"Syukurlah Kau Baik Baik Saja"

234 10 2
                                    

"Dia, adalah alasan mengapa aku begitu bersemangat saat pulang pada pukul 4 sore"

***

"Dia? Wanita itu? Tapi kenapa?" Tanya Lili yang bingung dengan apa yang di ucapkan oleh Bara.

"Iyah dia, emm entahlah akupun tak mengerti mengapa aku selalu merasa senang jika bertemu dengannya" Balas Bara sambil terus menatap wanita itu.

"Ehh, apa kau menyukainya?"

"Hahh? Aku? Menyukainya? Mana mungkin. Aku mengenalnya saja tidak" ucap Bara cepat. Wajahnya terlihat merah padam karena ia sangat malu ketika Lili menanyakan hal tersebut.

"Hahaha Bara kau tidak pandai berbohong" ucap Lili sambil tertawa dan menepuk pundak Bara dengan keras

"A..pa m..mak..sud..mu?" Ucap Bara dengan terbata bata dan bola matanya yang terus berputar mencoba untuk menghindari tatapan Lili.

"Haha lihat, bahkan kau menghindari tatapanku. Kau tau ciri ciri orang yang sedang berbohong itu adalah orang yang menghindari tatapan mata lawan bicaranya, dan itu sama sepertimu" kata Lili lagi sambil menunjuk ke arah mata Bara yang menghindari tatapan Lili

"Tidak, sungguh aku tidak berbohong. A..ku hanya.."

"Hanya apa? Kau hanya tertarik kan pada wanita itu" ucap Lili sambil telunjuknya menunjuk pada wanita yang sedang mereka bicarakan.

Ketika Lili menunjuk ke arah wanita itu saat itu juga kereta yang mereka tunggu pun datang. Dan mereka segera menaiki kereta itu.

Mungkin bagi semua orang, kedatangan kereta adalah hal yang di nanti nanti termasuk Lili, tapi berbeda dengan Bara.

Kedatangan kereta justru membuatnya merasa sedih karena ia akan berpisah dari wanita yang selalu ia perhatikan itu.

Ia merasa sedih karena tidak ada jaminan bahwa besok dan besoknya lagi ia akan bertemu dengan wanita itu. Bisa jadi hari ini adalah hari terakhir ia dapat melihatnya.

Entahlah, tapi itulah yang selalu ia rasakan. Dan itu juga sebabnya ketika ia bertemu dengan wanita itu Bara selalu merasa gembira dan ia selalu berkata di dalam hatinya

"Syukurlah hari ini dia baik baik saja"

"Jadi, Bara siapa nama wanita itu?" Tanya Lili yang memulai permbicarannya lagi setelah mereka masuk dan duduk dengan nyaman di dalam kereta.

"Nama? Lili dengar aku tak tahu siapa nama wanita itu"

"Apa? Kau tak mengetahui namanya? Jadi dari tadi kau membicarakan wanita itu tanpa mengetahui namanya?"
Kata Lili yang terkejut dan sekarang ia merasa sangat konyol.

"Yaaa, begitulah" ucap Bara santai sambil mengangkat bahunya.

"Haha, ini benar benar konyol. Kau menyukai seseorang yang tidak kau kenal? Jangankan mengenalnya, kau bahkan tak mengetahui namanya? Ini sungguh konyol"

"Benarkah? Sekonyol itu?" Tanya Bara dengan polosnya.

"Tentu saja konyol. Dengar Bara, jika kau menyukai seseorang walau kau tak mengenalnya, setidaknya kau harus mengetahui namanya."

"Tunggu dulu, disini ada salah paham. Dengar Lili aku tidak menyukainya aku hanya.." Bara terdiam karena ia tak tau kata apa yang tepat untuk menjelaskan pada Lili soal perasaannya.

"Hanya apa? Apa? Kau bahkan tak tau apa yang kau rasakan, benar bukan?"

"Ahhh, begini dengarkan aku Lili sebenarnya aku hanya penasaran padanya."

"Penasaran? Soal apa?" Tanya Lili yang terus memancing Bara

"Penasaran akan semua hal yang dia lakukan" jawab Bara sambil berfikir.

"Apa kau bilang? Semua hal? Bara, dengar kau tau, bodoh dan polos itu beda tipis. Dan aku tak tau, kau itu bodoh atau polos" ucap Lili yang mulai merasa kesal kepada Bara karena ia tak juga mengakui tentang perasaannya.

"Apa kau bilang? Aku bodoh? Ahhh kau benar benar jahat Lili. Entah mengapa hati ini sakit ketika kau bilang aku bodoh" ucap Bara sambil mengelus elus dadanya

"Aku tidak menyebutmu bodoh. Kau sendiri yang bilang"

"Tidak, tadi kau bilang aku bodoh" ucap Bara yang terlihat sangat sedih.

"Haha, baiklah maafkan aku Bara. Tapi sepertinya kau salah mengerti dengan apa yang aku ucapkan. Aku hanya ingin bilang bahwa perasaan penasaranmu tentang semua hal dari wanita itu, dan itu adalah perasaan suka namanya Bara" ucap Lili yang mencoba untuk menjelaskan kepada Bara.

"Tidak, perasaan suka itu terlalu serius dan dalam" ucap Bara yang terus mencoba untuk mengelak.

"Ahh sudahlah aku lelah menjelaskannya. Yang jelas apa kau ingin seperti ini terus dengan wanita itu?"

"Maksudmu?" Ucap Bara yang tidak mengerti dengan pertanyaan Lili

"Maksduku. Apa kau hanya akan memandangi wanita itu terus sampai kau tua?"

"Hehe, entahlah akupun tidak tau. Hanya saja ada satu hal yang ingin sekali aku tau" ucap Bara dengan serius

"Apa? Apa itu Bara?" Tanya Lili dengan wajah yang ikut serius juga

"Sebenarnya dari sekian banyak rasa penasaranku, ada sesuatu yang ingin sekali ku ketahu dan selalu mengganjal di hatiku setiap ku melihatnya."

"Benarkah? Apa itu?" Ucap Lili yang semakin penasaran dan serius

"Aku ingin mengetahui siapa namanya, dan seperti apa suaranya"

Yahoo minna... Nah mulai masuk nih peran perempuan yang Bara suka Liatin di stasiun. Hehe kalo athor sih kalo si stasiun sukanya ngeliatin petugas keretanya soalnya mereka sibuk dan keren banget hehe 😆😄

Oh iyah makasih untuk yang udah baca, comen sama ngevote iyah aligatou minnaa 😍🙌

Kimi No Na Wa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang