[H. MIKUO]
MIHAEL diambil dari namaku sendiri. Hatsune Mikuo. MI dari Mikuo, sedangkan Hae dari HAtsunE yang kemudianku ubah menjadi MIHAEL.
Aku dan Kaito sendiri telah lama terjun ke dunia online dengan nama bajakan kami masing-masing. Kaito menggunakan nama SHIKAI. SHIon KAIto.
Jujur saja, di dunia online, kami berdua paling ditakuti dengan kemampuan meng hack kami.
Barusan ini juga kami meng hack account salah satu sarjana kaya raya. Dalam hitungan detik account dia berhasil kami bajak.
Aku dan Kaito menemukan informasi yang sangat menarik tentang sang sarjana tersebut dan kami jual informasi tersebut – yang bukan ideku! Melainkan idenya Kaito.
Aku berusaha menahannya. Tapi dia tetap nekat melakukannya hanya untuk mendapatkan uang tambahan. Memang benar, banyak orang yang membeli informasi itu. Membuat Kaito semakin kaya saja.
Tapi sekarang kekayaan itu bukan apa-apa melihat mayat Kaito yang sudah tak berbentuk.
Oke. Aku mulai flash back lagi. Sejak mendengar kematian Kaito, otakku selalu bekerja untuk mengingat masa-masaku bersamanya yang tak mungkin kembali lagi.
Dan sekarang aku menyadarinya bahwa aku berdiri sendirian di depan gerbang sekolah. Selama beberapa detik aku terdiam berusaha mengingat apa yang kulakukan disini. Argh! Ini gara-gara aku melamun terus dari tadi!
Oh ya! Harusnya aku pulang bersama Miku hari ini, tapi kemana anak itu?
Baru saja aku hendak mengambil Hpku, Hp itu malah berdering dengan nama Miku tercantum didepan layar.
"Miku kau dimana!" tanyaku panik.
"Mikuo? Ah ya maaf! Aku tidak bisa pulang bersamamu hari ini! Aku harus mengurus kegiatan OSIS. Tadi aku ingin menemuimu langsung di depan gerbang. Tapi yaa... Kau tau sendiri Rin tak suka mennunggu jadi aku hanya dapat menelfonmu! Maaf ya!" Jelas Miku
Aku tidak bisa berkata-kata apapun lagi setelah itu. Disaat-saat aku ketakutan seperti ini, yang kubutuhkan temen pulang. Bukan berjalan sendirian di waktu petang seperti ini! Yang benar saja Miku!
"Mikuo?" Kudengar Miku memanggil namaku lagi. "Kau masih takut dengan pesan tadi?"
"Ehh.. itu..." Aku gelagapan sendiri – berusaha menyembunyikan rasa takutku.
"Mikuo... Mungkin saja MIHAEL itu adalah orang lain! Bukan dirimu. Aku juga sudah memberi taukan kepada papa. Kata papa juga MIHAEL yang dimaksud bukan kamu. Jadi tidak usah khawathir oke!?" Miku berusaha menenangiku di ujung telfon.
Mudah untuk mengatakannya, susah untuk dilakukannya! "Baiklah.." Argh! Mulut sialan! Seharusnya aku mendesak Miku untuk pulang bersamaku!
"Ja matane!"
"Matane.."
Lalu koneksi terputus. Kembalilah aku dalam suasana petang yang mencekam dengan langit merahnya. Serasa ikut dalam cerita Twilight. Bukan aku yang suka nontonloh ya! Melainkan Miku yang suka! Aku hanya karna ikut-ikutan kepo saja.
Aku hanya dapat menarik napas panjang, berjalan sendirian dibawah ketakutan yang kubuat-buat sendiri. Kujamin orang yang melihatku berjalan pada mengira aku gila. Setiap 5 detik aku selalu berbalik kebelakang hanya untuk memastikan agar tidak ada yang mengikutiku. Kenapa aku menjadi paranoid seperti ini! Argh!
Aku sengaja mampir ke "BOSTON." Sejenak untuk membeli kopi agar diriku dapat tenang.
"Ditemukan mayat anak SMA yang dibunuh secara kejam. Mayatnya ditemukan di daerah sepi Shinjuku. Saat ini pihak kepolisian sedang memeriksa mayat itu." Berita di TV mengungumkan tentang kematian Kaito. Kepalaku kembali memutar ingatanku bersamanya.
Karna berita tadi, saat aku keluar toko, pikiranku melantur sendiri. Aku berjalan sudah tidak sewaspada tadi. Sampai aku sendiri tidak sadar kalau aku berada di bagian sepi Ikebukuro.
Tiba-tiba Hpku berbunyi. Aku langsung tersadar dari lamunanku. Barulah aku sadar kalau aku sendirian di gang kecil Ikebukuro. Aku ingin kembali ke jalan besar, cuman sebelum itu aku mengangkat Hpku dengan nomor tanpa nama.
"Haloo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Callous Murder [ Vocaloid Fanfiction ]
HorrorKaito telah dibunuh secara sadis oleh seseorang. Padahal ia sama sekali tidak melakukan suatu penyimpangan. Apa motif si pembunuh ? Dan entah apa aku yang terlalu paranoid, tapi korban selanjutnya adalah aku sendiri!