Hati Hati Emak , Abah dan Adik Ku

4 0 0
                                    

Seminggu sudah selepas aku diwisuda, hari ini emak dan abah serta Nia Kembali ke Palembang.

Ali : Dor Dor Dor "suara menggedor kamar mandi " woi Fachri cepet dikit mandinya atau gue tinggal ke bandara nih.

Fachri : Bentar woi, perut gue mules banget nih " teriaknya"

Selang 15 menit semua telah siap, kami pun menuju bandara dengan Fachri sebagai sopir di temani Nia disampingnya, itu kemauan Nia sih, katanya mau biar bisa leluasa melihat pemandangan, lah gue gak bisa nolak sebenernya gue seneng juga sih karena baru kali ini lihat Nia bisa deket ama orang asing dan kali ini seorang cowo yang baru dia kenal, Nia pernah bilang kalo Fachri itu cowok aneh dan langka, bagi gue Fachri tetap orang yang selalu bikin gue ribet.

Setiba di bandara, ternyata Putri, Ibu Ningsih dan Om Ridwan (Suami Ibu Ningsih) telah menunggu kedatangan kami.

Emak dan Abah lansung menyalami mereka di iringi kami bertiga , saat giliranku akan menyalami Putri, Ehem kode dari Fachri membuatku gugup.

Ibu Ningsih : Hati hati dijalan jeng, kalo udah sampe jangan lupa kabarin saya.

Emak : Iya Ning, terimaksih sudah mau datang waktu itu keacara wisuda si Ali.

Kamipun berbaur bersama diselingi gurauan khas abah yang membuat gelak tawa kami terpecah belah , Fachri dan Nia entah kemana, sejak turun dari mobil mereka sudah memisahkan diri, jadinya tadi hanya aku seorang diri yang membawa barang barang keluar mobil.

Emak : Li, sebentar lagi pesawat mau berangkat, kamu cari adikmu tadi .

Ali : Iya Mak

Bu dan Om , Ali pamit mau cari Nia sama Fachri dulu.
Bang, aku boleh ikut ga "saut putri"
Akupun tersenyum dan menganggukan kepala.

Aku dan Putri melangkah bersama, tak ada kata yang keluar dari mulut kami, aku terfokuskan mencari Nia adikku.

Tiba tiba Putri menarik tanganku, Bang lihat disana, itu putri dan fachri.

Woi, Nia nak balek idak kau tu, berentila ngurusi gawe fachri yang besak kelakar " teriak ku.

Fachripun menoleh ke arah belakang, sambil senyum, " Artinya apa Li, gue gak ngerti.
Nia tertawa mendengar kaliamat yang di lontarkan Fachri.
Mereka berdua beranjak menemui aku dan Putri.

Kami berempatpun menuju lobi bandara, dan menemui emak dan abah serta orang tua putri yang sudah menunggu.

Setiba dilobi bandara, terdengar suara bahwa pesawat jurusan jakarta palembang akan segera berangkat.

Aku memeluk erat emak dan abah serta Nia adik bungsuku.
Dan di iringi salaman serta pelukan persahabatan antara kedua orangtua putri kepada emak dan abah.

Semoga sampai tujuan emak , abah dan adikku, doakan anakmu ini supaya lekas bekerja di ibukota ini, ucapku pada emak dan abah, dibalas usapan kepala yang selalu aku dapat sejak kecil.

Kini tertinggal Aku, Fachri , Ibu Ningsih , Om Ridwan dan Putri di bandara.
Kamipun berpisah karena Om ridwan dan keluarganya ada arisan di serpong.

Halusinasi MajemukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang