3

52 10 0
                                    

Deg! Kak Kevin!

Astaga! bisa-bisanya nabrak kak kevin!

"eh.. emm m..maaf kak" kataku sambil tertunduk malu.

'Aduuhh.. malu gilak! bisa-bisanya.' batinku sambil meringis.

Pandanganku teralihkan ke arah tanganku yang masih digenggam oleh tangan kekarnya. Pipiku jadi memanas dan aku yakin sudah memerah sekarang.

Spontan aku menarik tanganku hingga terlepas dari genggamannya.

"mm.. makasih kak, udah nolongin tadi. Permisii.. "

Aku langsung saja nyelonong pergi. Sabodo dia mau ngapain.

Sampai di lantai tiga aku berhenti sejenak untuk menetralkan detak jantungku. Rasanya jantungku mau loncat saja dari tempatnya.

" tarik nafaaass.. keluarkaan.. tarik nafaass.. keluarkan.. "

Aduuuuhh semerah apa wajahku tadi. Apa dia liat wajahku yang merah? nggak, nggak! jangan sampek dia liat, bisa turun harga diriku.

Oh, wait! dimana temen temen ku? Aku celingak-celinguk sendiri mencari mereka. Jangan-jangan masih tertinggal disana? Tungguin disini aja lah, males amat harus turun lagi.

Tidak lama kemudian teman-temanku muncul dari tangga.

" Woy Aileen!!" suara Bianca terdengar.

"Yee langsung kabur aja! Yang ada tuh pelaku tabrak lari yang kabur, eh ini korbannya yang kabur! " omel Bianca dengan muka tidak selow-nya.

" Yekali tabrak lari" timpal Isha memutar bola matanya.

"malu tauk! untung aja tadi ga ada yang liat" timpalku sambil mengikuti mereka.

" ada kok"

"hah?! siapa?! " oke, mungkin terlalu histeris, tapi aku benar-benar takut ada yang melihat kejadian tadi. Aku tidak mau menjadi bahan gosip di sekolah ini. Apalagi cewek-cewek alay itu.

" kita" jawab Lia dengan santainya sambil melemparkan cengiran yang malah bikin aku pengen nabok mukanya. Aku menghela napasku lega.

" huuh.. kalo kalian mah gapapa.. "

" eh, tapi tadi kan Kak Kevin jalan bareng temennya, berarti yang liat bukan cuma kita. " Daiva menambahi.

Seketika aku membulatkan mataku. Iya juga, tadi aku liat dia sama temennya. Aku menepuk jidatku.

" mati gue! "

" mati sendiri aja mbak, gausah ngajak-ngajak."

"Ca! gue bunuh baru tau rasa lo! " Bianca yang mendengar ancamanku malah terkekeh sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk peace.

" Udah, sana masuk kelas! Abis ini pak wahyu kan? telat masuk mati beneran lo" kata Lia.

Aku baru tersadar ternyata dari tadi kami sudah sampai di depan kelasku.

Aku menepuk jidatku.

"oh iya! abis ini pelajarannya pak wahyu ku sayang"

"iyuh, Aileen sukanya sama bapak-bapak" Aku langsung memelototi Bianca. 'Ini anak hari ini doyan banget sih ngegodain gue.'

"yaudah, ke kelas yuk, Va! baay temen temenku sayaangg, muach! " Aku melambaikan tangan kepada mereka dan segera masuk ke dalam kelas.

~~

Kevin POV

~~

huuhh.. fisika lagi fisika lagi.. gue heran deh, kenapa fisika harus diajarin di sekolah. lagian fisika juga ga mungkin dipake dalam kehidupan sehari-hari kan?

(Im)perfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang