Yoojung terduduk di sofa dorm dengan ekspresi yang hampa seperti orang yang gagal dalam ujian masuk sekolahnya. Layaknya seorang ibu yang peduli, Chaeyeon khawatir dengan keadaannya, dia tau dia akan terlambat bekerja tapi dia tidak peduli.
Dengan langkah kecil dia menghampiri dongsaeng kesayangannya itu.
"Yoojung-ah, kau baik-baik saja??"
"Tinggalkan saja dia unnie!! Kita akan terlambat!!" Seru Somi yang berlari keluar dari kamarnya sambil memasukan buku-buku pelajarannya secara paksa, bajunya berantakan dan di antara giginya ada sepotong roti yang dikunyahnya.
Chaeyeon memutar kedua bola matanya tidak peduli. Dia tidak membayangkan bagaimana dia bisa tinggal dengan kedua dongsaengnya yang selaly bertengkah seperti kucing dan anjing.
"Kau bisa pergi dengan bus sekolah atau semacamnya." Ucap Chaeyeon mencoba mengirim sinyal telepati pada Somi untuk meninggalkan mereka berdua.
Sayangnya Somi tidak begitu pandai dengan hal semacam itu, kedua matanya membesar "Tapi kau bilang kalau kau mau mengantarku ke sekolah?! Sekarang aku sudah benar-benar terlambat Chae unnie!!"
Dia berlari kecil kearah sofa dan dengan kasar mengusap kepala Yoojung hingga rambutnya berantakan "Yahh, unnie kenapa kau seperti ini? Kau harus mengatakan semuanya pada kami nanti karena aku harus pergi belajar dan menjadi anak pandai oke?!!"
Itu lebih terdengar sebagai perintah dari pada pertanyaan atau semacamnya, tapi keduanya tidak sempat menjawab ucapan Somi karena dia langsung berlari keluar dari apartemen. Chaeyeon menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak itu.
Dia memfokuskan kembali pandangannya pada Yoojung,
"Yoojung, apa semuanya baik-baik saja?? Apa kau tidak pergi bekerja?"
Anak itu masih terdiam tidak menjawab layaknya orang yang tuli dengan tatapan hampa, tapi kemudian mendesah kecil dan menenggelamkan kepalanya ke bantal disampingnya. Chaeyeon mulai panik melihat tindakannya hingga Yoojung mengatakan sesuatu dengan suara yang tidak jelas,
"Kau bilang apa?"
Yoojung mengangkat kepalanya, menatao Chaeyeon dengan tatapan pasrah
"Doyeon mengajakku untuk menikah"
Chaeyeon mengedipkan kedua matanya —sekali, dua kali— hingga semua otaknya kembali bekerja dan mulai mengerti apa yang sedang dibicarakan Yoojung "Menikah?! Pernikahan?! Kau?!! Doyeon?! DOYEON!!" Dia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan, tidak tau bagaimana harus memberikan respon pada ucapan Yoojung barusan.
"Unnie!!!!" Rengek Yoojung sambil memeluk Chaeyeon, "Aku tidak tau harus bagaimana unnie!!"
"T-Tunggu... Menikah? Apa kalian berdua berkencan??" Tanya Chaeyeon bingung.
"Tidak, maksudku ya dan itu dulu, tapi kau tau semua itu tidak berjalan dengan lancar"
Chaeyeon mulai memutar kejadian itu, saat kedua sahabat baiknya berpacaran tapi tidak berjalan dengan lancar, dia tidak menyangka jika ini akan terjadi, dia bersumpah siapapun yang berani menyentuh Yoojung akan berhadapan dengannya.
Ok itu tidak penting sekarang, "Jadi... Apa kau mau menikah dengannya? Tanpa berkencan lebih dulu??"
Tidak ada jawaban, hingga Yoojung membuka mulutnya dan mengatakan semuanya dengan jelas,
"Yes... I think"
Well, that's it Kim Doyeon was a dead meat.
-----
Eyo eyo yang kangen ama dodaeng yang nunggu dodaeng debut yang gabut yang galo ioi bubar salken eaa~
Kenalin nih... Emaknye Sejeong.
Moga suka ye ama cerita translate-tan emak...
Oiye kalo mau panggil aja gue "Enyak Jeong" Udeh ah kabur dulu Sejeong nyariin minta makan byee
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's get married
FanfictionKetika Kim Doyeon mempunyai ide gila untuk menikahi sahabatnya sendiri, dia tau dia akan dibunuh oleh ke-9 unniesnya ------ Warning! This is a yuri fanfic if you don't like it you can go away ------ Ff ini di ambil dari salah satu ff dodaeng di aff...