"Lo memang cewek penuh misteri buat gue, dan punya banyak hal yang bikin kepala gue penuh sama pertanyaan"
"Darah memang lebih kental dari apa pun. Hingga bagaimanapun sakitnya sebuah hati dan kelamnya masa lalu, serta besarnya kesalahan yang telah diperbuat. Ikatan darah akan tetap bisa memudarkan amarah dan kekecewaan yang telah lama menumpuk di diri masing-masingnya. Serta menyembuhkan hati yang telah tergores luka yang sama."
Sampai akhirnya Thalita mendongak untuk menatap Reinald. "Aku butuh kamu. Aku cuma mau kamu. Tolong jangan pergi..." pintanya terbata dan penuh permohonan
"Lagi pula, bukankah mereka bersepakat untuk saling mengabaikan? Ya, Thalita hanya perlu mengulang itu dalam hati untuk meluruskan pikirannya"
"Akibatnya, keduanya memilih untuk mengambil resiko."
"Kayaknya cuma gue yang ngerasa hampir gila di sini. Lo kelihatan nggak kepikiran sama sekali, ya"
"Kedua anak remaja itu hanya belum menyadari, bahwa urusan mereka jelas jauh dari kata selesai"
" Sungguh merepotkan. Seakan sosok Thalita memang memberikan aura magic tersendiri untuknya'
"Berarti jangan kaget juga kalau setelah ini lo bakal menemukan gue yang nggak sesuai bayangan lo. Gue nggak sesantai yang lo lihat selama ini, Ta. Gue tipe serius, kalau lo mau tau"
"Perempuan memang untuk dilindungi, nggak masalah jadi lemah. Nagis dikit aja pake gengsi. Apa gunanya punya cowok kalau dipakai pas mau jalan doang?! Gue pikir lo ngerti sama yang begituan."
"Kamu hanya harus percaya. Karena aku akan selalu mencoba mengusahakannya, kenyamanan yang selalu kamu inginkan."
"Aku akan selalu mendukung pilihan kamu selama itu nggak membuat kita berjauhan. Juga nggak mengganggu apa pun yang sekarang ini sudah ada di antara kita."
"Masih layakkah dia untuk Reinald ? Bahkan saat cowok itu memberikan seluruh curahan kasih sayang hanya untuknya tanpa pamrih?"