Entah mengapa tiba-tiba langkah kaki gue terhenti setelah laki-laki berkacamata dan memiliki tinggi yang hampir menyaingi tinggi postur tubuh gue, lalu melintas di hadapan gue...
Andre's Pov
Langkah kaki gue terhenti, dan seluruh amarah gue bergejolak bergantian dengan emosi hati gue."Ups, sorry gak sengaja nyenggol," katanya sambil menoleh ke arah gue.
hening~
"Oh okay," singkat gue.
Dia nyenggol bahu gue. Kenapa gue semarah ini sama laki-laki itu? There something make me jealous from him, because he can have my girl why i can't have it?
Mungkin semua anggap gue bodoh "Ngapain sih ngejar cewek yang udah punya pacar?" Semua orang pasti mengambil jalan pintas yang mudah dan cepat.
"Ngapain sih? Buang-buang waktu, elu kan ganteng, perfect, dan blabla..." Dengan alasan yang sama seperti itu semua orang menasehati gue.
"Elu bisa dapet yang lebih! Cewek banyak!" But, i not want. This is my choice, i know if i fail i can broke. But, just one thing i love her and i give at all for her.
Kriiiiiingggg...Kriiiiiingggg...
Author's Pov
Andre segera menuju kelasnya dan seluruh siswa masuk ke dalam kelasnya masing-masing.Andre mengambil tempat duduknya pada barisan pojok belakang yang persis bersampingan dengan sebuah jendela besar yang langsung menghadap ke pemandangan pepohonan di luar sana.
Ia terlena dalam suasana yang membuatnya hanyut dalam lamunan sambil memandangi kearah jendela besar itu, mengkhayalkan sesuatu.
Tak habis pikir dirinya terkalahkan oleh sosok pria standar, tidak sepopuler dirinya, dan sangat tidak berbanding dengan segala yang dimilikinya, namun satu pencapaian pria itu bisa membuat Andre iri setengah mati. Apa itu?
Lalu ia tersadar dalam lamunan, dan memalingkan pandangan pada sebuah buku tebal di atas meja yang sebelumnya ia telah ambil dari dalam tasnya itu.
Lalu, seluruh siswa menoleh ke arah pintu yang terukir dari jati itu. Pintu itu terbuka, dan menampakan seorang wanita paruh baya dengan membawa beberapa buku ditangannya, ya itu guru Geografi Andre.
Masing-masing siswa membenarkan posisinya, dan bersiap meyiapkan salam. Lalu, wanita itu meletakkan sebangian bukunya diatas mejanya.
"Hari ini ada Pre-test ya anak-anak."
"Yah, gak bisa gitu dong bu!" protes para siswa dengan serentak.
"Masa dadakan gitu ye," celetuk salah satu siswa.
"Sudah!!! Sudah!!! Sekarang keluarkan kertasnya, kita Pre-test!!"
"Baik, bu," para siswa menjawab pasrah dengan serentak.
"Nomor satuuuuu......."
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT YOU
Novela JuvenilKesalahan ku ketika aku tidak jujur, dan mengakui bahwa aku mencintaimu hanya karena kemunafikan dalam hatiku. Jika aku harus kehilanganmu, pantaskah itu terjadi??? Aku menerima itu, asalkan aku telah mengatakan yang sebenarnya bahwa : "I WANT YOU" ...