunya banget sih.. " Malika menggelengkan kepalanya sambil berdecak heran. Majikannya ini memang penderita fathers complex tingkat akut.

¤¤¤

Edsel meringis kesal saat melihat Sean temannya bercumbu tanpa malu di depannya, lebih tepatnya di dalam ruangan kantornya. Dengan geram dilemparinya kepala temannya itu dengan bolpoint, yang tadi sedang dipakainya untuk menandatangani berkas-berkas di atas mejanya.

" Auch..It's hurt bro.. " protes Sean sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa nyeri, setelah melepas tautan bibirnya dari bibir wanitanya.

" Get lost..and get your own room.. " usir Edsel geram. Temannya itu suka kehilangan akal jika sedang horny. Tak bisa melihat situasi dan kondisi dimana dia berada sekarang.

" Come on bro..chill out oke.. " balas Sean santai. Tangannya masih merangkul bahu wanitanya, sambil sesekali mencium pipi wanitanya.

" Kantorku bukan tempat untuk berbuat mesum, jerk.. " umpat Edsel kesal. Selalu saja begitu jika Sean mampir ke kantornya dengan membawa seorang wanita. Dia pasti mencumbui wanita bawaannya itu penuh nafsu, hingga lupa akan keberadaan Edsel, si pemilik ruangan.

Cinta Kita ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang