Beberapa bunga mawar telah menjadi sebuah rangkaian yang indah untuk dijual hari ini. Aku sudah siap dengan toko yang rapih, bersih, dan juga indah. Lonceng tanda ada pelanggan yang masuk berbunyi, sepertinya ada yang sedang mencari beberapa bucket bunga mawar hari ini. Aku melihat seorang pria gagah dengan kemeja putih dan celana hitamnya, serta sepatunya yang mengkilap mengelilingi toko dan berusaha mencari beberapa bunga yang indah untuk dipesan. Aku tersenyum dan menyapanya, mencoba menawarkan beberapa bucket bunga yang baru saja ku rangkai tadi, tapi ia menolak dan meminta bunga mawar merah yang berada di dalam keranjang. Ia berkata ingin memberikan hadiah istimewa untuk istrinya di hari pernikahan mereka. Moment yang sangat indah dengan beberapa tangkai bunga mawar merah ini. Aku mencoba merangkaikan bunga dengan hiasan pita berwarna pink untuknya, sepertinya ia sangat suka. Terlihat dari senyumnya dan beberapa pujiannya terhadap bucket bunga ini. Ia mengambil bunga pesanannya dan membayar upah sesuai dengan harga yang ditentukan, aku tersenyum puas untuk pelanggan pertamaku. ‘Mudah-mudahan laris hari ini’. Ucapku dengan gembiranya.
Aku kembali merapikan bunga-bunga yang berada di atas meja dan juga keranjang. Sesekali aku memandangi orang-orang yang berjalan di depan toko, tampak sibuk dan sangat terburu-buru. Terkadang aku bosan hanya untuk duduk dan merangkai bunga ataupun memperhatikan pita indah yang ada di pojokan sana. Tapi bunga-bunga ini selalu bisa membuatku merasa enggan untuk beranjak dari sini. Satu pelanggan lagi masuk ke dalam toko, kali ini seorang wanita dengan syal yang melingkar di lehernya mengambil mawar putih sambil tersenyum. Aku tersenyum melihatnya, dan melangkahkan kakiku perlahan menghampirinya. Wanita itu memintaku membuatkan beberapa bucket bunga untuk dibawanya pulang. Aku mengagguk dan merangkaikan bunga-bunga yang indah ini sesuai dengan pesanannya. Kedua mata wanita cantik itu tertuju pada pita berwarna merah, aku mengerti maksudnya dan langsung saja kutawarkan pita itu untuknya. Ia setuju, dan membayar pesanannya setelah semua selesai. Wanita itu juga terlihat begitu senang sambil terus – menerus memperhatikan bunga-bunganya. Sepertinya wanita cantik itu puas dengan hasil rangkaianku, ‘ok Riana, keep do it..!’ ucapku dalam hati. Hari sudah mulai sore, aku merapikan toko dan bergegas untuk pulang. Ponselku berdering, sebuah pesan masuk datang dari Dira, mungkin ia sedang bosan sehingga mengajakku untuk berjalan-jalan sejenak. Aku tak keberatan dengan ajakannya dan segera menuju ke sebuah kafe untuk menemuinya. Di depan sebuah kafe berdiri seorang wanita yang terus memperhatikan ponselnya, siapa lagi kalau bukan Dira. Sosok gadis tinggi dengan rambut panjang yang diikat dan juga jaket adidas kesayangannya menjadi ciri khas utama.
“Sorry..., nunggu lama ya??”. Ucapku menggagetkannya.
“Duh Riana..! ngagetin aja! Kebiasaan deh!”. Ucapnya sedikit kesal.
“Maaf deh maaf.. jadi jalan-jalan kan??”. Ucapku menggodanya.
“Ia jadi dong..masa enggak, udah 10 menit gue disini nungguin lo, kalau sampai gak jadi jalan-jalan..gue obrak-abrik toko lo..!!”. Ucapnya menyinggung.
“Duh..jangan dong...tega banget sih lo, ia..ia..ayo kita jalan”. Ucapku sambil menggandeng tangan Dira.
“By the way...kita mau kemana nih?? Gimana kalau kita minum hot chocolatte...???”.Ucap Dira.
“Umm...boleh juga”. Ucapku tanpa banyak berfikir lagi.
Kami berdua pergi menuju sebuah cafe tempat biasanya anak-anak muda menghabiskan waktu sejenak ataupun sekedar berkumpul dengan sahabat-sahabat terbaiknya, ataupun tak jarang juga pasangan kekasih yang datang kesana, tapi aku cukup dengan Dira saja. Aku banyak menggoda Dira sepanjang perjalanan, kami berdua berjalan kaki, selain menyehatkan, kami berdua juga bisa saling menikmati pemandangan dan juga suasana kota di sore hari. Aku memang bukan penggoda yang handal, selalu saja aku kalah dengan semua kata-kata yang berhasil dikembalikan oleh Dira. Ahh..rasanya seperti sedang bermain catur saja, skakmatt....!!!!!! dan aku pun diam dengan lontaran pernyataan Dira yang terakhir, dan ia pun tertawa puas.