"Aku mencintaimu", ucapmu sambil tersenyum tipis padaku.
"Terima kasih, tapi aku harus pergi", jawabku, mencoba melangkah pergi.
"Kemana?", kau bertanya sambil menggenggam erat tanganku.
"Pergi jauh", aku menjawab, tak lagi seberani dulu menatap dua bola matamu.
Dahimu berkerut.
"Kenapa?", tanyamu bingung. "Bosan?".
Sayang, tak ada apapun di dunia ini yang akan membuatku bosan dengan senyummu.
"Karena bibirmu", sekarang kau mulai melepas genggamanmu perlahan.
Rambut coklatmu terlihat berkilau dibawah langit malam.
"Boleh ya? Aku pergi?", aku bertanya.
Wangi parfum favoritmu, menyerbak ditiup hembusan angin malam.
"Bibirku?"
Sekarang wajah cantikmu terlihat kebingungan, jemarimu mulai menyentuh bibirmu. Milikmu, yang selalu membuatku rindu.
Dan kini, dibawah langit malam dan gerimis yang berjatuhan... Biarkanlah aku bicara, biarkanlah aku berkata...
"Bibirmu, yang selalu menyembunyikan isi hatimu. Sayang, hati tidak berbohong, tidak bisa menyembunyikan perasaan. Tapi bibirmu, bibir manismu yang menyembunyikan isi hatimu. Tahanlah dia untuk malam ini. Biarkan hatimu yang bicara. Apa hatimu masih ada untukku?"
Kau menghela nafasmu, kutahan nafasku.
"Tidak".
Dan kini duniaku berubah kelabu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Book Full Of Thought (bahasa)
Short StoryKurang lebih 7 miliar manusia hidup di dunia ini. 7 Milyar cerita yang berbeda, dengan rasa yang berbeda pula. Dirangkai dalam 26 cerita yang beragam. Apa ceritamu salah satunya?