10

35 6 0
                                    

Selamat pagi..

Bagian baru lagi ya meskipun yang baca masih sedikit tapi tak apa..
(sok tegar padahal sedih 😥😭).

Ya udah lanjut aja enjoy it.

_______

"Kak, berhenti hahh hahh. cukup aku udah ngak kuat" seru heiden sambil berjongkok menstabilkan napasnya karena capek terus berlari. Sementara orang yang disuruh berhenti malah tertawa sambil duduk menopang tubuhnya diatas rumput. Kemudian bangkit kembali mendekati adiknya.

"Nih" dia menyerahkan sebungkus coklat yang tadi diambil paksa dari tangan heiden yang kemudian sontak membuat heiden mengejarnya hingga ke taman kompleks.

"Gimana sih, gitu aja capek. Belum juga disuruh lari keliling lapangan basket lima puluh kali." Heiden tidak menjawab ia terlalu lelah untuk meladeni kakaknya.
Andy yang merasa kasihan menarik tangan gadis mungil tersebut untuk berbaring di atas rumput bersamanya. Heiden pun menurut dengan membawa lengan sang kakak sebagai bantalannya.

Deru nafas teratur terdengar dari keduanya. Heiden memejamkan matanya menikmati desiran lembut udara senja yang menerpa wajahnya. Begitu juga dengan andy ikut memejamkan matanya menikmati senja sore bersama sang adik dengan senyum yang terlukis indah di wajahnya.

Sunyi senyap hanya gesekan daun saling bersentuhan oleh angin yang terdengar. Sampai akhirnya raut wajah heiden berubah murung dan gelisah. Ada rasa penasaran begitu membuncah dalam hatinya berharap terpecahkan, serta ingatan-ingatan tentang perkataan kakaknya tempo hari terus berputar di memorinya. Ingin rasanya ia menyampaikan apa yang menjadi beban pikirannya namun urung di lakukan karena masih ada keraguan dengan firasat nya. Sampai akhirnya dia benar-benar memantapkan tekadnya.

"Kak" heiden mengeluarkan suara masih dengan mata terpejam .

"Hmm" andy menanggapi dengan keadaan mata terpejam juga.

"Boleh aku bertanya"

"Apa" andy masih bergeming dengan posisinya. Hingga kemudian heiden membuka matanya dan memiringkan tubuhnya kearah sang kakak.

"Sebelumnya maaf." Heiden berhenti sejenak menarik nafas dalam dalam .

"Soal beberapa waktu lalu, maaf bukan sengaja aku menguping pembicaraan kakak dan mama, tapi..." sontak andy membuka matanya namun tetap diam menyimak apa yang akan dikatakan adiknya kemudian.

"Tapi.. Itu jadi beban buat celine. Memang aku ngak denger semuanya. Tapi tetap aja itu bikin aku kepikiran terus."

"Sebenarnya ada apa dengan celine kak. Kenapa mama terlihat khawatir saat kakak bilang ingin memberitahu tentang eummm.. Yang kakak bilang itu."

"Maksudnya apa?". Andy menoleh sebentar dengan raut datar lalu kembali menatap langit seutas senyum terukir mencoba menyamarkan gugup yang tiba-tiba muncul.

"Kamu akan tau saat ulang tahun mu nanti"

"Ih.. Kok gitu sih. Kasih tau sekarang dong. Celine ngambek nih" racaunya seraya memanyunkan bibirnya.

"Eh Tumben pake celine. Biasanya juga aku kamu. Terus sok dimayun mayunin lagi bibirnya" goda andy mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Suka-suka celine lah. Kenapa sih tinggal jawab juga"

"Kenapa kamu ingin tau emmmm" sergah andy kembali sambil menjawil gemas hidung sang adik.

"Ya penasaran aja."

HEIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang