Akhirnya Kutemukan

311 18 0
                                    

"............Aku sungguh ingin bertemu denganmu sekarang! Saat ini! Detik ini! Dengan perasaan ini... Aku ingin kau terus bersamaku." (gerutunya sambil meneteskan air mata)

"Bob.. Bob.. Kenapa lu? Kok nangis?"
"Hah? Apa? Gak.. Gua gk nangis. Mata gua cuma perih aja gara gara baca buku terus terusan"
"Apa ada masalah?"
"Enggak... Kenapa sih lu mau ikut campur?"

nada bicara boby terlalu keras sehingga guru yang sedang mengajar pada saat itu menyuruh boby untuk keluar.

"Boby.. Keluar!"
"A.. Apa? Saya keluar pak? Kenapa? Apa salah saya?"
"Kamu ini masih belum sadar saja sama perbuatanmu itu!. Kamu ini sudah membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif lagi. Jadi.. Dengan terpaksa saya akan mengeluarkan kamu dari kelas ini dan kamu tidak boleh mengikuti pelajaran saya hari ini!"
"Ta.. Tapi pak.. Ini.. Belum pernah terjadi dalam hidup saya dikeluarkan dari kelas. Saya mohon maafkan saya pak.."
"Tidak.. Ini hukuman yang harus kamu terima. Cepat keluar!"
"Baiklah.."
"Bob.. Jangan keluar. Aku mohon"
ucap navil sambil memegang tangan boby. Tapi boby tetap diam dan melepaskan tangannya dari genggaman tangan navil dan pergi keluar kelas. Navil merasa bersalah sehingga dia...

"Pak.. Ini bukan sepenuhnya salah boby. Jadi biarkan saya juga ikut keluar!"
"Oh.. Baiklah. Pergi kalian sana. Dasar murid yang bandel"

Navil mengejar boby. Tapi.. Jejak boby sudah hilang navil akhirnya berlarian kesana kemari untuk mencari cari boby. Iapun sampai pada sebuah bangku yang berada dipojok sekolah. dekat dengan gudang sekolah. Disana ada boby yang sedang duduk menangis.

"Bob.. Maafin gua"
*tetap tidak peduli
"Bob.. Plis.. Maafin gua. Gua tau lo gak salah. Tapi gua yang salah. Mangkanya gua bersedia keluar juga demi lu"
"Kenapa lu kesini?" berteriak
"A... A... Apa?"
"Kau.. Dari awal aku sudah tidak tertarik untuk mempunyai teman. Tapi aku selalu berfikir untuk merubah masa depanku agar aku bisa bertemu dengannya. Ternyata aku memang benar untuk terus berpegang teguh pada pendirianku seperti dulu. Dan dia juga kak melody yang salah. Mereka pikir ini mudah. Ternyata aku salah karena telah menuruti permintaan mereka. Seumur hidupku.. Aku selalu mendapatkan predikat terbaik selama aku sekolah. Mengapa sekarang malah jadi begini?. Aku.. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri"
"Hei.. Apa yang lu bilang barusan sadarlah.."
"Gak.. Ini baru awal. Jika awalnya saja sudah begini. Bagaimana akhirnya nanti?. Maafkan aku kalung yang indah. Aku tidak bisa membuat perubahan didalam diriku. Aku menyerah. Aku tidak tahan. Aku lemah"
"Apa yang terjadi sama elu bob? Ceritakan saja. Gua bakal dengerin. Gua bakal kasih nasehat jika itu perlu. Percayalah. Gua cuma ingin ngebantu elu. Jadi tolong maafkan gua bob... Seharusnya, gua gak perlu ikut campur. Gua udah melingkarin janji gua. Harusnya gua tau. Gua tanyanya nanti aja. Gua janji bakal minta salinan buku temen kelas kita kalo lu mau satu kelas gua bakal minta salinannya. Dan kalo perlu gua yang akan terangin tentang bab yang tadi dijelasin. Karna ya.. Gua sedikit maksud gua banyak mengerti materi yang ada disana. Bab ini yang paling mudah kok. Jadi.. Tenang saja. Lu gak perlu khawatir (memegang tangan boby)"
"Lu... Maafin gua juga.. Gua udah salah paham. Gua yang salah. Harusnya, lo gak perlu keluar kelas hanya karna lo mau minta maaf sama gua (menghapus air matanya dan tersenyum kecil). Dan... Gak perlu sampai pinjem buku satu kelas juga kali. Cukup satu saja dasar b*g*"
"Haha.. Okay bos..

Mereka tertawa bersama.

"Oh ya.. Kenapa bicara lu sampai ngelantur kemana mana tadi?. Ada apa sih bob? Cerita dong. Janji deh.. Gak bakal bocorin itu kesiapapun kalo itu adalah rahasia!"
"Okelah. Apa boleh buat"

Boby menceritakan semuanya.

