CHAPTER 1

67 8 0
                                    

"Iya ibu, ada apa?" Ucapku sambil mendengarkan lagu kesukaanku

"Sini sudah ibu siapin makan siang kamu sekarang kesini ayo kita makan" ujar ibu menjerit cukup besar

"Baik bu"

"Aroma masakan ibu tercium ketika aku menyusuri ruangan gubuk kecil yang tak berkeramik ini, aku sendiri terpikir bagaimana kalau pindah rumah yang cukup memadai, yang dapat membuat ku merasa sedikit nyaman, tapi apalagi yang bisa kuperbuat? Aku tak bisa apa-apa" ucapku dalam hati yang cukup dalam

"Ini ibu ambilin ya ikan goreng dan sambal terasi nya, kuah sayur asem nya banyak atau dikit nak?" kata ibu sambil menyediakan makanan

"Sedikit aja bu" kataku nada datar

Aku menyuapkan satu sendok ke mukutku dengan perlahan-lahan

"Enak sekali bu masakannya, aku suka sekali" ujarku dengan senang

"Ya iyalah kan ibu yang masak, kalo mau tambah nanti bilang aja ya nak" ucap ibu yang penuh kebahagiaan

"Siap bu, aku mau lanjut lagi nih" ucap ku penuh kelahapan

                            ***

"Semenjak ayah pergi, ibu yang banting tulang, mencari kerja sana- sini, kepergian ayah kurang lebih 2 tahun yang lalu karena kanker otak stadium 4 sudah menggerogoti nya, ayah bekerja hanya sebagai kuli bangungan yang digaji hanya Rp. 15.000/hari, semangat ayah tak bisa terbandingi, dia begitu semangat demi aku yang tak memikirkannya, buat ku kepergian ayah sangat lah memberatkan, aku tak sanggupnlagi memikirkannya." tangisan ku dalam hati ini membuat aku ingin berjuang dalam hidupku

Buushh.. Terlintas angin dingin ini membangunkan ku dari lamunan yang sangat jauh, di luar rumah terasa dingin sekali, mungkin ini waktunya tidur.

Keesokan harinya,

"Andrean"..., ibu membangunkanku

"Iya bu, bentar bu aku masih sedikit mengantuk" ujarku masih mengantuk

"Solat subuh nak, ini sudah jam 5 pagi" kalimat ibu yang sedikit memaksa

"Tunggu bu," ucapku sambil berjalan mencari ibu

Namaku Andrean, aku anak satu-satu nya dari salah satu keluarga miskin di desa ini, umurku sekitar 16 tahun, aku tidak sekolah, karena ibu ku tak memiliki begitu banyak uang untuk mebiayai sekolah ku.

Setelah solat subuh, aku melakukan hal seperti biasa membantu ibu dalam membungkusi lemper isi ayam untuk di jual nya di  salah satu warung desa, biasanya lemper ini tejual sekitar 50 buah/hari dengan harga Rp.1.500/bungkus, lumayan lah untung nya bisa mencukupi kebutuhan hidup kami sehari-hari.

"Sini ibu kukus dulu lemper yang udah kamu bungkus" ujar ibu datar

"Ini bu, aku baru membungkusi 20 buah lemper" ujarku sambil memberikan nampan kepada ibu

"Lumayan nak, kalo hari ini bisa terjual dengan cepat, kita bisa membeli baju baru untuk mu, kelihatannya baju mu sudah robek nak" ujar ibu sambil meletakkan lemper ke dalam kukusan

"Hah? Serius bu? Aku seneng banget"
Ucapku sangat girang

"Serius kok nak, doain ya lancar hari ini" ujar ibu dengan serius

"Semoga lancar ya bu jualanan hari ini" ujarku sambil mengadah tangan

"Aamiin nak." ujar ibu sangat senang

Ya sudah ibu pergi aja, biar cepat, hehe" ujar ku sambil bercanda

"Siap nak, ibu akan berpatroli" ujar ibu dengan tegas

Kreekk.. Pintu tertutup, tandanya ibu pergi, di rumah sendiri tidak ada kerjaan melainkan duduk dan mendengar musik dari radio.

"Matahari hari ini sangat terik sehingga terasa sekali di kulit ku, pertanda sudah siang, kok ibu belum  pulang ya?" ucapkubdengan nada pelan

Tok. Tok suara pintu terdengar di telingaku

"Siapa disitu?" tanyaku penasaran

"Saya kepala desa, mau meberi tahu seusatu" jawab kepala desa datar

"Iya pak, ada apa?" Tanyaku bingung

                              ***

"Saya kepala desa mau memberitahu bahwa ibumu sedang mengedarkan jajanannya di jalan desa, mungkin jalan nya licin, sehingga ibumu tergelincir ke dalam jurang" jawab kepala desa sambil tersendu

Serontak waktu terasa berheti, jantung tidak terasa berdetak, nadi tidak lagi berdenyut, tangan ku di dada sambil mengeluarkan air mata.

"Apa pak?" jawabku bertanya seolah tidak percaya

"Iya ibumu, ibu Maimunah." jawab kepala desa meyakinlan

Life Is ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang