Festival budaya hampir dekat tapi kelas XI-1 belum juga mendapat ide akan menampilkan apa untuk tahun ini. Maunya sih maid cafe dengan Naruto yang akan jadi iconnya tapi malah sudah diambil oleh kelas lain. Cafe cosplayer juga sudah diambil lebih dulu oleh kakak kelas. Dan jadilah mereka uring-uringan mencari ide untuk festival tahun ini.
Suasana kelas hening karena semua anggota kelas sedang memikirkan apa yang akan mereka tampilkan. Sampai suara lenghuhan berhasil mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.
"Engghhh~"
Melihat siapa yang membuat suara sedikit ambigu itu wajah mereka memerah. 'Imutnya~' batin mereka kompak.
Naruto mengerutkan alisnya lalu mengangkat kepala dari lipatan tangan. Meregangkan tubuh yang terasa kkak, Naruto kemudian menguap kecil layaknya kucing. "Hooaamm~"
Membuat penghuni kelas harus menahan laju darah mereka kecuali Sasuke yang wajahnya hanya memerah ingat dia keturunan Uchiha berwajah datar.
Naruto mengedipkan matanya sekali menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
"Aku punya ide!" teriak Sakura mengagetkan mereka yang tengah memandangi keimutan Naruto.
"Peace." kata Sakura menunjukkan kedua jarinya-pose peace-saat melihat tatapan tajam teman sekelasnya terutama laki-laki.
"Kau bilang kau punya ide, Sakura. Apa idemu?" tanya Neji selaku ketua kelas.
"Yap yap. Aku punya ide. Bagaimana kalau kita buat pementasan drama?"
"Drama?" beo teman sekelasnya yang lain kecuali Naruto yang kembali tertidur di bahu Gaara, membuat pemuda bermata panda memerah mengabaikan si rambut raven yang cemburu.
"Yap! Drama. Kita buat drama saja untuk kelas kita. Temanya sleeping beauty, bagaimana?"
Semua penghuni kelas memikirkan usul Sakura kecuali Gaara yang sibuk menenangkan debaran jantungnya karena Naruto bersandar dibahunya. "Idemu boleh juga." Neji menganggukkan kepalanya lalu menatap teman sekelasnya.
"Bagaimana kalian setuju?"
"Setuju!" teriak semua membuat Naruto kaget terjungkang kebelakang karena dia duduk di bangku paling pojok dekat jendela.
Mendengar suara benturan keras siswa kelas XI-1 menoleh kebelakang melihat Naruto yang mengelus kepala dan bokongnya yang sakit.
"Mou~ kenapa kalian berteriak sih? Aku kan jadi tidak bisa tidur, ttebayou!"
Melihat kemanisan dan keimutan Naruto mereka jadi gemas. "Maaf ya, Naru-chan~" kata mereka kompak.
"Hmmph." Naruto memalingkan wajahnya ngambek.
"Bagaimana kalau yang jadi sleeping beauty-nya Naruto?" sahut Lee semangat.
Mendengar usulan Lee, Neji mengangguk. "Boleh juga. Lalu siapa yang akan jadi pangerannya?"
"Tentu saja Sasuke-kun." teriak Sakura semangat berharap otp favoritnya melakukan kissing.
"Aku tidak setuju! Itachi senpai saja." timpali Ino.
"Lebih cocok Sasuke-kun yang jadi pangerannya, Piggy."
"Itachi senpai lebih maskulin."
"Sasuke-kun lebih cool."
"Itachi senpai lebih tampan jidat."
"Lebih tampan Sasuke-kun piggy!"
"Itachi-senpai!"
"Sasuke-kun!"
Sakura dan Ino saling mendeathglare dan mengadukan dahi mereka berdua. Naruto yang mendengar perdebatan itu sontak wajahnya memanas membuat Sasuke menyeringai jahil melirik si Pirang yang langsung mendengus kesal.
Neji menghela napas melihat kedua gadis fujoshi yang masih saling mendeathglare. "Tidak usah bertengkar. Lagipula yang cocok jadi pangeran Naruto hanya aku." kata Neji bangga mengibaskan rambut coklat panjangnya.
"Huuuu...Huuu. " sorak semua siswa dikelas.
"Baiklan,bagaimana kalau kita buat undian? Jadi semuanya bisa adil."
Semuanya mengangguk lalu mulai maju kedepan satu persatu memgambil kertas kecil dari kotak didepan kelas. Dan ternyata yang mendapat peran pangeran adalah Sasuke Uchiha. Si raven langsung menyeringai tipis sambil memperhatikan Naruto, seringainya mengembang saat Naruto menoleh padanya.
Naruto yang melihat seringai itu entah kenapa langsung merinding.
𓏸 .ᣞ𖧷ᣞ. to be continue .ᣞ𖧷ᣞ. 𓏸
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐇𝐄𝐑𝐎𝐌𝐎𝐍𝐄 • naruto fanfiction
Humor©peachnasty status : complete ー ❛ susah jadi orang cakep. banyak yang naksir, hng... ❜