"Oh.. Jadi begitu. Asik juga ya.. Andai jodoh gua juga hadir dimimpi gua. Bakal..."
"Hus.. Apaan sih lo. Masalahnya nggak semudah yang lu pikir"
"Yaelah.. Mudah kali"
"Mudah pala lu peyang kali. Susah buat nemuin dia b*g*"
"Apa susahnya sih?. Gini gini.. Lu kan bingung mau nyari dia kemana kan?. Gampanglah.. Tadi dia dimimpi lu bilang kalo kalung ini adalah kalung keberuntungannya sejak kecil kan? Kalo dia memberikan kalung ini dari masa depan. Berarti sampai saat ini salinan kalung seperti ini masih ada didirinya kan?"
"Bener juga lu. Tapi bagaimana nemuin orang yang punya kalung sama dengan ini?"
"Hem.. Sebentar. Dia bilang saat ini lu sudah deket ama lu kan?"
"Entahlah.. Gua lupa. Anggep aja iya"
"Berarti.. Dia berasal dari sekolah kita"
"Ini tidak mudah. Bagaimana mungkin kita menanyai semua cewek yang ada disekolah ini?"
"Ah.. Ternyata lu kurang pinter kalo mecahin masalah ya.. Gua khawatir sama jodoh lu. Gua khawatir jodoh lu bakal tersesat dalam masalah kalo lu gak bisa mecahin masalah lu sendiri. Gini ya.. Ngapain susah susah tanya semua cewek?. Kita kan bisa nungguin digerbang sekolah saat pulang. Bakal banyak murid yang keluar kan? Nah.. Kita bisa cari cewek yang make kalung seperti yang lu punya ini"
"Cerdas!!! Ah.. Makasih makasih. udah mau bantu gua keluar dari masalah gua. Dan sekarang gua yakin sudah nemuin orang yang tepat untuk dijadiin temen"
"Haha.. Akhirnya lu nganggep temen gua juga. Sama sama. Gak perlu sampek berterima kasih seperti itu juga kali. Gua kan cuma mau ngebantu temen gua yang lagi ada masalah"

*bel istirahat

"Eh.. Sudah bel istirahat?. Gua harus keperpus untuk bilang kekak melody kalo gua punya temen baru"
"Sampai segitunya yah? Haha"

Menuju keperpustakaan. Ditengah perjalanan boby melihat geng berantakan berjalan bersama kecuali melody. Dan ketika mereka saling berpapasan. Boby merasa ada hal yang aneh saat melihat shania.

"Itu kan kakak kelas yang kemaren. Dia yang kemaren aku tabrak bukunya (melihat kearah ve). Dan dia yang membuatku terpanah atas kecantikannya ( melihat kearah shania). Dan kenapa sekali lagi aku merasakan hal yang aneh saat melihatnya?. Apa dia yang selama ini aku cari? Tapi.. Dia tidak memakai kalung itu. Lalu.. Kenapa aku merasa seperti ini?" ( menggerutu dalam hati)
"Hei.. Para junior!" ucap nabilah
"Oh hai kak.."
"Gua denger kalian sangat populer gara gara kejadian heroik kemaren" ucap nabilah
"Iyalah. Temen gua ini memang heroik. Pantes kalo dia dijadiin seorang pahlawan"
"Oh.. Jadi.. Kalian mau bersaing kotor dengan kita ya?" ucap kinal
"Udahlah Nab.. Nal.. Kalian gak usah mancing keributan" ucap ve
"Diem ve.." ucap kinal
"Hei.. Yang dibilang ve benar. Kalian ini apaan sih? Kayak anak kecil saja" ucap shania
"Shan.. Plis diem!" ucap kinal nabilah
"Elu yang diem!. Udah ya dek. Daripada kalian jadi babak belur disini. Mending sekarang pergi" ucap shania
"Baik kak.."

Boby dan navil pergi melanjutkan perjalanan mereka.

"Entah kenapa aku merasa yakin dialah orang yang selama ini aku tunggu" (gumam boby)

"Entah kenapa hatiku ingin menyelamatkan dia tadi" (gumam shania)

"Apakah dia adalah orang yang aku maksud selama ini?" (gumam boby)

"Apakah yang dia miliki sehingga membuatku ingin membelanya?" (gumam shania)

"Kenapa dengan perasaan ku ini?" (gumam boby)

"Kenapa dengan perasaan ku ini?" (gumam shania)

"Siapa dia?" (gumam boby)

"Siapa dia?" (gumam shania)

"Ada apa dengan perasaanku ini..." (gumam boby)

"Ada apa dengan perasaanku ini..." (gumam shania)

"Mungkinkah kau.. Yang ku cari?" (gumam boby)

Kakak Kelas Terindahku ShaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang