what's wrong with him?

134 13 0
                                    

Pada jam makan siang kantin menjadi tempat paling ramai di kunjungi selain Masjid. Dan seperti jam makan siang biasanya, Raisa dan teman-temannya berkumpul di satu meja yang sama yang terletak di tengah-tengah kantin guna menikmati makan siang bersama

“”David!” Ucap Raisa seraya melambaikan tangannya pada David yang tengah mencari meja kosong dengan nampan berisi makan siangnya

Yang di panggilpun langsung berjalan menghampiri meja tempat Raisa dan teman-temannya berkumpul

“Duduk sini aja” Ucap Raisa

“Nanti gue cowok sendirian di sini” Sahut David dengan tawa pelan di akhir kalimat

“Gapapa kok, kita gak ada masalah” Ucap Farah yang sepertinya sedikit terpesona dengan tampang David yang bisa di bilang cukup tampan

Dengan cepat Fira memukul punggung Farah “Genit banget”

“Yee, lo juga mau kan”

“Ini….kan yang kemarin pulang bareng sama lo. Kalian….pacaran?” Tanya Lia yang mengundang tawa dari Raisa dan David

“Lah dia malah ketawa” Ucap Bella

Raisa mulai meredakan tawanya lalu mulai menjelaskan tentang David pada teman-temannya “Jadi, David ini sepupu gue yang baru pindah dari Bali”

“David” Ucap David memperkenalkan diri

“Gue Bella”

“Lia”

“Farah”

“Fira”

Rayna yang baru kembali membeli camilan pun bingung, siapa siswa yang duduk di antara mereka

“Lo pasti Rayna, kan?” Tanya David saat melihat Rayna

Rayna menautkan alisnya “Lo….siapa? Tau gue dari mana?”

“Lo anak kedua dari CEO Zeus Group kan?” Tanya David

“Orangtua lo punya saham di perusahaan Papa gue?”

Bella meletakkan sendoknya di atas piring lalu mengangkat kedua tangannya “Ok, mari kita biarkan para anak berwajah blasteran dan calon pewaris ini membicarakan hal yang kita gak ngerti” Jangan heran dengan sikap Bella karena ialah yang perkataannya paling tajam di antara mereka berenam, tapi percayalah, Bella itu baik kalau kalian sudah mengenalnya lebih dalam

“Papa gue punya proyek resort di Bali yang kerja sama dengan perusahaan keluarga lo”

“Oh”

“By the way, gue David, sepupunya Raisa”

“seperti yang udah lo tau, gue Rayna” Ucap Rayna yang setelah itu duduk di kursinya

“Oh iya, kenapa meja di sana kosong?” Tanya David seraya melihat ke arah sebuah meja kosong di kantin

“Lo liat ke arah dua murid cowok itu, yang mukanya mirip Shawn sama Cam” Perintah Lia

Ya, emangnya kenapa?”

“Yang mirip Shawn itu anak kepsek, Kakeknya pendiri sekolah ini. Jadi intinya meja itu meja yang sering dia dudukin bareng sama temennya itu, dan dia gak segan-segan untuk ngusir siapa aja yang duduk di sana. Kenapa mereka mau aja di usir? Jawabannya karena jabatan Ibunya”

“Itu namanya seenaknya”

“Berani nentang? Ngomong aja sana sama dia. Kalo berani itu juga”

“Intinya jangan deket-deket sama dia. Oh iya, dia juga musuh bebuyutan sepupu lo ini” Ucap Bella

David menatap ke arah Raisa dengan wajah penasaran dan bertanya-tanya

“Jangan ngeliatin gue kayak gitu” Ucap Raisa yang risih dengan tatapan David “Masih inget pas gue SD gue sering gak sekolah? Nah alesannya itu dia, dia gangguin gue mulu tiap hari sampe gue gak mau sekolah”

“Oh jadi itu anak laki-laki yang Tante maksud. Tunggu, berarti dia anaknya Tante Susan? Berarti kepala sekolah di sini Tante Susan? Berarti dia pewaris LC Group?”

“Kemana aje lu tong” Balas Raisa

“Ke Bali lalu ke Jakarta”

“Sekalian aja jawab ‘lari ke hutan belok ke pantai’”

“AADC kali ah” Sahut Rayna

Raisa beranjak dari duduknya “Gue mau ke toilet bentar, ya” Setelah itu Raisa langsung berjalan meninggalkan kantin menuju toilet yang letaknya tidak jauh dari kantin

Tiba-tiba saja di perjalanan seorang siswi tidak sengaja menabrak tubuh Raisa dan menumpahkan jus stroberi miliknya dan membasahi kemeja putih Raisa

“Maaf, Kak. Aku gak sengaja. Maaf, Kak”

Mungkin kalau Kakak kelas yang sangat mencintai senioritas akan langsung mengomeli adik kelas itu habis-habisan, tapu ini Raisa, ia tidak suka menjunjung senioritas apalagi dengan kepopuleran sebagai salah satu youtuber muda dan kedudukannya sebagai calon pewaris dari salah satu perusahan terbesar di Indonesia bahkan asia tenggara

“Gapapa”

“Tapi seragam Kakak…”

“Gue bisa bersihin ini di toilet”

“Tapi aku jadi gak enak, Kak”

“Gapapa, sekarang mending lo balik ke kelas aja, bentar lagi bel”

“Sekali lagi, maaf banget, ya, Kak”

“Iya”

Sepeninggalan adik kelas itu, Raisa langsung menuju ke toilet sekolah untuk membersihkan kemejanya

“Bisa masuk angin nih gue” Gumam Raisa seraya mengucek bagian kemejanya yang kotor

Setelah memastikan nodanya tidak terlalu terlihat, Raisa langsung bergegas keluar dari toilet karena bel masuk akan segera berbunyi, hingga langkahnya terhenti di ambang pintu saat seseorang menyodorkan sebuah hoodie miliknya

“Pake” Perintah Dalvin

“Hah?”

“Baju lo basah, nanti kalo masuk angin gimana? Cepet ganti pake ini”

“Gak boleh pake sweater di sekolah, Vin”

“Nanti gue yang urus, sekarang ganti dulu”

Akhirnya Raisa meraih sweater hoodie milik Dalvin. Saat Raisa hendak berbalik dan kembali masuk ke dalam toilet, tiba-tiba saja Dalvin mendekatkan wajahnya ke telinga Raisa

“Kemeja putih kalo kena air jadi transparan, daleman lo keliatan” Ucap Dalvin pelan lalu menjauhkan tubuhnya

Mata Raisa langsung melebar, lalu seperkian detik selanjutnya pukulannya sudah mendarat dengan mulus di lengan Dalvin “Kurang ngajar lo!”

“Aw, sakit” Ucap Dalvin, tapi setelah itu Dalvin tertawa puas saat melihat wajah Raisa berubah menjadi merah karena malu “Udah cepet sana ganti, bentar lagi bel” Ucap Dalvin “Gue duluan” Setelah itu Dalvin berjalan meninggalkn Raisa

**

Setelah selesai mengganti seragamnya, Raisa langsung kembali ke kelasnya. Sebelumnya Raisa sudah mengirim pesan pada Rayna agar ia dan yang lainnya duluan saja ke kelas lalu memberitahukan alasannya

“Tumben bawa hoodie” Ucap Bella saat melihat Raisa menggunakan sweater hoodie berwarna hitam

“Bukan punya gue” Sahut Raisa seraya duduk di kursinya

“Terus punya siapa? David?”

“Bukan, ini punya Dalvin”

“Hah?!” Sahut Farah cukup kencang yang membuat beberapa penghuni kelas lainnya melihat ke arah mereka

“Gak usah kenceng-kenceng” Omel Fira

“Tumben dia baik sama lo” Ucap Lia

“Nah itu dia, gue juga bingung” Sahut Raisa

Setelah itu tiba-tiba saja Dalvin memasuki kelas dengan wajah datarnya, lalu ia langsung duduk di kursinya yang letaknya tidak jauh dari tempat keenam gadis itu duduk, tepatnya Dalvin duduk bersebelahan dengan Keenan tepat di barisan di sebelah barisan kursi milik keenam gadis itu, hanya saja meja milik Dalvin berada di posisi kedua dari belakang

Nampak keenam gadis itu memperhatikan gerak-gerik Dalvin yang sekarang sedang menyumpal kedua telinganya dengan headset, tentu saja kegiatan itu mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi

“Kayaknya ada yang salah sama dia” Ucap Rayna

“Mungkin gak sih kalo dia berkripadian ganda?” Tanya Bella pelan yang membuat teman-temannya menautkan alis mereka

“Lagi ngomongin gue lo ya?” Tanya Dalvin yang tentu saja tertuju pada keenam gadis tersebut walaupun pandangan tertuju lurus ke depan

“Enggak!” Bantah Lia “Pede banget lo”

Dalvin tersenyum miring lalu menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam, tanpa sebuah senyum tentunya “Balikin hoodie-nya jangan lama-lama” Ucap Dalvin yang pastinya tertuju pada Raisa

“Iya”

Setelah itu Dalvin kembali menatap lurus ke depan

“Gue setuju sama pendapat lo” Ucap Raisa sangat pelan pada Bella







Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang