20. Hurt

226 11 0
                                    

Pagi ini kembali menjadi pagi yang spesial untukku. Karena hari ini Shin akan ikut menikmati sarapan pagi bersamaku.

Kali ini aku menyiapkan French Tost. Meski terdengar seperti menu biasa, tetapi yang sedikit berbeda dari yang lain. Yaitu aku menambahkan dengan sedikit bumbu cinta dan kasih sayang di dalamnya.

"Hehe".

Aku tersenyum setiap membayngkan reaksi Shin, saat memakan masakan buatanku.

Shin keluar dari kamarnya lengkap dengan setelan pakaian kantor. Dia benar-benar terlihat sangat keren.

Shin menghampiriku dan tersenyum hangat padaku.

"Selamat pagi Dizta".

"Pagi juga Shin".

Shin mengambil posisi duduk aku pun mengikutinya untuk duduk.

Melihat susasana seperti ini. Membuat perasaanku sedih. Mungkin suatu saat aku akan merindukan momen-momen seperti ini.

Kami memakan makanan kami dalam keheningan. Sebenarnya aku sangat tidak suka dengan suasana seperti ini. Tetapi aku yakin Shin tidak akan suka dengan kebisingan.

Setelah makan, aku mengambil piring kotor dan mencucinya. Shin membantuku membersihkan meja makan.

Aku dan Shin keluar dari apartemenku berbarengan. Dan lagi-lagi hanya kebisuan yang menemani kami.

Suara ponsel Shin membuyarkan suasana kebisuan ini.

"Yaa ada apa Sela". Ujar Shin pada seseorang di seberang sana.

Sela... Seperti nama seorang wanita. Apa mungkin??.

"Ahhh ada apa denganku. Kenapa aku berlebihan seperti ini". Batinku.

"Baiklah, aku akan segera kesana".

Shin mematikan ponselnya dan melirik sekilas pada ku.

"Ada apa??". Tanyaku padanya.

"Hanya masalah yang lumayan mendesak. Kalau begitu aku deluan ya Diz".

Setelah mengatakan hal tersebut. Shin meninggalkanku.

Sepertinya dia sangat terburu-buru. Karena dia terlihat berlari di koridor.

-

Saat ini aku merasa sesuatu yang tidak biasanya. Perasaan cemburu, setiap mengingat nama seseorang yang Shin sebut tadi.

Oke... aku akui kali ini memang aku terlihat berlebihan, tetapi ketahuilah aku begitu menyimpan harapan pada Shin.

Ahhh...!!! Sepertinya aku ingin mengirup udara segar.

Aku langsung mengambil ponselku dan mengirim pesan singkat pada Karin, untuk berjalan-jalan di taman sore ini.

Tak butuh lama, Karin langaung membalas pesanku.

By Karin : baiklah, bagaimana kalau sekalian lari sore???

Me : okey

-

Sesampainya di taman, aku memarkirkan mobilku terlebih dahulu. Dan mencari keberadaan Karin.

Saat ini aku menggunakan pakian olah raga ku lengkap dengan sepatunya. Yaa seperti janji kami yang ingin lari sore.

Warna langit begitu cerah, di tambah dengan hembusan angin yang begitu menenangkan. Membuat perasaanku damai.

"Dizta".

Seru Karin padaku. Karin melambaikan tangannya padaku dan aku langsung berlari menghampirinya.

"Kau sudah lama???". Tanya ku pada Karin.

"Tidak, baru saja".

"Wahhh tempat ini bagus Diz, kau memang pintar cari tempat".

"Tentu saja". Jawabku dengan angkuh.

Aku sering ke sini, sehingga tempat ini menjadi tempat favoritku.

"C'mon let's go!!!!". Teriak aku dan Karin riang.

Kami berlari-lari kecil mengelilingi taman bersama.

Hufttt... Semoga dengan ini aku bisa melenyapkan kegunduhan hatiku.

Aku berlari mendahului Karin dengan semangat dan memperhatikan sekitar taman.

Perhatianku tertuju pada pasangan yang sedang duduk di atas kursi taman. Yang lebih tepatnya mataku tertuju pada Shin.

Shin duduk bersama seorang wanita yang aku tidak kenal siapa dia.

Sela...!! Yaa mungkin memang dia lah orangnya.

Pemandangan ini sungguh membuat hati ku seakan-akan teriris.

Shin terlihat begitu nyaman mengobrol bersama wanita itu. Bahkan dia tertawa begitu bebasnya bersama dengannya. Dan hal itu tidak pernah terjadi saat Shin bersama ku.

"Diz, kok berhenti sih???".

Aku masih terpaku dengan pemandangan yang ada di depanku saat ini. Karin memegang pundakku dan mengikuti arah pandangku.

"Shin....!!! Bukankah itu Shin???". Karin tampak geram dengan pemandangan di hadapan kami saat ini.

Hampir saja Karin berniat menghampiri Shin. Tetapi aku berhasil menarik tangannya untuk menjauh dari tempat itu.

"Heiii kenapa kau menarik tanganku??? Seharusnya kau membiarkanku menemuinya!!!". Protes Karin padaku.

"Kau tidak boleh seperti itu Karin". Ujarku memperingatinya.

"Kenapa???? Apa yang salah??? Bukankah kalian sudah menikah??".

Kali ini Karin terlihat kesal padaku.

Aku mencoba untuk menenangkan Karin. Meski aku sendiri tidak yakin hatiku bisa tenang.

Aku mencoba menjelaskan kembali mengenai situasi pernikahan ku dengan Shin pada Karin.

"Kau lupa, kalau pernikahanku hanya lah sebuah perjanjian Karin".

Aku menarik nafasku dalam-dalam dan mencoba memberikan seulas senyuman pada Karin. Untuk menunjukkan padanya bahwa aku baik-baik saja.

"Jadi, apa kau akan membiarkannya begitu saja???".
Karin terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya. Karena nada suaranya mulai merendah.

"Tentu Karin, aku tidak boleh mengurusi masalah pribadinya. Dan aku rasa dia telah menemukan orang yang tepat".

Aku menundukkan kepalaku untuk menyembunyikan wajah menyedihkanku. Sungguh rasanya aku ingin menangis. Tetapi aku tidak boleh menunjukkannya di depan Karin. Aku takut dia akan merasa sedih juga dengan kondisiku.

Sepertinya Karin mengetahui dengan mudahnya perasanku saat ini. Dia langsung memelukku.

"Jangan ditahan Diz. menangislah sepuasmu".

Aku sungguh tidak tahan lagi. Air mataku pun jatuh begitu saja.

Aku menumpahkan seluruh kesedihanku dalam pelukan Karin. Rasanya hatiku benar-benar hancur saat ini.

Karin mengelus-elus punggungku untuk menenangkanku. Dan yaa hal itu membuatku merasa lebih baik.

Aku melepaskan pelukkan Karin dan duduk menghadapnya.

"Maaf Karin kalau aku terlihat lemah". Ujarku sambil membersihkan sisa-sisa air mataku.

Karin menatapku lekat dan memegang kedua pundakku.

"Tidak Dizta, semua orang akan merasakan hal yang sama jika menjadi dirimu. Dan kau juga tidak perlu ragu untuk menceritakan segala kesedihanmu padaku. Aku akan selalu ada jika kau membutuhkanku".

Karin menggenggam tanganku untuk memberikan kekuatan padaku.

Aku sungguh bersyukur saat ini. Karena ada Karin di dekatku, yang mampu menenangkanku sekaligus membuatku merasa lebih baik.

#Give your Comen't Readersss and Don't Forget to Vote me#

ヾ(@^▽^@)ノ

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang