Chapter 1

62 23 7
                                    

Kecewa dan sakit hati. Hanya kalimat itu yang bisa mendefinisikan suasana hatiku saat ini. Bagaimana tidak, aku menyiapkan segala hal untuk anniversary-ku dengan pacarku untuk yang ke 4 tahunnya, tapi dia telah memberikan kejutan yang tidakku duga selama ini. Dia datang dengan musuh bebuyutanku selama disekolah dengan gaya centinya dan pakaian yang kurang bahan. dia menggandeng lengan pacarku dengan mesra dan mengatakan bahwa mereka telah pacaran dan mereka akan segera bertunangan.

Aku terdiam tak berbicara sepatah dan dua patah. Kulihat raut wajah Dion yang sok sedih memandangku dengan tatapan terluka. Hah?! Terluka? Tidak mungkin, yang menjadi korban disini adalah aku, aku yang semestinya terluka Dion sayang.

"Udah lah by, kita pergi aja yuk, disini panas nih, apalagi liat dekorasi yang menjijikan ini bawaannya pengen muntah deh." Tangan kanan Lola masih setia bertengger dilengan kiri Dion mesra dan itu disengaja oleh pihakLola.

"Tunggu dulu urusan aku belum selesai Lola," balas lembut Dion tanpa memgalihkan pandang dariku yang masih memegang kue yang tertulis 'Happy Mensive 4 YEARS HUBBY!' dan ditancapkan lilin berangka 4.

Aku masih terdiam seribu bahasa mencoba menafsirkan apa yang terjadi saat ini. Aku tak tau apa yang harus ku lakukan lagi saat ini. Hatiku hancur sehancur-hancurnya melihat Dion bersama perempuan yang aku benci didunia ini. Perempuan yang selalu iri dengan kehidupanku. Perempuan yang membenci aku bahagia. Aku membenci dirinya tapi kenapa Dion tetap melakukannya. Aku hancur Dion, Aku hancur...

"Say something please..." mohon Dion.

"Baby,kamu kok mohon si sama jalang ini, udah ah biarin dia disini merayakan hari TERBAIKnya disini."

Lola berhasil menarik Dion keluar dari taman.

"Aku hancur Yon, hancur." Kue yang ku pegang akhirnya terjatuh mencium rumput yang masih lembab akibat hujan tadi sore. Aku terduduk tak perduli rumput yang kotor bercampur tanah atau ada kotoran yang aku tau kakiku lemah tak mampu menopang tubuhku.

"Lola, kembalikan Dion-ku." Tangisku pecah tak mengeluarkan suara. Aku memeluk lututku dan membiarkan hujan sore tadi mengguyur tubuhku.

Sekitar 30 menit hpku yang ada ditas selempangku berbunyi.

"Halo."

"Han, nyokap lo, nyokap lo.."

"Nyokap gue kenapa Kay?"

"Nyokap lo sekarat dirumah sakit lo harus kesini sekarang!..."

Untuk kedua kalinya aku terdiam seperti patung yang tak bernyawa. Hp yang semula ditanganku pun akhirnya terjatuh digenangan air kecil. Untuk kedua kalinya hatiku hancur melebihi pasir dipantai.

Hujan pun menyaksikan betapa sakitnya hati ini dan hancurnya hati ini diwaktu yang bersamaan.

Langkah Yang TerbayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang