Chapter 34

11.2K 591 47
                                    

3 years later...

Suara tangisan anak-anak menggema keseluruh ruangan di dalam rumah itu, membuat dua orang manusia yang sedari tadi lelap dalam tidurnya terbangun.

"Masih pagi, ya ampun anak-anak ini," geram sang suami.

Istrinya terkekeh pelan, "Anak kamu itu dua-dua," ia menguap lalu bangkit dari tidurnya. "Aku liat anak-anak dulu. Kamu mandi, jangan tidur lagi," peringatnya.

Sisuami malah menenggelamkan kepalanya kebantal, "Aku masih pengen tidur Del," rengeknya dengan suara yang tidak jelas.

Della menatap suaminya tajam, "Kalo kamu tidur lagi aku nggak masakin sarapan buat kamu!" ancamnya. Iya, memang makin kesini suaminya itu semakin manja, padahal udah punya dua anak, tapi bila ditelaah lebih dalam lagi kelakuan kedua anak dan suaminya sama. Sama-sama manja!

"Iya-iya ish!" Alby memberenggut, bibirnya mirip seperti bibir bebek saking manyunnya. Ia kemudian bangkit dan mencium bibir Della sekilas lalu berjalan menuju kamar mandi. Sementara Della hanya terkekeh kecil.

"Loh-loh, ini anak-anak Bunda kenapa menangis? Hem?" Tanyanya menghampiri anak-anaknya yang terduduk diatas tempat tidur mereka.

"Buy, Buy...." adu anaknya yang laki-laki yang masih bisa memanggilnya dengan sebutan 'Buy', untuk panggilan 'Bunda'. Ia menunjuk adiknya yang dimana matanya masih menyisakan air mata sama dengan kakaknya.

Si adik yang ditunjuk bersalah oleh si abang pun sontak menggelengkan kepalanya sebagai pembelaan bahwa ia tidak bersalah. Sedetiknya bibir si adik itu bergetar lalu disusul dengan tangisan yang mengencang. Ia bergerak menuju Bundanya dengan merangkak lalu memeluk bundanya erat.

Della tersenyum lalu menghapus air mata kedua anaknya, "Abang nggak boleh gitu, kan Adeknya cuma pinjam. Nggak boleh pelit ya?" nasehat Della pada anak laki-lakinya.

Alan menunduk lalu menjawab pelan, lalu mengangguk pekan.

Della lalu menoleh kearah anaknya perempuan, "Adek juga, adek kan punya boneka sendiri. Boneka dino nya kan punya abang, boneka adek dimana emang?" jelasnya. Memang Alan mempunyai boneka yang berbentuk dinosaurus. Boneka yang dibelikan Alby untuk teman mereka tidur.

"Tu," jawab Alana mengatakan 'itu',sambil menunjuk boneka Masha yang terdidur cantik dibantalnya.

"Nah, lain kali pegang bonekanya masing-masing aja ya? Kan Bunda sama Ayah udah beliin untuk kalian berdua," nasehatnya lagi.

Keduanya mengangguk serempak sebagai jawaban ya.

"Nah, sekarang bangun dan saatnya mandi pagi, abis itu kita sarapan oke?" Della menggendong kedua anaknya secara bergiliran turun dari tempat tidur lalu mengiringnya menuju kamar mandi.

Waktu memang yang menjawab segalanya. Jika dulu diawal pernikahannya dengan Alby ia merasa menyesal dan ingin mengakhirinya, maka sekarang Alby dan kedua anaknya adalah nafasnya.

Pernikahan mereka telah memasuki tahun yang ketiga, berjuang bersama sambil menggenggam tangan. Bahagia bersama sambil tertawa. Tangis bersama sambil sambil menghapus luka bersama. Mereka telah merasakan itu semua.

Hingga kebahagiaan kembali menjumpai mereka dengan kehadiran dua anak kembar mereka pada satu tahun yang lalu. Bukan main lagi, Alby langsung menangis dipelukan Della sambil mengucapkan terimakasih dan menciumi wajah Della berulang kali, untuk pertama kalinya meraka merasa bahwa, 'inilah hidup yang sempurna'.

Beloved AlbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang