satu

4.9K 496 147
                                    

"Aa.. Aa Jinan!!" Teriakan menggelegar itu membuat Jinan menghentikan aktifitas membersihkan motornya, tak lama seorang gadis keluar dengan handuk yang masih Ia gantungkan di lehernya.

"Aa, berangkatnya bareng ya!" Ucap sang adik sambil mengucek-ngucek matanya,

"Iya! Iya, udah kamu mandi aja dulu sana. Aa masih bersihin si Cuupi dulu." Jawab Jinan tanpa menghentikkan aktifitasnya.

"Yee.. mandi aja belum udah mandiin anak~" Ejek Vian, adiknya yang langsung melesat pergi ke dalam rumahnya.

"Yeuu.. dasar" Gerutu Jinan sambil menggelengkan kepalanya.

Tak lama, akhirnya Ia menyelesaikan aktifitasnya. Ia tersenyum bangga melihat hasil karya yang Ia buat sejak tadi pagi, baru saja Ia hendak masuk kedalam rumahnya sambil membawa ember berisi air dan lap yang Ia gunakan tadi. Tiba-tiba sang Tuan rumah keluar dengan pakaian yang sudah rapi.

"Aa.. Rajin banget~"

"Eh Ayah? Udah mau berangkat Yah? Masih pagi loh?" Tanya Jinan sambil tersenyum dan menyimpan kembali ember yang sudah Ia bawa tadi.

"Iya nih A, Ayah mau pergi ke luar kota, jadi harus berangkat pagi. Kamu habis bersihin si Cuupi lagi?" Tanya sang Ayah, Jinan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ayahnya menggelengkan kepalanya,

"Perasaan baru kemarin Ayah liat kamu bersihin tuh motor, sayang banget ya A?" Goda Ayahnya, sedangkan Jinan hanya tertawa malu. Sebenarnya tentu saja Ia sangat menyayangi motor itu karena motor yang Ia beri nama Cuupi ini adalah hadiah ulangtahunnya dari Sang kedua orangtua, tepat saat dirinya menginjak umur 17 tahun. Jadi tak heran jika Ia begitu menyayangi motornya.

"Mobil Ayah gak sekalian?"

.

.

.

.

.

.

Jinan terdiam sejenak, membuat sang Kepala keluarga tertawa renyah "Ayah bercanda doang Aa.." Ujarnya,

"Ya sudah Ayah berangkat ya," Pamit sang Ayah,

"Iya Yah, hati-hati ya.." Jawab Jinan sambil menyalami Ayahnya, melihat Ayahnya yang akan memasuki mobilnya. Jinan kemudian masuk kedalam rumah sambil membawa ember tadi.





"AA.. AMBILIN KUNCI MOBIL AYAH DIMEJA!!!" Baru saja Jinan membungkuk menyimpan ember tersebut di kamar mandi rumahnya, teriakan sang Ayah yang ternyata belum berangkat membuatnya terdiam sekejap. Tapi sebagai anak yang baik, Jinan pun menuruti permintaan Ayahnya.



SKIP

Jinan memarkirkan motornya dengan hati-hati, namun Ia tersentak saat adiknya turun dengan gragas. "A.. Adek duluan ya! Ih Aa sih, jadi telat kan!!" Kesal Vian kemudian berlari meninggalkan Jinan yang masih mematung karena ucapan adiknya.

Apa tadi? Karena dia?

Astaga, apa gadis itu tak berkaca? Tadi, Ia kira Vian mandi lebih dulu darinya, ternyata gadis itu malah mendengarkan musik dengan earphone nya dikamar.

Tapi untungnya pria yang tingginya hampir sama dengan adiknya itu sudah kebal menghadapi adiknya yang tak tau diri. Jinan pun meletakkan helmnya di kaca spion Cuupi. Ia kemudian berjalan menuju kelasnya, tapi baru saja Ia hendak menaiki tangga. Matanya menangkap segerombolan pria yang tengah duduk di tangga, menghalangi jalan.

"HAHAHA ANJIR.. BOHAY!"

"EE.. LUCU YA YANG ITU!"

"UUTUTUTT.. DEDE EMESHHH~"

"Astagfirullah!" Semuanya seketika langsung tersadar dari pemandangan di hadapan mereka,

"Kalian tuh ngomongin apasih?" Tanya Jinan sambil menggelengkan kepalanya

"Ini Nan, liat deh calon adik kelas kita.. EHEH.. BAROHAY" Heboh pria berwajah aneh itu sambil menunjuk-nunjuk gerombolan anak SMP yang sedang menjalani masa orientasi nya.

"EEEE... TUH BOCAH TELAT APA BEGIMANA? YAYA... DEDE EMESH KENA HUKUM"

"BAH.. JAEBUM JANGAN GALAK-GALAK ANJIR, NGALUS LO KALO GAK LAGI DI LAPANGAN JUGA!!" Teriak Hanbin, namun untungnya tak terdengar sampai ke lapangan.

"Eh tapi, itu bocah kok lucu gitu ya? Gue gas lah.."

"Eh.. Kagak-kagak, itu dari awal masuk lapangan udah gue incer tuh" Protes June

"Masyallah tobat kalian, udah mau puasa nih!" Ucap Jinan mencoba untuk menghadang pandangan mereka.

"Nan awas Nan.. itu pacar gue mau dihukum apan? Gue penasaran" Protes Bobby

"Iya lo ahh.. Ganggu aja!" Kesal Donghyuk

"ASTAGFIRULLAH!! Cewek yang mana sih hah? Mau gue ceramahin biar pake baju gak ketat nanti!"

"Engga Nan, yang ini lucu Nan Imut!! Duh kok aing malah dugeun dugeun.." Lebay Hanbin

"Tuh.. Tuh.. yang dikuncir delapan.." Tunjuk Bobby

"Semua juga delapan bego" June menoyor kepala Bobby yang duduk tepat didepannya. "Tuh.. Yang pake nametag 'Sumineng' " Jawab June.

'LHO??... LOH.. LOH!!' Jinan tertegun.. Sumineng? Perasan namanya sama kayak yang Ia tuliskan di nametag adiknya kemarin, kemudian menoleh ke arah lapangan. Begitupun Yoyo yang tadi tengah memainkan ponselnya.

"BAH?!! SI CURUT SEKOLAH DISINI JUGA NAN?" Semuanya menoleh pada Yoyo,

"Nape lu pada liatin gue?" Tanya Yoyo

"Lo kenal tuh bocah Yo?" Tanya Donghyuk

"Lah lo pada gak tau ya? Dia kan adik Jinan" Jawab Yoyo polos, 

"Lah lo pada gak tau ya? Dia kan adik Jinan" Jawab Yoyo polos, 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seketika mereka langsung menatap wajah Jinan yang kini berubah menjadi horor.



TBC

haloo.. ya gue tau, garing banget tapi gue lagi seneng bikin story castnya Jinan. Lucu juga kalo Jinan jadi Aa yang emang mukanya kalo jadi abang tuh gemesin:v 

Aa Jinan [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang