Kembali

20 1 0
                                    

Senja itu terasa hangat, menemani kesendirian hati. Awan di langit tak enyahnya mengikuti setiap langkah kaki nan indah. Matahari setia pada siang, bulan setia pada malamnya, dan bintang tak enggan untuk terus menghiasi langit malam.

Liburan semester ini, Silvi menghabiskan waktunya dengan bersantai-santai di rumah. Silvi tipekal orang yang tak cukup rajin namun ia sangat bertanggungjawab.

"Vi, mama titip rumah yaa sayang."

"Siap mah."

"Hari ini kamu masak apa aja deh yg kamu suka. Uangnya mama simpan di atas meja ya. Mama dan bapak berangkat dulu, Assalamu'alaikum."

Silvi pun mencium tangan kedua orangtuanya. "Oke mah, pak, hati-hati di jalan ya. Wa'alaikumsalam."

Kring ..kring ..kringg
Tiba-tiba telpon masuk dari hpnya. "Halo, siapa?"
Hanya suara hening di sana, Silvi kebingungan tapi ia tak terlalu menghiraukannya.

Tak lama kemudian..
"Silvi?" pesan singkat masuk.
"Iya, siapa ini?" jawab Silvi.
"Kau tak mengenalku?"
"Kau saja tak menyantumkan nama, bagaimana aku mengenalmu?"
"Oh, iya. Aku Aigha Fahreza, vi. Ingat?"

Silvi memutar memori ingatannya. Sebenarnya ia sangat mengenal nama itu dan sampai kapanpun tak akan lupa. Namun, dalam lubuk hatinya Silvi enggan untuk mengenalnya lagi.

• • • •
"Ayo cepat Silvi, lari! Nanti kamu kena bolanya." seru Aigha sambil menahan temannya yang akan menendang bola.
"Iya, gha. Bawel banget sih ya," nada kesal.

Setelah tiba di kelas, tiba-tiba Aigha mencium kening Silvi.
"Aighaaaa ...apaan sih kamu!" Silvi memukul Aigha dengan buku dan Aigha pun berlari menjauhi Silvi sambil tertawa.
"Aighaaaa ..awas ya kamu!"

• • • •
"Aigha? Iya aku ingat. Ada apa? Mama lagi gak ada di rumah, mama udah berangkat kerja barusan."
"Syukurlah, mana mungkin kamu bisa lupa cowok seganteng aku. Iya kan?" Aigha mencoba menggoda.
"Apaan sih, gha," sinis Silvi.
"Aku gak nyari mama kok, aku lagi kangen sama kamu, kita kan sahabat sepuluh tahun yang lalu. Kamu juga pasti kangen kan, aku sibuk akhir-akhir ini. Saat aku pengen ngabarin, kamu ganti no." jelas Aigha.
"Oh, gitu. Terus kamu dapet no ku dari siapa?
"Ada aja. Haha."

Oh Tuhan, kenapa dia harus kembali? Dan mengapa hati ini selalu menerima kedatangannya? Tuhan, aku mencintainya tapi aku tak ingin lagi. Jauhkan diriku dengannya. Aku mohon. Bisik Silvi dalam hatinya.



Loh, katanya cinta. Tapi kok pengen jauh? Kira-kira ada apa ya di masa lalu mereka. Apa kehadiran Aigha akan bertahan lama atau hanya sesaat?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MERPATI PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang