CHAPTER 4

45 6 1
                                    

Ibuuu... Jeritan terakhir ku

Huuushh, huuush, nafasku berdegu degu dengan kencang, aku terbangun dari tidurku, aku memikirkan apa yang dimimpikan tadi. Aku langsung terucap dalam hati tak pernah hilang bayang ibu dari pikiranku, tak pernah lupa kasih sayang nya.

Selanjutnya Andrean solat tahajud dan mendoakan ibunya, ia berharap semoga ibunya tenang dan masuk surga. Setelah solat, ia langsung melanjutkan tidurnya.

                                ***
Esok hari, aku bertemu Putri dan menanyakan hal yang dijanjikannya kemarin, aku meraih tongkatku dan berjalan sambil berteriak memanggil nama nya.

"Putri... Putri..." jeritku terus menerus

Setelah beberapa detik, ada sautan kecil dan itu dari Putri.

"Iya Andre" jawab Putri

"Kamu dimana?" tanya ku

"Aku di kamar, bentar lagi aku keluar"

"Oke Put" jawabku singkat

Beberapa menit menunggu, ia keluar dari kamar nya sambil memaikan peniti ke jilbabnya. Dan ia langsung menepuk pundak ku sambil berkata

"Ada apa Andre?" tanya Putri

"Anuu... Aku mau tanya yang kemarin, kamu bilang punya kenalan dokter, dan mau menanyakan bisa tidak dia menyembuhkan penyakitku." Andre menjelaskan kepada Putri

"Oh iya, aku udah tanyain, katanya bisa dia praktek hari ini, dan kamu bisa operasi nya hari ini juga, dan katanya walaupun glaukoma itu disebut buta permanen, ia punya alat yang cukup canggih untuk mengobatinya." jelas Putri

"Wahhh, serius? Tapi dari mana aku dapatkan uang nya?" tanyaku dengan cukup semangat

"Serius, aku ada uang kok buat operasi nya, kebetulan tabungan nya  cukup banyak" Putri dengan nada ikhlas

"Gapapa?" tanyaku singkat

"Iya gapapa, kamu kan saudara ku walaupun bukan sedarah." celetu Putri

"Makasih ya, aku siap siap dulu dan kita bisa pergi jam berapa?" tanyaku lagi

"Jam 11 an lah" jawab putri singkat

"Okay Put."

Jam sudah menunjukan pukul sebelas dan kami langsung pergi menuju rumah sakit yang cukup jauh dari desa, Putri membawa mobilnya. Sesampainya di sana, kami langsung menemui dokter kebetulan sekarang belum ada pasien jadi, kami langsung masuk dan berkonsultasi tentang operasi nya.

"Ini ya saudara kamu yang mau operasi ?" tanya dokter kepada Putri

"Iya dok, namanya Andrean." jawab Putri singkat

"Andrean, gimana udah siap mau operasi nya?" tanya dokter mempersingkat waktu

"Siap dok." jawabku dengan tegas

Operasi dimulai

"Nanti apabila saya hitung 1,2,3 kamu langsung buka matakamu ke arah laser" dokter menjelaskan kepada Andrean

"Baik dok." jawabku singkat

Life Is ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang