Seorang gadis melangkahkan kakinya yang terbungkus dengan sepatu kets berwarna hitam dengan terburu-buru tanpa peduli panggilan seorang cowok yang berada di belakangnya. Cowok itu terus memanggil-manggil nama gadis itu di koridor sekolah yang mulai ramai hingga menciptakan seluruh pasang mata yang memperhatikan. Hari ini gadis itu sangat kesal dengan cowok yang sedang mengejarnya itu, dan ia tidak ingin berbicara sepatah kata pun padanya. Terserah deh cowok itu mau apa yang jelas kekesalannya pada cowok itu sudah sampai di ujung ubun-ubun.
"Adel!" panggilnya sambil berlari berusaha mengerjar gadis itu.
Ia tetap tidak peduli dengan teriakan lantang cowok tersebut, semua murid menatap mereka berdua dengan heran dan berteriak histeris ketika cowok yang berada di belakang gadis itu melintasi cewek-cewek alay yang sedang bergosip di pagi hari ini.
Ya, wajar sih jika cewek-cewek berteriak histeris. Pasalnya cowok yang mengejar gadis itu adalah seorang Most Wanted di SMA Cahaya. Pantas saja para cewek terpesona dengan ketampanannya, tetapi tidak untuk gadis tersebut! Menurutnya cowok itu sama saja seperti cowok-cowok lainnya. Sama-sama menyebalkan!
Gadis itu tersentak ketika merasakan sebuah tangan kokoh berhasil mencekal pergelangan tangannya. Ia tidak berniat menoleh karena ia tahu siapa yang menahan langkah kakinya. Tapi cowok itu terus berusaha agar gadis itu melihat kearahnya.
"Adel, maafin gue, plis." pintanya memelas, memohon supaya gadis yang dipanggilnya Adel itu mau memaafkan kesalahannya.
Ia tetap diam tak bergeming, walaupun kasihan dengan cowok di hadapannya ini karena seharian sudah ia diamkan, tetapi rasa kesal gadis itu lebih besar daripada rasa kasihan oleh makhluk di hadapannya ini.
"Del, gue gak sengaja, sumpah, suer, demi," katanya lagi sambil mengangkat jari telunjuk dan jari manisnya membentuk huruf v.
Gadis itu tetap diam, tidak berniat membalas perkataannya. "Del, maafin gue dong. Gak sengaja Del, masa ngambek sampe berhari-hari sih?" ucapnya lagi tampak putus asa.
Karena sudah tidak tega dengan tampang polosnya yang sangat melas akhirnya gadis itu menyerah. Jujur saja, bermarahan dengan cowok itu tidak bisa membuat mulut gadis itu diam, justru rasanya ia ingin berbicara atau mencaci maki cowok yang sedang bertampang melas ini.
"Bodo amat! Siapa suruh buku catatan biologi gue lo ceburin ke got?" tukasnya ketus seraya menatap tajam iris mata hitam legam cowok itu.
"Itu gak sengaja D—"
"Jangan panggil gue Adel!" gadis itu berseru galak seraya berkacak pinggang.
Nama gadis itu adalah Shilla Adelia, tetapi tidak tahu kesurupan apa cowok di depannya ini suka sekali memanggil namanya dengan sebutan Adel, katanya lucu persis seperti nama panggilan anak kecil. Karena tubuh gadis itu terlihat mungil dan pendek jadi ia menyamakannya dengan tubuh anak kecil makanya ia memberi sebutan Adel.
"Iya-iya. Beneran deh Shill itu ketidak-sengajaan."
"Gak sengaja, gak sengaja. Masa iya bisa nyebur ke got sendiri itu buku? Udah dipinjemin malah diceburin lagi. Pokoknya gue gak mau tau lo harus gantiin catatan Biologi gue dan harus lengkap!" ujarnya tegas tanpa mau dibantah.
"Yah, kok gitu sih? Ini tuh bukan sepenuhnya salah gue De—" lagi-lagi mulutnya ingin mengucapkan nama itu lagi.
"Shilla!" Shilla melotot kearahnya.
"Iya-iya Shilla ... Ini tuh bukan sepenuhnya kesalahan gue. Ini juga gara-gara Revan, kemarin dia ngerebut buku catatan lo terus gue ambil balik eh, nggak taunya bukunya malah nyeburin diri ke got. Yaudah berarti bukan salah gue dong?" jawabnya membela diri.
"Pokoknya lo yang salah, titik." Shilla kembali berjalan memasuki kelas, menghiraukan Dava yang terus-menerus memanggil namanya.
"Shilla!"
"Shill?"
"Adel, maafin gue ya, ya, ya?" katanya sambil duduk di samping gadis itu.
"Gak. Akan. Sebelum. Lo. Balikin. Buku. Catatan. Biologi. Gue." jawabnya mantap dengan penuh penekanan.
Cowok yang memanggil Shilla tadi adalah Dava Aldrian. Ia adalah sahabat gadis itu semenjak SMP, sekaligus tetangganya dan teman sebangkunya. Paket komplit, bukan?
Menurut Shilla, cowok itu adalah spesies makhluk ternyebelin di dunia, sudah dikasih hati minta jantung. Sudah dipinjamkan buku catatan Biologi malah diceburin ke got.
Kadang Shilla berpikir, mengapa ia bisa berteman dengan cowok itu?
Hanya satu jawabannya, karena Shilla baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung.
***
Note:
Hallo, cerita pertama yang masih amburadul, maafkan gaiss🙏
Tolong hargai karya seseorang dengan memberinya vote serta komen😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionDandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, dan tidak seabadi edelwis tetapi, Dandelion adalah bunga yg kuat. Dandelion terlihat rapuh tetapi, begitu kuat, begitu berani. Berani menentang sang angin, terbang tinggi begitu tinggi. Menjelajah...