Pagi hari ini matahari menyambutku dengan sempurna , cahaya nya bahkan tidak menyilaukan mataku. Burung-burung bersiul-siul dengan irama yang indah didengar oleh telinga. Hari ini sepertinya merasakan apa yang hatiku rasakan. Bahagia.
Iya, semalam aku resmi menjadi kekasih dari Jaebum. Laki-laki yang dulunya membuatku tak berminat sama sekali hanya dengan menyebutnya. Tapi cinta memang konyol dan datang tanpa diminta. Semalam setelah saling mengutarakan perasaan, Jaebum mengantarku kebawah untuk makan, niatnya ingin menemaniku. Tapi ibu ternyata sudah dimeja makan, aku pun makan malam dengan ibu dan Jaebum kembali kekamarnya.
Kuturuni anak tangga menuju dapur untuk membantu ibu seperti biasa. Melihat ibu sedang memasak sendirian aku menghampirinya lalu memeluknya dari belakang. Aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri. Aku selalu menceritakan apapun padanya. Aku tak mengerti kenapa bisa sedekat ini dengan beliau , namun yang pasti Ibu Yugyeom adalah ibu yang baik sehingga tak ada orangu yang tidak menyanyanginya.
"Aigo , kau membuatku terkejut. Ada apa? Kenapa seperti bahagia sekali?" Aku melepas rangkulan tanganku dari nya .
"Hari ini ibu sangat cantik!" Pujiku padanya."Aigoo berarti sebelumnya ibu tidak cantik begitu?"
"Bukan.." Aku menggeleng kepala "ibu selalu cantik , namun hari ini benar-benar - benar cantik." Pujiku lagi iapun tersenyum malu.
Aku memandangi pakaian ibu yang berbeda dari biasanya hari ini.
"Ibu mau kemana ? Kenapa sudah rapih sekali?" Aku mengambil adukan lalu mengaduk sop yang dibuat ibu."Ibu harus ke parbrik hari ini."
Keluarga Yugyeom memang keluarga yang cukup kaya atau terbilang menengah ke atas. Almarhum sang ayah mempunyai pabrik besar di Seoul bagian selatan. Semenjak wafatnya beliau , istrinya lah yang mengurus dan meneruskan pekerjaan nya."Apa ibu sudah lebih baik? Ibu kemarin terlihat lelah." Tanyaku khawatir.
"Ibu sudah baikan ,tenanglah." Jawab ibu lalu mengusap rambutku.
"Kau belum mandi ya, mandi dulu sana." Tambahnya."Siap bos! Tapi ibu nanti jangan pergi dulu , selesai sarapan ada hal penting yang ingin kubicarakan kepada semua." Ucapku membuat ibu mengerutkan keningnya penasaran.
Saat aku hendak masuk ke kamar, Yugyeom membuka pintu kamarnya. Membuatku berhenti dan munculah Yugyeom dengan wajah bangun tidurnya. Matanya masih tertutup sebelah.
"Selamat pagi Sunny." Ucapnya datar. Ia lalu berjalan menuju dapur dan aku memasuki kamarku.
"Pagi!" Jawabku sebelum menutup pintu kamar.
Selesai mandi aku menuju meja makan, disana semua sudah berkumpul. Jaerim sudah rapih dengan seragam sekolahnya, Yugyeom sudah rapih dengan kemeja dan tasnya. Jaebum sudah rapih dan tampan seperti biasanya. Pagi ini wajah Jaebum cerah sekali. Semakin hari aku jadi meyadarinya bahwa ia sangat tampan sekalipun tidak tersenyum. Ririn benar, laki-laki disini memang tampan.
Ibu pun sudah rapih dengan pakaian kantor nya. Hanya aku yang masih memakai baju rumah , terlebih baju ini milik Yugyeom. Karena aku kehabisan pakaian, pakaian ku masih di laundry dan belum sempat aku ambil.
"Mari makan!"
Kami menyantap makanan ibu yang sangat enak seperti biasanya. Makanan ibu memang paling lezat. Sesekali aku dan Jaebum saling melirik satu sama lain, ia ada di kursi seberangku dengan Yugyeom disebelahnya. Kami saling melempar senyum malu saat mendapati saling melirik satu sama lain. Sangat manis. Yugyeom sperti menyadari gerak gerik kami. Ia pun menatap tajam ke arah ku dan Jaebum , aku yang menyadarinya lalu menunduk melanjutkan sarapanku.
Jam sudah menunjukan pukul setengah delapan. Semuanya memang sengaja tidak aku biarkan pergi terlebih dulu karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan pada mereka. Kami masih di meja makan.