Hal pertama yang kembali diingat Naumi; semua tentang Ari atau keluarganya biasa memanggil 'Ami' itu Naumi benci.
❤
TIN TIN!!
Joko, salah satu Satpam di SMA Angkasa yang hari ini kebagian tugas menjaga gerbang depan atau gerbang utama itu kontan membuka matanya waswas dan langsung menegakkan posisinya ketika tahu siapa yang baru saja tiba.
Dia tersenyum ramah sekaligus memberi hormat dengan membungkukan badannya sekilas dan tangan mempersilahkan kepada pemilik sekolah yang kebetulan hari ini berkunjung.
“Selamat pagi Pak Arfa, non Am—”
“Naumi aja Pak Jokooo! Jangan panggil non apalagi itu.” potong seorang gadis yang duduk di kursi penumpang disamping Papanya.
Joko cengengesan. “Hehe, maaf deh non—eh, maksudnya saya Naumi,” detik berikutnya Joko kembali menatap kearah Arfa yang menggelengkan kepala melihat tingkah Putri Bungsunya. “silahkan Pak Arfa.”
“Besok-besok gak usah pake bungkuk segala Joko, kamu terlalu berlebihan.” ujar Arfa tersenyum ramah.
Joko kembali mengangguk dan mobil Lamborghini hitam itu mulai memasuki kawasan parkir SMA Angkasa.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Naumi keluar dari mobil Papanya begitu mobil tersebut sudah pas dengan posisi parkir yang benar, setelah mengucapkan kata salam singkat, Naumi pergi dengan wajah ditekuk.
“Kak Naumi cantik banget ya!”
“Anjir! Masih pagi udah ketemu bidadari aja gue, pagi Naumi cantik.”
“Naumi bareng Papanya?”
“Gila! Pak Arfa yang ganteng kayak Brad Pit itu?!”
“Ya Allah Pak Arfa, masih ganteng aja ya!”
Meski sebagian dari mereka, atau lebih tepatnya yang memuji ketampanan Papanya, berbicara berbisik, tetapi masih dapat Naumi dengar sedikit. Membuat cewek cantik berwajah blasteran Arab–Indo ini mencibir dalam hati. Dasar genit, gak bisa ngeliat yang bening dikit langsung lirik. Sampe lelaki dua anak juga ditaksir! Gak tau aja gimana sifat nyebelin bo—
BRUK!!
“Aww!” dumelan batin Naumi langsung berganti ringisan saat tiba-tiba seseorang menabrak bahunya dengan keras. “ssh, lo kalau jalan matanya di pa—AMI?!”
Bukan lagi kaget, tapi Naumi sontak membekap bibirnya sendiri ketika satu nama laknat yang sialnya sama dengan nama panggilannya yang lain itu disebut. Matanya melirik kesana-kemari, memastikan bahwa tidak ada salah seorang temannya yang ikut mendengar itu.
Kalau urusan siswa dan siswi Angkasa yang lain, Naumi tidak peduli. Toh, jangankan bertanya, menatap kaget langsung kearah Naumi pun tak punya nyali. Padahal Naumi cuma cewek biasa, gak gigit kok.
“Hm,”
Kedua bola mata Naumi melebar seketika saat dilihatnya Azhri Milano Lazuardi, si manusia kutub yang akrab disapa Ari itu hanya bergumam dan kembali melangkah tanpa rasa bersalah sedikitpun apalagi kata maaf!
Najis! Udah gitu doang?!
Hal pertama yang kembali diingat Naumi; semua tentang Ari atau keluarganya biasa memanggil 'Ami' itu Naumi benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ari's Secret
Teen FictionMereka tak sehati, mereka tak selaras, mereka seperti air dengan minyak, mereka tak bersatu, Meraka ... Ari dan Naumi. Namun semua itu hanya awalnya. Karna saat Naumi melihat sisi lain dari cowok beku nan dingin itu pikirannya berubah, hatinya terpa...