"Sssttt tenanglah aku disini".Seakan sadar posisinya. Yoongi beranjak berdiri menatap tajam Jimin, jemarinya sibuk membersihkan sisa air mata yang mengalir di pipinya.
"Yoongi-ah, kami semua tak bermaksut seperti itu, kami hanya belum terbiasa. Jadi kau jangan terbawa emosi. Kami semua mengerti keadaanmu".
Bohong jika Yoongi akan dengan mudah percaya pada namja didepannya. Ia belum mengenal betul apa hubungan namja ini dengan hyungnya. Ia sungguh penasaran, tapi egonya menutupi semuanya. Ia bahkan tak berniat untuk bertanya.
"Dulu aku dan hyungmu memang sahabat dekat". Yoongi masih menatap tajam Jimin dengan tatapan datar menyembunyikan hatinya yang saat ini was-was.
"Apa kalian berpacaran". Yoongi merutuki kebodohannya. Seharusnya ia tak mengajak namja ini berbicara, seharusnya ia acuh padanya.
Well. Jimin tersenyum menyeringai. Sulit untuk diartikan apa maskut dari senyumnya.
"Apa kau tertarik untuk mengetahuinya hmmmm". Bisikan Jimin membuat Suga begidik ngeri. Hembusan nafas Jimin di perpotongan lehernya membuatnya merinding.
3 langkah Yoongi mundur kebelakang menghindari kontak fisik dengan Jimin.
"Sebenarnya ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu". Langkah Jimin semakin mendekat membuat Yoongi terpojok.
Yoongi hanya terdiam begitu tubuh kekar itu sedikit menghalangi didepannya. "Apa Suga memberikanmu sebuah surat?".
Yoongi hanya menggeleng.
"Benarkah". Kini ia mengangguk.
"Hmm baiklah, sekarang kembalilah ke kelas. Sebentar lagi bel". Yoongi mempercepat langkahnya meninggalkan Jimin yang masih tersenyum memandangnya.
Surat?...
Surat apa?
Apa itu penting?
Apa hubungannya surat itu dengan aku dan hyung, kenapa namja itu tau?.
Benarkah mereka hanya bersahabat?.
Pertanyaan itu terngiang di kepala Yoongi, tatapannya memang fokus pada buku tulis degan tangan yang masih mencatat, tetapi otaknya berkeliaran entah kemana.
Skip
Setelah pulang sekolah Yoongi berbaring melepas lelah di single bed milik hyungnya. Ia masih menerawang perkataan Jimin tadi siang.
Segera ia bangkit untuk berganti pakaian. Setelahnya ia berdiri menatap sekeliling. Membuka beberapa lemari mengobrak-abrik segala isinya. Sungguh ia pikir, ia akan menemukan surat yang sedari tadi ia pikirkan di kamar hyungnya, namun nihil hampir satu jam ia mengobrak-abrik seluruh barang hyungnya, tapi tak ada satupun surat seperti yang dimaksut Jimin.
"Yoongi-ah, keluarlah ayo kita berpesta". Teriak sang appa dari balik pintu. Yoongi menurut dan turun ke lantai satu dan menemukan ke enam namja yang sudah membuat harinya terasa menyebalkan.
"Kemarilah". Tuan Min memanggil Yoongi yang membeku ditengah anak tangga.
"Kenapa mereka disini". Yoongi berdiri menatap tajam ke arah semua orang.
"Kita akan merayakan kedatanganmu, mereka adalah teman-teman hyungmu, jadi mereka juga temanmu". Cicit sang appa panjang lebar.
"Tak usah, aku juga tak butuh mereka". Yoongi membalikkan tubuhnya berniat untuk kembali ke kamar. Namun niatnya urung tatkala sang appa menariknya menuju halaman belakang. Ke enam namja itu hanya tersenyum melihat tingkah appa Yoongi yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Bother (Minyoon)
Fanfictionperasaan berat sebelah.. aku menyukaimu.. yah! memang kau menyukaiku, tapi menyukai diriku yang lain.. myg - pjm - kth bl loves ( yaoi )