Desc: siapa bilang, naruto punyanya masashi kishimoto-sensei? Naruto itu punyanya sasuke seorang. #digampar_om_masashi
Pair: sasunaru and other
Rated: M
========happy reading=======
Menma menatap dingin tubuh sasuke yang tergeletak di lantai, darah segar mengalir Dan tergenang di sekitar tubuh sasuke. Dalam kepalanya, berseliweran berbagai macam pertanyaan. 'Siapa sebenarnya orang ini? Kenapa timbul perasaan aneh saat menatap mata hitam itu?' Batin menma. Selain itu, ia juga bingung dengan tingkah aneh pria di hadapannya ini.
'Kenapa dia menerima peluruku begitu saja?' Batinnya lagi bingung. Bagaimana tidak, di lihat dari cara bagaimana sasuke saat membebaskan diri dari kepungan belasan anak buahnya, bagaimana pria itu menghabisi anak buahnya tanpa ragu saat di kejar tadi. Semuanya jelas menunjukkan bahwa pria raven ini tak mungkin kalah begitu saja tanpa perlawanan seperti ini. 'Kenapa dia tidak melawan sama sekali?' Batinnya lagi.
"Menma" seseorang menepuk pundaknya, membuat lamunan menma buyar seketika. "Sai-nii" ujarnya saat mengetahui sai lah yang menepuk pundaknya. "Bagaimana dia?" Tanya sai, menatap sasuke yang tergeletak di lantai bersimbah darah. "Dia sudah mati." Balas menma, sai menyeringai. "Bagus!" Katanya puas. Lalu dia menatap pada dua orang bertopeng mirip menma —topeng adalah ciri khas kelompok yang di pimpin menma— yang berdiri di belakangnya. "Bawa mayat itu dan buang ke dasar laut" perintah sai pada kedua orang itu. Di Balas oleh anggukan mengerti dari kedua orang itu.
Tubuh sasuke mereka angkat dan membawanya keluar dari ruangan itu. "Ayo kita pergi, menma. Kita persiapkan sambutan untuk menyambut 'tamu' kita dari kepolisian." Ujarnya menyeringai licik. "Hn" jawab menma.
-------------------------
Naruto, sasori Dan itachi menatap bangunan tua yang terlihat begitu megah di hadapannya. "Ini tempatnya?" Tanya naruto pada itachi Dan sasori. Di tanggapi anggukan oleh sasori tanpa menatap kedua orang disampingnya. Sasori tengah menatap serius layar smartphone miliknya. "Ini gawat.." gumamnya membuat itachi Dan naruto menatapnya bingung. "Ada apa sasori?" Tanya itachi. "Sasuke terluka... atau yang lebih buruk,,, mungkin dia telah terbunuh.." perkataan sasori tentu saja membuat naruto panik.
"Apa yang membuatmu bisa bicara begitu, sasori-nii?" Tanya naruto. "Pelacak mini permanen milikku adalah pelacak berbentuk serbuk yang akan bercampur dengan darah tanpa mengganggu aliran darah di pembuluh darah ketika pelacak itu sudah masuk ke tubuh seseorang." Jelas sasori. Naruto Dan itachi diam mendengarkan. "Sekali alat pelacak itu tertanam di tubuh. Alat itu tidak akan pernah bisa di keluarkan kembali Dan akan tertanam selamanya karena bercampur dengan darah... kecuali..." sasori tak melanjutkan kata - katanya Dan menatap kedua orang disampingnya.
Itachi menggeram saat satu pemahaman menghantam pikirannya. "Kecuali Kalau orang yang di tanami alat pelacak itu terluka Dan mengeluarkan darah... alat pelacak itu akan keluar dari tubuh orang itu bersama darahnya.." gumam itachi. Naruto tersentak kaget. "Itu artinya,,, sasuke terluka?" Lirihnya. Sasori mengangguk dan itachi menggeram. "Tidak.. Itu tidak boleh terjadi.. Niichan! Kita harus segera kesana! Kita harus menyelamatkan sasuke!" naruto menggenggam lengan jaket yang di kenakan itachi.
Itachi menggelengkan kepalanya, "jangan sekarang naruto. Kita harus menunggu touchan dan bala bantuan yang lain" jelas itachi. "Tapi niichan! Kita harus segera menyelamatkan sasuke" bantah naruto. "Kita ada di markas musuh naruto, terlalu nekat kalau kita menyusup seorang diri" sasori menatap naruto, berusaha meyakinkan naruto untuk tidak melakukan hal bodoh. Naruto diam tak menjawab. Itachi pikir, naruto sudah lebih tenang dan mau menuruti kata - katanya. tapi, secara tiba - tiba naruto berbalik dan berlari menuju ke dalam markas musuh. "Naruto!" serunya memanggil adik iparnya, berusaha untuk tak terlalu keras berteriak. Takut ketahuan musuh.
Panggilannya tak di gubris sama sekali oleh naruto. Pria pirang itu berlari masuk kedalam. "Sial" itachi merogoh saku jaketnya dan mengambil ponselnya. Di tempelkannya ponsel itu di telinganya, "kyuu, kau ada dimana? " tanyanya begitu telepon di angkat.
[Aku masih ada di kantor polisi, ada apa? Kenapa nada bicaramu panik begitu?] kyuubi mengernyitkan alisnya di sebrang sana. "Naruto menyusup ke markas musuh sendirian!" balas itachi. [APA??] jerit kyuubi terkejut. "Dia terlalu panik hingga tak bisa berpikir jernih. Aku akan menyusulnya kedalam, terlalu berbahaya di dalam seorang diri. Apalagi naruto sedang panik.. Kalian segeralah kemari, secepat yang kalian bisa." itachi mengakhiri panggilannya setelah mendengar balasan dari kyuubi.
============
Yuuki tengah terduduk di pinggiran atap yang terbuat dari beton(?) itu. Dia tengah menatap lurus kedepan memperhatikan hiruk pikuk kota konoha ini. "Kau bisa terjatuh jika duduk disana" yuuki mengalihkan pandangannya pada asal suara. "Nara-sensei" gumamnya memanggil nama si pemilik suara yang ternyata shikamaru.
Shikamaru berdiri di belakang pagar pembatas yang hanya sebatas pinggangnya itu. Sejenak, mereka terdiam memandangi pemandangan di depannya. "Jujur saja, aku merasa tidak berguna.." gumam shikamaru lirih. Yuuki melirik pada shikamaru. "Aku sama sekali tidak bisa membahagiakan dia, membuat dia melupakan dendamnya.. Aku justru malah membuatmu dalam bahaya." tutur shikamaru. "Ini bukan salahmu, sensei. Bukan juga salah onizuka-sensei.. Sumber dari dendamnya adalah aku dan keluargaku. Orang tuanya terbunuh di tangan polisi," yuuki menatap kosong kebawah.
"Tapi, polisi itu tidak sengaja menembak orang tuanya. Itu hanya peluru nyasar yang kebetulan mengenai mereka. Aku sendiri berada di dekat kedua orang tuanya saat kejadian" bantah shikamaru. "Apapun alasannya, orangtuanya tetap terbunuh oleh tembakan polisi itu. Sensei. Lagipula, dengan apa yang sudah terjadi di antara kita, tak ada alasan baginya untuk tidak dendam padaku.." lirih yuuki.
"Mengenai itu, harusnya akulah yang menjadi sasarannya, karena akulah yang salah. Kalau saja aku tidak nekat, mungkin ini semua tidak akan terjadi.. Dia tidak akan terluka, dan kau, kau seharusnya tak mengalami ini. Harusnya kau bahagia. Tapi karena kebodohanku.. Aku membuatmu terluka..." yuuki menatap dalam shikamaru yang tengah menatapnya juga.
"Akupun bersalah sensei. Kita berdualah yang salah.. Inuzuka-sensei lah yang menjadi korban dalam masalah ini.." shikamaru tak menjawab, keheningan kembali melingkupi mereka.
"Oi! Yuuki, nara! Cepat turun dan siap - siaplah!" kyuubi berteriak dari bawah sana. Kedua laki - laki itu menunduk kebawah, menatap pada yang kyuubi. "Bersiap - siap apa, kaachan?" tanya yuuki bingung, apalagi melihat kyuubi yang kini memasang ekspresi panik. "Kita akan menyerang markas musuh" jawab kyuubi. Yuuki dan shikamaru saling, bertukar pandang. Yuuki bangkit dari duduknya, dengan sekali lompat, dia melompat turun dari atap yang tingginya setara lantai dua itu. Shikamaru, menggelengkan kepalanya sebelum menyusul melakukan hal yang sama dengan yuuki.
'Apapun yang terjadi, aku akan menyelesaikan ini semua.. Takkan ku biarkan ada yang terluka karena kesalahan yang ku buat..' batin shikamaru.
'Apapun akan ku lakukan untuk kebahagiaan orang - orang yang ku cintai.. Terutama–' batin yuuki sembari menatap laki - laki disampingnya.
.
Tbc
Chapter selanjutnya dah jadi~ moga - moga gak aneh ya~
Sankyuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Child
FanfictionRasa bahagia saat sang buah hati hadir dalam keluarga kecil mereka.. "Dia manis, mirip dirimu, dobe" senyuman tak bisa ia sembunyikan lagi. "Tapi matanya tajam sepertimu teme" Air mata tak dapat lagi terbendung tatkala mengetahui sang buah hati tak...