Senin pagi yang sejuk di tambah sedikit rintikan air hujan yang membasahi bumi. Kecil, namun cukup untuk membuat Dewi mengeratkan Jaket yang Ia pakai untuk melindungi diri dari dinginnya udara pagi hari ini
Satu minggu telah di jalani Dewi sekolah di SMAN 1 Cisuka dengan kurang bersemangat, karena yang menjadi penyemangatnya untuk bersekolah di SMA itu telah pergi. Ya, walaupun dirinya pergi untuk mewujudkan mimpinya, tapi tetap ada rasa perih dalam hatinya. Lalu untuk apa dia bersekolah di sini? Untuk apa dia berbulan-bulan belajar untuk masuk ke sekolah ini?
"Pokoknya gimanapun caranya, gue harus move on. Ya, Pokoknya harus move oonnn..!!" Tekadnya dalam hati
Dewi melangkahkan kaki di koridor sekolah untuk kembali ke kelas. Tanpa memperdulikan sekitar, Dewi melangkahkan kaki agak tergesa untuk masuk ke kelasnya mengingat waktu telah menunjukan pukul 07.00.
Sesampainya di kelas, Ia menduduki bangku dengan Zahra yang sudah ada di bangku itu sedari tadi.
"Muka lu kenapa Wi? Tumben banget cerah benderang, padahal kemaren Lo ampir aja nyaingin ayam tetangga gue yang suka bengong."
"Udah deh Ra, Lo ngga usah ledekin gue, hati gue sekarang lagi dalam tahap perelaan, mending Lo do'ain ke, atau suport ke, jajanin ke, apa ke"
"Yeeeeeyyy.. itu mah maunya.. perelaan? Maksudnya?"
"Iyah, gue udah bertekad untuk move on dari yang namanya 'yusuf', pokoknya gue harus bisa, dan gue yakin gue pasti bisa" ucapnya percaya diri..
"Ah elaahh.. kirain apaan, lagian Lo kemaren masih aja mikirin tuh cowo. Nih ya, cowo itu aja belom tentu mikirin Lo, Lo yang dengan begonya mau aja mikirin orang itu. Hemmm.. kalo gue sih mendingan cari lagi yang lain, masih banyak tuh yang ganteng, yaaa walaupun ga ada yang seganteng Lee Min Ho sih"
"Haddeuuhhh.. hayalan Lo ketinggian Ceu. Mana ada yang mirip sama Lee Min Ho mau sama Lo.."Dewi terbahak
"Ah elah, ya kali aja Wi, harapan itu masih akan tetap ada. Gue yakin kalo gue berusaha buat dapetin orang yang gantengnya kaya Lee Min Ho, gue pasti dapetin. Gue percaya, kerja keras itu tak akan pernah menghianati hasil"
"Aduuhh.. si euceu bisa aja ceramahnya. Iya deh iyaaa.. biar Lo seneng" merekapun terkekeh.
Candaan mereka terhenti ketika Bu Amel masuk ke dalam ruangan dan memulai pelajaran Matematika yang ia ajarkan
...........
Bel pulang sekolah pun terdengar nyaring dan suara merdu siapapun di dunia ini tak akan pernah menandingi suara bel itu, iya karena setiap siswa sekolah pasti akan menanti bel itu berding. Gemuruh kelas seluruh murid pun terdengar di seluruh penjuru sekolah
Dewi melangkahkan kaki dengan Zahra ke kelas Ana dan Aisyah, karena mereka sudah berjanji untuk pulang bersama untuk berkumpul dulu sebelum puang ke rumah masing masing seperti biasanya.
"Wi, Ra, maaf ni hari ini gue ga bisa ikut kalian, gue baru di sms abi buat pulang cepet soalnya sodara gue ada yang dateng ke rumah. Umi lagi nggak ada, jadi gue di suruh pulang" Ucap Aisyah ketika baru saja kaki Dewi dan Zahra sampai dikelas Ana dan Aisyah
"Gue juga nggak bisa deh hari ini, soalnya adek gue sakit, mau bantu-bantu Mama juga. Maaf ya" Ucap Ana
"Oh gitu, yaudah deh nggak papa, besok lagi aja kita jalan-jalan barengnya" Ucap Dewi
"Yaudah. Maaf ya.. gue pulang duluan Assalamu'alaikum.." Aisyah Pamit
"Gue juga ya.. Assalamu'alaikum.."
"Iya, Wa'alaikumsalam" Dewi dan Zahra menjawab
"Jadi kita pulang langsung aja ni ya?" Tanya Dewi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah dan Cinta yang harus di relakan
SpiritualitéDewi seorang gadis biasa yang pernah berbuat dosa dengan menjalani "pacaran" hingga akhirnya dia tersadar dan mungkin mendapat hidayah Allah yang membuat dirinya harus memilih antara "cinta" atau "hijrah"