Satu alasan

2.3K 356 34
                                    


Sebutkan satu alasan kenapa aku harus tetap tinggal. . .

Tanpa kau menjawabpun aku tahu satu hal. Karena wajahku..

Karena wajah ini sama dengan wajah seseorang yang pernah mengisi hidupmu.






Tanpa sepengetahuan sang appa kini Yoongi dalam perjalanan menuju Daegu. Ia hanya membawa sebuah tas ransel dipunggungnya. Dalam bus ia termenung memikirkan sesuatu yang sedikit ganjal dihati. Perkataan dari kedua namja kemarin.

"Jangan bilang kau menyukai Yoongi karena dulu Suga tak memlihmu, makanya kau sekarang berpaling padanya. Kau sungguh rendah Tae".

"Eohh, semua orang tau, hubungan seorang Park Jimin dan Min Suga di masa lalu, seharusnya aku yang bertanya padamu Jim, kau menganggap Yoongi itu Yoongi atau menganggap dia Suga".

"Apa hubungan mereka dengan hyung yah?"

Tak terasa setelah beberapa jam menempuh perjalan panjang, ahirnya Yoongi sampai di ujung jalan menuju kampung halamannya. Dengan memegang kuat tali ransel yang bersandar dipundaknya ia menghela nafas panjang sebelum dengan langkah cepat berjalan menysuri gang sempit yang asri.

Tampak sebuah rumah sederhana yang terlihat nyaman untuk ditinggali. Ia tersenyum memandang rumahnya. Tempat yang dulu selalu penuh tawa bersama sang eomma, kini wajahnya berubah sayu tatkala mengingat kepahitan setelahnya.

Ia merogoh saku celana jins nya, mengambil kunci rumah yang masih ia bawa kemanapun. Nampak ruang tamu yang tak berubah dengan pigura putih berukuran sedang menampilkan senyum dirinya dengan sang eomma.

Setelah mengunci kembali pintu depan, kini tubuhnya ia rebahkan dalam single bed miliknya. Matanya terpejam mencoba melupakan penat dalam pikirannya yang berkecamuk. Sungguh ini bukan kehidupan yang mudah.

"Yoongi-hyung apa kau di dalam?". Baru saja mata mungil itu terpejam kini dengan malas ia melangkah menuju asal suara.

Kreikkkkkk..

Suguhan senyum yang sangat Yoongi rindukan, hanya dia yang ia punya sekarang. Sahabat yang paling mengerti dirinya.

"Kau menyebalkan, kalua eommaku tak melihatmu tadi pasti aku tak akan menemuimu disini". Yoongi hanya tersenyum mendapati sahabatnya yang cerewet seperti biasa.

"Eoh ayolah, kenapa kau kembali, kenapa tak menghubungiku dulu?. Apa disana tak nyaman, apa mereka menyakitimu. Sungguh aku akan membunuh mereka, jika mereka berani membuat sahabatku terluka". Yoongi hanya menghela napas pelan, menyadari sahabatnya ini semakin cerewet saja.

Sedetik kemudian pandangan Yoongi tertunduk, sedikit isakan terdengar.

"Hei kau kenapa. Emmm". Sang sahabat mengelus punggung Yoongi meredakan sedikit isakan sahabatnya itu.

"Mark".

Sang sahabat yang merasa dipanggil tersenyum lembut kearahnya. Sungguh ia paham, pasti telah terjadi sesuatu pada Yoongi.

"Ceritakan padaku, aku akan membantu apapun masalahmu Yoongi-hyung". Mark melembutkan suranya mencoba membujuk Yoongi.

"Aku tak ingin kembali ke seoul".

Kening Mark berkerut, ia masih mencoba memahami keadaan Yoongi yang tiba-tiba saja pulang dan sekarang terisak dan sekarang ia tak ingin kembali ke seoul.

Ada apa dengannya?

Mark masih menunggu Yoongi untuk berbicara. Dirinya paham bahwa Yoongi tak suka berbasa-basi, ia akan sabar menunggu dirinya berbicara.

Twin Bother (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang