new student

152 12 1
                                    

Dalvin melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang akan membawanya ke koridor loker. Selama berjalan di koridor, ada saja siswi yang menyapanya, tapi Dalvin tidka mempedulikannya dan tidak ada niatan untuk menyapa balik. Dalvin dingin? Ya, pada orang-orang yang tidak dekat dengannya, Dalvin memang bukanlah sosok orang yang friendly. Tapi, kalau sudah bersama orang-orang yang dekat dan sudah akrab dengannya, Dalvin akan berubah 180 derajat

Sesampainya di koridor dengan banyaknya loker-loker milik murid kelas 11 Ipa berjejer dengan rapih, Dalvin langsung menghampiri loker miliknya dan dengan sigap meletakkan tas miliknya ke dalam loker dan tidak luoa mengambil buku untuk jam pelajaran pertama

“Lo udah ngerjain tugas seni?” Tanya Keenan yang tiba-tiba berdiri di sebelahnya

“Udah”

“Vin, masih pagi nih. Senyum dikit napa”

“This is the real of me”

“No, it’s not”

Dalvin menutup lokernya lalu bergegas pergi menuju kelasnya

“Bingung gue sama dia. Dikit dikit dingin, dikit dikit jadi asik orangnya. Atau jangan-jangan dia berkepribadian ganda?”

**

“Bawa tugas seninya?” Tanya Rayna yang tengah membuka lokernya di sebelah Raisa

“Tuh” Raisa memajukan dagunya untuk menunjukkan pada Rayna bahwa tugas mereka sudah berada di dalam lokernya

“Sabtu lo masuk?”

“Masuk kayaknya, tapi pulang duluan”

“Gue percaya semuanya bisa berakhir, Sa”

“I fight for this almost in 10 years, and I never hope that I will live longer,  but I believe god will gives me the best thing in my life”

“Jadi religius lo”

“Yang harus gue lakuin sekarang ya terus berdoa dan ibadah karena gue gak tau kapan semuanya berakhir”

Raisa menyampirkan tas miliknya di bahu kanannya lalu menutup lokernya “Yuk ke kelas”

“Yuk” Jawab Rayna yang setelah itu menutup lokernya

Handphone milik Raisa berdering, menandakan ada sebuah pesan masuk “Bantar, Ray. Mama gue WA”

Mama: Hari ini pulang sama David, ya

Raisa: Iya

“Yuk”

Raisa dan Rayna berjalan beriringan menuju kelas mereka dengan di selingi beberapa obrolan ringan dan terkadang membuat mereka tertawa

**

15 menit lalu bel pulang berbunyi, dan sekarang para murid sudah berhamburan keluar dari gedung sekolah, memenuhi area parkir dan masih ada juga yang masih rapikan barang-barang mereka di loker masih-masing

Raisa yang sudah selesai dengan barang-barang di lokernya mencari-cari keberadaan David, hingga penglihatannya menangkap seorang laki-laki melambaikan tangannya tingi-tinggi ke arah Raisa

Dengan antusias Raisa berlari kecil menghampiri David yang berdiri di ujung koridor loker karena tempat di mana loker milik David berada cukup jauh dengan milik Raisa mengingat David di tempatkan di kelas 11 Ipa 4

“Nyariin ya?” Ledek David

“Yaiyalah nyariin, nanti gue pulang sama siapa kalo bukan sama lo”

“Yaudah ayo pulang”

Raisa dan David berjalan bersisihan dengan David yang terus meledeknya seperti biasa. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seorang siswa yang memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan seraya menyenderkan punggungnya di loker miliknya. Mata siswa itu semakin menajam saat Raisa dan David lewat di depannya

“Masih gue liatin” Batin siswa itu

Siswa itu masih memperhatikan gerak-gerik Raisa dan David sampai mereka berdua menghilang di ujung koridor

“Gue cariin lo dari tadi” Ucap Keenan yang tiba-tiba menghampiri Dalvin “Lo kenapa?” Tanya Keenan yang memperhatikan perubahan ekspresi Dalvin sebelum dan sesudah Keenan izin padanya agar Dalvin keluar kelas duluan dan Keenan akan menyusulnya

“Ayo pulang” Ucap Dalvin tidak memperdulikan pertanyaan dari Keenan dan langsung berjalan mendahului Keenan

“Mulai aneh”


Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang