Run off(Izaya Orihara x Reader)

2.4K 134 2
                                    

Desclaimer: The character belong to Narita-sensei as the author and mangaka of Durarara!!

¤WARNING¤
CONTAINTS DISTURBING WORDS AND ACTIONS. NOT RECOMMENDED FOR YOU WHO HAS MENTALLY DISORDER OR STRESSED. BEWARE.

☆(yn): your name
(yec): your eyes color
(yht): your hair type

Enjoy!

Kegagalan. Semua orang benci itu. Semua orang menghindarinya; Tapi dunia tak sebaik yang manusia pikirkan.

Selalu ada saja kegagalan demi kegagalan yang melanda mereka. Besar atau kecil; sepele ataupun sulit. Kegagalan selalu menjadi momok menakutkan.

Entah karena ketidak adilan dunia atau keegoisan manusia yang selalu saja mengeluh; berkata hidupnya penuh kesusahan padahal kegagalan itu adalah buah yang mereka panen dari kesalahan mereka dimasa lalu.

Begitu juga dengan kau. Kegagalan sepertinya sudah menjadi duri dalam daging dihidupmu. Banyaknya kegagalan itu sudah membuatmu putus asa dan juga kehilangan harapan untuk melanjutkan semua. Kau tak peduli lagi dengan apapun; dirimu, keluargamu, cita-citamu.. semuanya.

Semua sifat hakiki manusia didalam dirimu juga sudah menipis sedikit demi sedikit. Tergerus. Terganti dengan kesedihan dan keputus asaan.

Awalnya memang perasaan bersalah karena terus-menerus meratapi nasib itu memang ada. Tapi lama kelamaan, banyaknya hal yang terjadi membuat perasaan itu seolah menghilang dan berwujud menjadi tekanan batin yang hebat.

Kegagalan demi kegagalan itu membuatmu takut dan terus membayangimu secara tak sadar. Mengikutimu disetiap langkah; bak menghalang cahaya harapan masuk kedalam hati rapuhmu.

Hal-hal yang sebelumnya baik dan menyenangkan menurutmu sekarang terlihat tak berharga sama sekali. Jangankan itu; dirimu juga sama tak berharganya.

Kau sudah enggan melihat pantulan dirimu dicermin. Enggan melihat bagaimana nestapanya orang yang gagal disebrang sana. Enggan melihat bagaimana bentuk air muka orang yang selalu dibayangi kegagalan itu.

Kau bahkan mempertanyakan kenapa kau lahir jika kau tak berguna sama sekali seperti ini. Apakah kau lahir hanya untuk melihat bagaimana orang-orang menginjak kepalamu seenaknya dengan kesuksesan mereka? atau Hanya untuk pembanding bagi orang-orang itu? yang bahkan tak perlu berusaha keras dalam hidup?

Kau tertawa. Betapa lucunya dunia ini. tidak. dunia tidak lucu, nasiblah yang sesungguhnya mempermainkanmu.

Selama ini kau sudah bekerja keras; menumpahkan keringat dan seluruh tenaga untuk semua hal yang kau kerjakan. Tapi apa balasannya? nol. nihil. semua itu sia-sia.

Kata-kata motivator itu kebohongan besar. Manusia tak akan sukses hanya dengan niat dan tubuh tergores. Harta dan kekuasaanlah yang menentukannya.

Ya. Orang-orang itulah yang akan mendominasi dunia untuk selamanya. Bukan orang yang bekerja keras.

Kau tertawa lagi. Mentertawakan dirimu yang bahkan tak punya harta berlebih untuk menyogok tikus-tikus buncit pemakan uang itu atau berorang tua yang duduk dikursi pemerintahan dan berani-beraninya masuk dalam dunia itu hanya dengan otak cerdas dan lutut penuh luka.

Dunia tak adil. sungguh.

Kau menghela napas. Tak berusaha untuk menenangkan diri; tapi lebih untuk meluapkan kekesalanmu pada dunia, terutama dirimu sendiri.

Mata (yec)mu pun mulai kehilangan cahayanya. Terus menatap--bukan menerawang; menerawang jalan kecil yang berada jauh dibawahmu. Didekat pintu masuk khusus karyawan café disebelah gedung ini.

Kau duduk diujung atap gedung dengan kaki telanjang yang berayun kedepan dan kebelakang. Baru sekarang kau merasa sebebas ini.

Hanya angin malam yang menjadi temanmu, ia berhembus dengan kuat seperti mengajakmu untuk segera bergegas lompat dan menemaninya berkelana ke langit sana.

Ya. Kau ingin itu. Ingin merasakan bagaimana bebasnya menjadi angin yang hilir mudik kesana kemari dengan senangnya tanpa halangan sedikitpun.

Tapi tubuhmu yang tak berharga ini lah penghalangnya. Kau harus menghilangkannya terlebih dahulu untuk mewujudkan keinginan itu.

Kau mulai berdiri; kemudian berjalan santai dari ujung ke ujung atap. Sesekali melihat kebawah, banyak mobil berlalu lalang. Masih banyak juga orang yang beraktifitas walaupun sudah selarut ini dan tak ada satupun dari mereka yang menyadari kehadiranmu dari bawah sana.

Kau tersenyum. Keinginanmu sebentar lagi tercapai.

Kau pun melangkahkan kaki sedekat-dekatnya dengan ujung atap, lalu menutup mata.

Burung gagak rupanya juga hadir disana. Mereka tak henti-hentinya berterbangan dan bersuara seolah mengadakan upacara selamat datang untukmu.

Langkahmu semakin pasti. Satu kakimu sudah tak meninjak atap gedung itu lagi; tapi tiba-tiba ada suara yang menginterupsi.

"Jika kau benar-benar ingin mati, setidaknya kau harus memberanikan diri untuk membuka mata dan melihat detik-detik kematianmu, nona (yn).."

Kau berhenti. Membuka kelopak matamu dan menoleh untuk melihat siapa yang berani-beraninya telah mengurungkan keinginanmu itu.

Kau melihat seorang pria dengan rambut hitam dan mata.. entahlah kau tak begitu melihat dengan jelas karena terlalu gelap diatas sini.

Siapa orang ini? kenapa dia mengenaliku?

"siapa kau? jangan menghentikanku" ujarmu sambil melihatnya dingin.

"menghentikanmu? pfft. jangan bercanda. aku hanya memberikan tips supaya kematianmu lebih berkesan" jawabnya santai sambil berjalan mendekat.

Ia berhenti tepat didepanmu, lalu melanjutkan lagi; "lagipula itu bukan urusanku. entah kau mati atau hidup nona kegagalan beruntut"

"Kegagalan beruntut? wah. kau benar sekali. darimana kau tau itu, tuan tau segalanya?" balasmu acuh.

"ah, aku tak terlalu hebat. tapi aku bisa mengetahui semuanya dengan mudah"

"oh. apakah kau tuan informan? haha. ternyata kau benar-benar ada"

Ia melangkah lebih dekat padamu. Mengambil beberapa helai rambut (yht) dan menatapmu sinis.

"ya. aku ada dan.. apa kau tau? akulah yang pertama mengetahui kematianmu nanti"

Kau menepis tangannya dengan kasar, lalu menyeringai. "aku tak tau dan tak mau tau itu. sekarang.. enyahlah. pergi dari sini"

"oh. sepertinya ada yang sudah tak sabar dengan kematiannya sendiri"

Kau mengacuhkan perkataannya itu dan berbalik untuk melanjutkan apa yang harus kau selesaikan tadi.

Memejamkan mata, kau bersiap untuk melompat.

"apa kau tau nona (yn).. manusia tidak bisa dikatakan sebagai manusia jika ia tak pernah gagal dalam melakukan sesuatu. Daripada lari dari itu semua, bukankah lebih baik kau jalani lagi dan perbaiki apa yang salah. Tapi.. jika hatimu menginginkan ini, lakukan. lakukan apa yang kau mau. lompatlah. nikmati rasa sakit dari kematianmu"

Ah, ya. Ia benar. Tapi rasa sakit itu sudah menjalar diseluruh tubuhmu. keinginan itu sudah tak tertahan lagi. Kali ini kau membuka mata. Ingin melihat semua ini berakhir.

Kau melangkah lalu melompat dengan cepat. Kau rasakan sensasi itu. Melayang diudara sepersekian detik. Semua rasa yang mengganjal dihatimu berkurang. Seperti digerus angin.

Kau tersenyum lagi ketika melihat permukaan semen yang sudah terpampang jelas; beberapa meter lagi dan kau akan tergeletak diatasnya.

-end-

:)

Husbu-Husbu kece x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang