6 Juni XXXX
Hari ini adalah hari pertama untuk Aidan serta Attariq bersekolah di sekolah dasar milik ayah Aidan. Mereka berdua sedang bersiap - siap bersama di rumah masing - masing.
Attariq memasang wajah datarnya, ketika dia harus bertemu dengan ayah dan ibunya di ruang makan. Dia melenggang pergi dan menuju rumah Aidan dengan tas kebesarannya.
"Nak, kamu ga mau sarapan sama mama ?" Tanya Alena pada Attariq.
"Engga sebelum mama bilang, bakal ngasi dede buat Attariq." Ucap Attariq dengan tatapan tajam.
"Astaga nak, mama mana bisa ngasi ade langsung buat kamu sayang.." ucap Alena menjelaskan dengan lembut.
"Mama nih ya, dede bayi kan katanya di download. Papa yang bilang, tinggal download aja pake leptop mama." Attariq kecil menatap Alena tajam.
"Akmal goblok.." lirih Alena lelah.
"Iya nanti mama download nak, ayo sini makan." Attariq akhirnya memberikan cengiran khasnya dan langsung melenggang menuju keluar rumah.
"Lho ? Kok keluar Riq ?" Tanya Akmal bingung.
"Kan waktu itu papa bilang, kalo mama papa beduaan Attariq ga boleh ganggu. Yaudah Attariq sama bunda Athena aja." Ucap Attariq polos. Tatapan tajam Alena kerahkan menuju suaminya.
"Biar adenya cepet cepet ke download.." ucapan akhir Attariq menjadi sapaan pagi keluarga itu.
"Salah apa aku ya tuhan. Suami sama anak sama sama sakti begini," lirih Alena sambil berkacak pinggang.
"Aku denger loh ma," Akmal menatap sebal Alena.
"Bagus kalo denger, malam ini tidur luar kamu." Alena berucap dengan tajam. Sedangkan Akmal hanya pasrah mendengarnya.
***
"Bunda, bunda. Aidan dah bisa mandi sendiri dong. Hebat kan ??" Ucap Aidan dengan bangga. Athena hanya tersenyum manis melihat anak lelakinya ini.
"Kamu tuh, paling hebat menurut bunda." Ucap Athena sambil mencium pipi Aidan.
"Bunda, jangan cium Aidan dong. Aidan kan dah besar, mau jadi super hero, masa masih di cium bunda sih." Ucap Aidan sebal. Sedangkan Rendra yang mendengar itu hanya terkekeh geli.
"Kamu mau jadi super hero dan ?" Tanya Rendra yang diangguki Aidan dengan semangat.
"Kamu mau nyelamatin siapa emang ?" Athena menyela percakapan ayah dan anak ini.
"Aidan mau nyelamatin, cewe cantik kaya bunda." Ucapan Aidan sukses membuat Athena terkejut.
"Eh ? Kamu tau dari mana cewe cantik ?" Tanya Athena galak. Aidan hanya menatapnya dengan tatapan polos.
"Aidan, tau dari ayah. Ayah suka nunjukin ke Aidan pas lagi jalan - jalan." Aidan berucap dengan polos. Sedangkan Rendra hanya menatapnya dengan mata membulat.
"APAH ?!" Tanya Athena kaget sekaligus marah.
"Siaga satu, siaga satu. Monster bunda akan keluar. Aidan harus lari, siaga satu." Ucap Aidan dengan tangan yang dia gunakan sebagai walkytalky. Athena yang mendengar itu lantas membulatkan matanya.
"Apa kamu bilang dan ?" Athena hendak menyeburkan amarahnya pada Aidan. Namun kedatangan seseorang menginterupsinya.
"HALO ATTARIQ DISINI. APAKAH BUNDA DISANA ??" Teriaknya dari tengah rumah. Memang, Attariq menganggap keluarga Aidan adalah keluarganya juga, sehingga sudah biasa baginya berteriak - teriak seperti ini di rumah keluarga Rajendra.
"HALO ATTARIQ, BUNDA DISINI. APAKAH ATTARIQ INGIN BERANGKAT BERSAMA ?" Athena membalas berteriak. Attariq langsung berlari menuju kearahnya.
"Halo bunda cantik.." ucap Attariq sambil mengedipkan sebelah matanya genit.
"Halo anak bunda yang ganteng.." ucap Athena sambil tersipu malu - malu. Athena selalu berakting dengan Attariq dan Aidan. Seperti yang dia lakoni saat ini.
"Anak bunda tuh cuma Aidan." Ucap Aidan merajuk.
"Enak aja, ini bunda Attariq ya." Ucap Attariq tengil.
"Enggak.." ucap Aidan dengan tatapan marah.
"Iya.." Attariq tetap mengusili Aidan yang hendak menangis.
"Ini juga ayah Attariq," sambungnya sambil memeluk Rendra. Rendra yang mengerti maksud Attariq hanya memeluk Attariq balik.
"HUAAA BUNDAAA.." Tangis Aidan akhirnya pecah. Attariq hanya menatapnya geli.
"Gitu aja nangis," ucap Attariq sambil beranjak mendekat ke Aidan.
"Bunda, hiks.. hiks.." Aidan tetap menangis seengukan.
"Cup cup sayang, bunda becanda kok.." Athena hanya terkekeh melihat aksi protektiv anaknya ini.
Sarapan ini, di penuhi dengan drama dari Attariq maupun Aidan yang sama - sama tak mau mengalah. Hingga akhirnya, Rendra menginterupsi untuk berangkat ke sekolah baru mereka.
***
'Bugh'
Aidan menutup pintu mobil dengan pelan. Attariq sudah menunggunya untuk turun dari mobil. Aidan masih sedikit marah dengan Attariq, dan dia hanya melenggang pergi meninggalkan Attariq.
"Aidan, tunggu dong." Ucap Attariq dengan berlari - lari kecil. Aidan hanya menganggapnya angin lalu dan pergi meninggalkan Attariq sendirian.
"Aidan.." lirih Attariq karena ditinggalkan. Attariq merasa sangat ketakutan jika ditinggalkan Aidan.
Aidan yang mendengar lirihan Attariq hanya mengacuhkannya sejenak. Setelah beberapa langkah, dia langsung menatap kearah Attariq yang sedang menangis seengukan.
Aidan lantas menghampirinya dan memegang tangan Attariq pelan. Attariq yang merasa ada yang memegangnya langsung menatap kearah mata si pemegang.
"Makanya, jangan usil kalo ga mau ditinggalin. Dasar cengeng." Ucap Aidan sambil menariknya menuju kedalam sekolah baru mereka.
Aidan dan Attariq tak ditemani kedua orang tua mereka lagi. Karena, menurut orang tua mereka. Lebih baik melatih kemandirian mereka berdua sejak dini.
Hari pertama itu pula, hari dimana Aidan dan Attariq menjadi sahabat dekat. Walaupun sikap Attariq dan Aidan yang sangat berbanding terbalik.
Namun, persahabat tetap terjalin dengan indahnya. Melewati suka duka bersama hingga tua nanti.
Bersambung..
***
YOU ARE READING
Airiq
HumorAiriq, dimana ketika Aidan bertemu Attariq. Hanya sebuah kisah yang diangkat dari persahabatan yang menyenangkan. Attariq, Badboy tapi takut banci. Aidan, anak bunda tapi. malah suka panahan.