"Okay, dalam 5 tahun, what's your plan, Sav?"
"Tahun ini gue lulus, terus langsung ke Singapura, kerja." jawab Sava sambil membuka bungkus permen mintz lemon.
Arkhan dan Sava sedang duduk di sebuah cafe di kawasan Sagan, Yogyakarta. Saling bertukar cerita ditemani tegukan cokelat hangat dan skripshit.
"Terus udah?" tanya Arkhan lagi.
Sava menghentikan aktivitasnya menulis beberapa catatan untuk sidang skripsinya dan beralih memandangi langit-langit cafe itu. "hmm... beli apartment, ajakin nyokap bokap pindah kesana kalo mau."
"Dasar workaholic! awas perawan tua." ujar Arkhan sambil terkekeh pelan.
"Eh naudzubillah. kampret lo ya!" tutur Sava sambil mengacungkan jari tengahnya ke Arkhan.
Arkhan meraih tangan Sava yang masih menyumpah serapahinya. Masih dengan tawanya, Arkhan menurunkan tangan Sava. "Malu tuh sama jilbab, katanya hijrah, kok kelakuan masih barbar?"
Blush... lagi lagi Arkhan berhasil merubah wajah Sava menjadi seperti tomat. Sava memang baru mengenakan jilbabnya saat ia masuk kuliah. Disitu pula Sava mengenal Arkhan. Sosok lelaki dengan postur tinggi dan wajah khas Sunda yang diam-diam mampu meluluhkan hatinya. Kalau kalian tanya, apakah Arkhan dan Sava adalah sepasang kekasih? Jawabannya adalah bukan. Sava tidak pernah menyampaikan isi hatinya kepada Arkhan. Baginya, bisa berada di dekat Arkhan sudah cukup. Sava juga tidak pernah ada maksud mendekati Arkhan. Tetapi, the universe seems to want them to be close. Yang ia lakukan selama ini hanyalah diam-diam mendoakan Arkhan.
Saat masuk kuliah memang menjadi turning point bagi Sava. Di umurnya yang pada saat itu masih 17 tahun, ia memutuskan untuk berhijrah. Kembali ke jalan Allah dan memutuskan untuk mengenakan jilbab. Akan tetapi, berhijrah memang tidak semudah itu. Ia masih sering berkata kasar dan bepergian dengan lelaki hanya berdua.
"Ditanya malah ngelamun." ujar Arkhan membuyarkan lamunan Sava.
"Ah lo gangguin gue belajar aja." tutur Sava.
"Lah ngalihin topik lo." cibir Arkhan.
Sava kembali fokus kepada laptopnya dan mulai kembali tenggelam dalam dunia akademisnya.
"Sav..." tanya Arkhan.
"Hm?" jawab sava tanpa mengalihkan pandangannya.
"Sav..."
"Apa?"
"Sav, liat gue dong." tutur Arkhan.
"Apa, Arkhan?" tanya Sava sambil mengadahkan kepalanya dan memandang lelaki di depannya.
"Lo ngga nanya rencana gue 5 tahun ke depan apa?"
"Ngga, gue mau ngerjain coret-coretan lagi." Sedetik kemudian, Sava langsung kembali dalam dunianya dengan laptopnya.
"Ish, 5 menit aja dengerin gue dulu." ujar Arkhan.
"Tapi janji habis itu lo ngga akan ganggu gue lagi nyiapin sidang?" tanya Sava.
"Gue tambahin hot choco lo juga deh." jawab Arkhan.
"Yaudah, buruan... 5 menit mulai dari sekarang."
"Gue ditawarin kerja di PARC. Gue udah ambil itu." tutur Arkhan.
YOU ARE READING
Sava's Marriage Diary
Romanceringan konflik karena author pecinta hepi2, internal conflict marriage (ya soalnya biasanya kan in real life kayak gitu ya?) XD