WHY? (MarkMin)

1.2K 112 26
                                    

Wajah manis itu menatap datar benda kecil yang berada ditangannya. Helaan nafas terdengar dengan lemah. Namja berwajah manis itu kemudian berlalu pergi dari kamar mandi setelah membuang benda kecil yang tak lain adalah tespack kedalam bak sampah bersama empat tespack lainnya.



****


Lapangan basket dipenuhi dengan teriakan yeoja-yeoja yang memberikan semangat kepada para pemain basket yang kini sedang bertanding. Disudut lapangan seorang namja manis menatap kapten tim basket yang sedang focus pada lawan. Wajah namja manis itu datar tidak ada senyum terpatri diwajahnya dan hal itu membuat sahabatnya bingung.

“Kau aneh.”

Dua kata tersebut membuat pemuda manis itu menatap namja disampingnya.
“Maksudmu?”

“Ck! Kau aneh Na Jaemin. Sedari tadi kau menatap kapten tim basket sekolah kita dengan tatapan seperti ingin membunuhnya.”

Namja manis yang bernama Na Jaemin itu hanya ber-oh ria mendengar penjelasan sahabatnya dan respon dari Jaemin membuat sahabatnya itu kesal dan menarik lengan Jaemin pergi dari area pertandingan.

Sang kapten basket yang menjadi perbincangan Jaemin dan sahabatnya itu menatap kepergian mereka dengan raut wajah yang sulit diartikan.


****


“WHAT?! Kau serius?”

“Tak bisakah kau pelankan suaramu sedikit Lee?”

Jaemin meminum susunya dengan wajah kesal karena teriakan sahabatnya.

“Hey! Kau akan mengatakannya pada dia,kan?”

Jaemin terdiam kemudian menggeleng. Dan jawaban Jaemin membuat sahabatnya melotot kaget.
“Kau gila? Itu anaknya,bodoh.”

“Santai Lee Donghyuck.”

What the hell¬_

Donghyuck menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya. “YA! Jaeminnie bagaimana aku bisa santai sedangkan sahabatku sedang berbadan dua dan parahnya diusia yang masih 16 tahun. Dan juga kau tidak ingin ayah biologis bayi itu tahu. Ck! Kau akan menanggung beban seorang diri,Na Jaemin.”

Jaemin menatap sahabatnya dengan wajah serius. “Aku tidak ingin namja itu tahu aku hamil anaknya. Jika dia sampai tahu aku akan melenyapkan anak ini. Dan kau tidak perlu khawatir Donghyuckie,jika perutku sudah membesar,aku akan melanjutkan belajarku dirumah dengan memanggil guru.”

Donghyuck sudah ingin mengeluarkan kalimat protes namun diurungkannya saat melihat wajah manis sahabatnya berubah sendu.
“Jaeminnie~jika ada apa-apa kau harus memberitahuku. Walau bagaimanapun aku juga bertanggungjawab atas apa yang menimpamu sekarang.”
Jaemin mengangguk dan tak lupa untuk memberikan senyumnya meskipun bukan senyum ceria khas seorang Na Jaemin.

****

Donghyuck menghela nafasnya gusar. Sejak sahabatnya menceritakan tentang kehamilannya. Donghyuck tak dapat tidur dengan tenang. Bahkan hampir setengah jam sekali dirinya menghubungi Jaemin hanya untuk menanyakan kabar sahabatnya itu. Terkesan protektif memang tapi Donghyuck begitu khawatir dengan keadaan sahabatnya tersebut.

"Seharusnya malam itu aku tidak mengajak Jaemin pergi ke acara itu."

Donghyuck menghela nafas berat. Ya,apa yang terjadi pada sahabatnya juga termasuk kesalahannya walaupun Jaemin mengatakan itu bukan salah Donghyuck.
Sebulan yang lalu Donghyuck memaksa Jaemin menemaninya pergi ke acara ulangtahun Lami dan disanalah awal mula musibah itu terjadi.
Donghyuck pulang lebih dulu dan meminta Jaemin pulang bersama Jeno dan ternyata malam itu Jaemin pulang sendiri. Dan diperjalanan pulang Jaemin disergap oleh kapten basket sekolah mereka.

"Ck! Aish! Na Jaemin kau benar-benar membuatku gila."gumam Donghyuck seraya menenggelamkan kepalanya dibawah bantal.

Tbc


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHY? (MarkMin)Where stories live. Discover now