Tiga remaja itu sedang tiduran di bawah sebuah pohon rindang di taman dekat komplek rumah mereka. Matahari yang bersinar sangat terik siang itu membuat mereka kepanasan, keringetan dan kehausan.
Sebenarnya mereka bisa aja membeli minuman dingin di sebuah warung dekat situ, tapi apa daya semuanya kere.
"Eh, eh, eh," Sherepia, salah satu dari remaja-remaja labil itu, bersuara. Shere, panggilan akrabnya, adalah gadis berambut panjang sepunggung dan keturunan orang Batak. Jadi harap di maklum kalau dia bicara suka meledak-ledak dan berisik, nggak jauh beda seperti petasan di malam orang-orang sedang Tarawih.
"Apaan sih eh eh eh kayak suara orang lagi naena," balas Keisha. Keke, panggilan akrabnya, adalah seorang gadis berkacamata, tapi tetap kece seperti Harry Potter. Berbeda dengan Shere yang suka meledak-ledak, remaja yang satu ini tergolong manusia paling aneh di dunia karena tingkahnya yang diluar batas wajar. Namun, diantara mereka bertiga Keke adalah yang paling baik hati, dan kadang sombong.
"Wah kok lo tahu gimana suara orang naena sih?!" Shere memelototkan matanya pada Keke, masih dengan posisi tiduran. "Jangan-jangan lo suka ngintipin Bokap sama Nyokap lo ya? Oh, atau-" Shere menunjuk Keke dengan provokatif.
"Hush, jangan sembarangan lo kalo ngomong. Gue cuma asal ngomong aja!" Keke menepis tangan Sherepia dari wajahnya dengan kesal.
Lalu siapa satu lagi dari remaja-remaja itu?
Dia adalah Ayu, gadis keturunan Jawa yang kadang kelakuannya nggak seayu namanya. Contohnya saat ini, ketika kedua temannya sedang berdebat masalah suara orang naena, Ayu dengan isengnya meletakkan seekor belalang sembah diatas kepala Shere dan tentu saja membuat Shere menjerit kaget.
"Hahahaha!" Ayu tertawa keras saat Shere mengacak-acak rambut sambil duduk agar si belalang sembah pergi dari kepalanya.
"Wah sialan lu eek, lihat pembalasan gue ya!" Shere mulai melihat kanan-kiri mencari sesuatu untuk membalas perbuatan Ayu.
"Gue nggak takut wleeee," Ayu menjulurkan lidahnya keluar. Sedangkan Keisha yang duduk diantara mereka hanya memutar mata kesal, bosan dengan kedua temannya yang sering bertingkah seperti anak kecil.
"Guys udah udah!" lerai Keke sambil menutupi wajah kedua temannya dengan tangan.
Ayu dan Shere langsung berhenti bertengkar sambil menyingkirkan tangan Keke dari wajah mereka.
"Eh, ada yang baru pindahan tuh kayaknya!" tunjuk Ayu ke sebuah rumah yang telah lama kosong, namun saat ini ada sebuah truk memasuki halaman rumah itu. "Kesana yuk, kali aja ada cogan!" ajaknya sambil berdiri.
"Kuy lah!" Shere setuju dan langsung berdiri juga. Namun Keisha tampak tidak ingin pergi kesana. "Ayo Key!"
"Gue tuh cape sama kalian yang nggak henti-hentinya cari cogan, di sekolah kan banyak!" kata Keke.
"Kacamata lo udah harus ganti kayaknya Ke," kata Ayu. Keke hanya memutar mata.
"Ini seriusan!"
"Key, jangan bilang lo suka sama cowok di sekolah?" kata Shere yang lebih terdengar seperti pertanyaan. Keke hanya tersenyum masam. Melihat ekspresi wajah Keke yang mencurigakan Ayu dan Shere langsung berlutut didepan Keke dengan mata membelalak.
"Jadi bener? Siapa?"
"Wah kok lo bisa sih lihat cogan di sekolah sedangkan kita nggak?" tanya Shere dan Ayu bergantian.
"Sebenernya sih udah agak lama. Gue mau cerita, tapi takut kalian judge."
"Nggak akan Ke," kata Ayu mantap, diikuti anggukan dari Sherepia.
"Gue sebenernya suka ke...," Keke melihat bergantian kedua wajah temannya yang sangat penasaran, sampai mereka nggak sadar kalau sisi wajah satu sama lain saling menempel. "ke Ashton." kata Keke dengan sedikit berbisik saat menyebutkan nama crushnya.
Untuk sesaat baik Ayu maupun Sherepia nggak ada yang bersuara karena masih shock dengan pengakuan Keke. Namun pada menit selanjutnya, tawa mereka pecah seperti gelas kaca yang terjatuh ke lantai.
Dasar laknat.
Karena kesal Keke pun langsung bangkit dan pergi dari tempat itu, meninggalkan dua temannya yang masih terbahak-bahak sambil memegangi perut.
"Keke tunggu!" teriak Ayu. Dia dan Shere lalu berlari mengejar Keke. Tak lama kemudian mereka berdua telah berjalan di samping Keke. "Maaf ya Ke, kita nggak maksud ketawain lo kok. Setiap orang kan punya standar cakepnya masing-masing."
Keke hanya memutar mata.
"Iya Key, yang tadi itu cuma reflek." tambah Shere.
Reflek mata lu soek.
"Ya ya ya ya ya," jawab Keke masih kesal.
"Eh buset, lihat!" pekik Ayu sambil menunjuk ke rumah kosong yang baru akan di tempati itu.
Sontak Keke dan Shere langsung melihat kesana, dan ketiganya langsung berkata wow dengan kompak.
"Anjir, ganteng banget ngh."
"Nggak kuat, nggak kuat."
"Gue kok tiba-tiba mules."
Begitulah kata-kata mereka saat melihat---yang di duga---sang pemilik rumah yang sedang membayar para petugas pindahan.
Mereka bertiga langsung berlari mendekat lalu bersembunyi di balik tembok pagar agar bisa lebih jelas memandangi cogan itu. Cogan yang nyatanya sudah tidak lagi remaja, melainkan om-om.
"Eh, kok dia mau ya tempatin rumah yang udah lama kosong gitu?" tanya Ayu masih memerhatikan bagaimana cogan itu menurun-nurunkan barang dengan tangannya yang sangat berotot.
"Emang dia nggak takut kalau rumah itu ada setannya, atau apa gitu?" lanjut Ayu.
"Yaudah sih Yu, dia yang pindahan kenapa lu mempermasalahkan rumah itu?!" ketus Shere sambil melirik Ayu sinis, dan Ayu hanya memutar matanya.
"Udah ih berisik! Jangan sampe dia lihat ke arah sini karena keributan kalian!" lerai Keke dengan jengkel.
Mereka nggak tahu kalau cogan yang selanjutnya mereka kenal sebagai Om Calum itu, membuat mereka harus menjalani sesuatu yang tidak biasa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Calum
Fanfiction[Misteri] [Horor] [Komedi] Di rumah barunya, Calum nggak sengaja menemukan benda yang membuat dia kerasukan arwah yang ngebet ingin hidup kembali. Tiga remaja labil yang awalnya akan menjadi murid Calum ini, mau nggak mau harus membantu Calum mengel...