Seulgi's POV
Jimin menarik tanganku, membawaku menjauh dari Taehyung dan juga Hanbin. Dua orang yang selama ini dekat denganku. Dua orang yang juga kusayangi. Sekarang, entah kenapa rasanya ada jarak di antara kami. Mungkin, jika aku tak salah, karena pria inilah semuanya berubah. Juga raut sedih diwajah Taehyung, kurasa karena dia juga. Aku masih mengikuti kemana ia membawaku, sampai pada akhirnya langkahku terhenti. Aku melepas paksa tanganku yang digenggamnya.
"Wae?" tanya nya berbalik.
Mataku yang sembab masih terasa panas. Sepanjang perjalanan aku hanya memikirkan Taehyung. "Aku harus kembali kesana. Aku harus memastikan kalau Taehyung baik-baik saja." ucapku tergesa lalu berbalik. Saat hendak meninggalkannya, pria itu menahanku.
"Waeyo?" tanyaku.
"Kajima," ucapnya. (Jangan pergi).
"Kumohon." ia menatapku.
"Aniya. Aku harus pergi." Ia lagi-lagi menarik tanganku.
"Apa lagi?" tanyaku.
"Jangan pergi." Ia menatapku lekat. "Bagaimana jika Taehyung terluka?" aku mulai kesal. "Bagaimana jika aku yang terluka?" Ucapnya dengan suara berat. Maniknya menatapku lekat. "Untuk sekarang, aku ingin menemuinya. Aku ingin memastikan keadaannya. Jangan menahanku. Kumohon." pintaku.
"Sekalipun itu Taehyung. Kumohon jangan pergi Seulgi.."
"Wae?" tanyaku lagi. Ia tediam sejenak.
"Tetaplah disini, bersamaku."
"Aku tidak bisa." jawabku. Lalu Ia terdiam. "Jangan pergi." nadanya melemah. Ia masih berusaha menahanku. "Aku harus menemuinya. Lepas Jimin. Kumohon." air mataku mengalir, entah kenapa. "Tak bisakah kau disini saja? Disampingku? Ada Hanbin disana."
"Sudah ku bilang aku ingin menemuinya." ucapku. "Tidak bisakah kau mengerti jika aku juga membutuhkanmu?" Jimin menatapku tajam.
"Taehyung lebih membutuhkanku sekarang!" Ucapanku membuat matanya perlahan meredup. Genggaman tangannya perlahan mengendor, hingga akhirnya tangan hangat itu benar-benar terlepas. Ia lalu menatapku.
"Just go. Then we will break up."
Aku terdiam merasakan tubuhku yang mulai bergetar. Setetes air mataku jatuh lagi. "Apa kau memang selalu seperti ini? Mengakhiri semuanya tanpa pernah berpikir terlebih dahulu?!" tanyaku.
"Pergilah. Kau bilang ingin menemuinya." Ia lalu berbalik dan berjalan meniggalkan ku. Seketika, tubuhku luruh menatap punggungnya yang kini menjauh. Dan saat itu juga, aku kembali menangis.
***
Jimin's POV
-Practice room-
Entah kenapa aku ingin kesini. Yang kulakukan sekarang yaitu tidur meringkuk dan memeluk lututku di lantai yang dingin. Mataku menatap pintu kayu diujung sana. Aku tidak tahu lagi apa yang sedang kupikirkan sekarang. Baru sejenak aku merasakan kebahagiaan, sedetik kemudian semuanya lenyap. Secepat itukah? Aku memejamkan mataku yang terasa mulai panas.
~Geunyang kkumeseo kkaen gotppuniya...~
Sontak mataku terbuka, lalu menangkap sosok Jungkook yang baru saja menutup pintu dan berjalan menghampiriku. Mataku beralih ke ponsel di tangannya, tepatnya ke lagu yang sedang diputarnya. Lagu One of This Nights.
Aku menghela nafas. Kenapa semua hal mengingatkanku padanya? "Kenapa kau mendengarkan lagu itu?"
Jungkook lalu menghempaskan tubuhnya ke lantai, "Tae-hyung yang merekomendasinya." Ujarnya yang membuatku terdiam. "Lagunya bagus,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deepest Dream
Фанфик[COMPLETED] Fiction. Seulmin as the main character. Kinda cheesy and sad at the same time, enjoy. #wattys2018 #1 ㅡ jiminseulgi (121218), ksg (110119) #5 ㅡ seulmin (211220) #6 ㅡ parkjimin (110518) #19 ㅡ seulgi (210518) #33 ㅡ redvelvet (210518) #102...