Chapter 35 (End)

13.2K 527 113
                                    

Maaf endingnya kalau nggak sesuai harapan kalian, and jangan lupa play yang dimulmed.

Enjoy! 😽

◾◾◾◾

Tak pernah terbayangakan 
jadi seperti ini pada akhirnya
Semua waktu yang pernah kita lewati bersama
nyata hilang dan sirna

Bila memang harus terpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada didalam jiwa

Tetap Dalam Jiwa - Isyana Sarasvati◀ 

---
Satu tahun berlalu, kini pernikahan Alby dan Della memasuki tahun keempat. Kedua sikembar juga memiliki perkembangan yang bagus hingga umur dua tahun ini. Bahkan yang ada semakin lincah saja.

Jika dulu berjalan masih harus memegang sesuatu agar tidak jatuh,sekarang Alan dan Alana sudah bisa berlari-bahkan itu menjadi hobby mereka sekarang. Cara bicaranya juga sudah mulai bisa terdengar jelas, walau masih dengan aksen cadelnya, bahkan mereka sudah mulai berteriak-Alana terutama. Dan mereka juga sudah bisa merapikan mainan sendiri-walaupun hasilnya masih berantakan.

"Ayah.....!!" Nah kan bener, Alana memang paling suka acara teriak-teriakan. Ia berlari ke arah Alby yang baru saja pulang bekerja. Kedua tangannya ia rentangkan dengan senyuman lebar menampakkan giginya yang masih beberapa tumbuh. Dibelakangnya ada Alan yang juga ikut-ikutan berlari.

"Hup!" Alby menangkap Alana, membawanya kedalam pelukannya. "Emm.. Harum banget, Adek udah mandi ya?" Tanyanya mencium rakus wangi Alana yang khas anak-anak.

Alana mengangguk, sembari kegelian karena terus diciumi oleh Alby, "Haha.. geli," ucapnya menggeliat dalam pelukan Alby.

Alby juga ikut-ikutan tertawa, "Cium Ayah dulu," Alby menunjuk bibirnya.

Dengan senang hati Alana langsung mencium bibir Alby, "Ayah sayang adek," tambahnya lalu mencium pipi Alana.

"Dek, juga," balas Alana sembari mengangguk-anggukkan kepalanya lucu.

"Ayah, Bang mau," Alan memberenggut karena dihiraukan sejak tadi, tangannya ia rentangkan pertanda ingin digendong oleh Alby.

Alby melirik kebawah dimana Alan berdiri sambil me-manyunkan bibirnya, Alby terkekeh lalu berjongkok didepan Alan, "Hehe...Ayah nggak lihat Abang tadi, sini peluk Ayah." Alby merentangkan sebelah tangannya, dengan tangan yang satu lagi masih memeluk Alana.

Alan langsung menghambur kepelukan Alby, "Yah bau," Alan menyipitkan matanya sedikit tak suka bau badan Alby yang masih asem.

Alby terkekeh lagi, "Ayah kan belum mandi, baru juga pulang kerja,"

"Ayah, ndak bau Bang!" Alana protes Alby dikatai begitu.

Alan tak menanggapi Alana, ia lalu mencium pipi Alby, "Anak pintar," senyum Alby mengusap kepala Alan, lalu mencium balik pipi Alan.

"Dek juga pintal," Alana sedikit tersinggung karena Alby tak menyebutnya anak pintar, matanya sampai membulat lucu apalagi pipinya yang tembem.

"Iya, adek juga pintar kok, kan anaknya Ayah. Oh ya, Bunda dimana?" Tanya Alby karena sedari tadi tak melihat Della menyambutnya pulang bekerja. Padahal biasanya Della akan selalu menyambutnya disusul oleh kedua sikembar.

Beloved AlbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang