First Kiss Part 1

51 2 0
                                    


Di Minggu siang yang cerah dan panas, anak tertua, ke dua, dan ke empat dari keluarga rambut merah, Shirayuki, Yona dan Kurisu, sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing di ruang keluarga. Yona yang sibuk menonton pertandingan memanah dengan suara keras, sementara Shirayuki dan Kurisu yang diam saja dipojokkan, asyik membaca buku yang dibawanya tanpa terganggu kebisingan dari siaran TV.

Shirayuki, Yona, dan Kurisu walau sama-sama memiliki rambut berwarna merah dan bersaudara dengan selisih umur yang berdekatan, tapi mereka punya penampilan yang berbeda. Shirayuki memiliki rambut merah lurus dengan panjang sebahu. Badannya kecil dengan tinggi yang tak terlalu pendek tapi juga tak terlalu tinggi. Dia sangat suka membaca buku dan bekerja sebagai apoteker.

Kurisu si anak ke dua, mempunyai rambut merah lurus yang sangat panjang dengan bentuk badan yang ideal dan tinggi. Belum ditambah dengan kejeniusannya dalam penelitian. Sekarang dia bekerja sebagai asisten dosen sekaligus peneliti di sebuah perusahaan teknologi ternama. Anak ke empat, Yona, memiliki rambut merah ikal yang dipotong sangat pendek. Badannya kecil dan pendek, meski begitu dia sangat ahli memanah. Dia tak pernah meleset dalam urusan memanah.

Saat Yona sedang asyik menatap layar televisi, tiba-tiba sebuah iklan yang penuh dengan warna pink muncul. Bukan warna pinknya yang membuat kaget melainkan topik yang ada dalam iklan itu, first kiss. Wajah Kurisu dan Shirayuki yang tak sengaja mendengar iklan itu langsung memerah sebelum Yona mematikan layar televisinya.

"I-iklan apa itu! Sama sekali tak sopan!" seru Kurisu dengan wajah memerah. "Bagaimana bisa iklan seperti itu lulus uji sensor! Apa saja yang dikerjakan orang-orang Badan Sensor Film sampai iklan tak sopan seperti itu bisa tayang!"

"Tenanglah, Kurisu. Mungkin mereka terlalu capek atau kurang teliti. Yang harus kita lakukan sekarang adalah melaporkannya," kata Shirayuki dengan nada menenangkan. Kurisu diam dan mengangguk sementara Shirayuki menelepon ke customer service Badan Sensor Film untuk melaporkan iklan tadi.

Saat Shirayuki sibuk menelepon, Yona yang sedari tadi diam saja mendekati Kurisu  dan bertanya dengan wajah polos, "Kak Kurisu pernah mencium seseorang?" Kurisu yang mendengarnya langsung membeku seketika.

"Hah!? Apa? Tadi kau tanya apa?" tanya Kurisu dengan wajah memerah setelah beberapa detik sempat membeku.

"Apa kak Kurisu pernah mencium seseorang?" ulang Yona dengan wajah dan nada yang masih sama polosnya dengan tadi.

"Itu..." Kurisu bingung menjawabnya. Saat Kurisu hendak menjawab pertanyaan Yona, Shirayuki mendekati mereka seraya berkata, "Mereka bilang akan menelusuri iklan tersebut." membuat Kurisu tak jadi menjawab pertanyaan Yona dan lebih memilih memberi respon balik atas perkataannya Shirayuki. "Syukurlah. Semoga mereka langsung bertindak. Jangan sampai ada anak kecil yang melihat iklan seperti itu." Shirayuki mengangguk setuju.

"Kak Shirayuki," panggil Yona. Shirayuki menoleh ke arah Yona sambil tersenyum, "Apa?"

"Apa kak Kurisu pernah mencium seseorang?" tanya Yona dengan wajah dan nada polos dan berhasil membuat Shirayuki membeku mendengarnya.

"Kenapa kau bertanya begitu?" tanya Shirayuki balik masih dengan senyum dan nada ramah.

Wajah Yona memerah. Dengan malu-malu Yona menjelaskan alasannya, "Sebetulnya... aku belum pernah merasakan ciuman. Karena itulah, aku ingin tahu gimana rasanya..."

"Pernah," kata Shirayuki. Kurisu melotot tak percaya kakaknya itu menjawab pertanyaan polos Yona.

"Benarkah? Apa dengan kak Zen?"

Shirayuki mengangguk. "Benar. Dan itu dengan Zen."

Yona menatap Shirayuki dengan mata berbinar. "Bagaimana rasanya? Apakah lembut dan hangat seperti yang dijelaskan di buku?"

Shirayuki tertawa garing mendengarnya. "Hahaha. Aku juga tak tahu kata yang tepat seperti apa. Yang pasti penjelasan yang ada di buku itu terlalu dilebih-lebihkan kalau menurutku."

Yona membulatkan mulutnya membentuk huruf O saat mendengarnya sementara matanya masih berbinar-binar memandang ke arah Shirayuki.

"Kurisu juga pernah melakukannya," kata Shirayuki sambil menolehkan kepalanya ke arah Kurisu, membuat Kurisu jadi salah tingkah.

"Sudah kuduga, kak Kurisu pernah melakukannya," kata Yona dengan nada kagum dan mata berbinar-binar memandang ke arah Kurisu. Kurisu hanya meringis.

"Apa kakak melakukannya sama kak Houin Kyouma?" tanya Yona.

"Panggil dia mesum, jangan Houin Kyouma. Atau Okabe, nama aslinya," kata Kurisu dengan nada menasihati.

"Tapi kak Houin selalu menyuruhku memanggilnya Houin Kyouma setiap bertemu denganku," jawab Yona.

Kurisu menahan kekesalannya sambil berkata, "Orang mesum satu itu..."

"Jadi kak Kurisu, apa kakak pernah ciuman sama kak Houin? Apa ciuman pertama kakak dilakukan sama kak Houin?" Ternyata Yona sangat penasaran sehingga dia memberondong Kurisu dengan banyak pertanyaan, membuat Kurisu jadi salah tingkah.

"Sa — satu, satu tanyanya," kata Kurisu dengan suara agak meninggi. Yona hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Jadi..." Wajah Kurisu langsung memerah saat dia mengingat kembali ingatannya saat dia ciuman dengan Okabe. "Iya... Aku pernah ciuman sama dia. Dan... ciuman pertamaku juga dengan dirinya."

Yona membulatkan mulutnya membentuk huruf O saat mendengarnya sementara matanya masih berbinar-binar memandang ke arah Kurisu sementara Shirayuki tersenyum ke arahnya.

"Di — dia juga! Ciuman pertamanya juga dilakukan denganku! Jadi kami sama..." kata Kurisu dengan wajah yang sudah tak ada bedanya dengan kepiting rebus.

"Huwaaah keren..." kata Yuni takjub.

"Itu sama sekali tak ada keren-kerennya. Kau sendiri dikeliling banyak cowok gitu tapi tak ada yang menciummu?"

Yona menggembungkan pipinya saat mendengar pertanyaannya Kurisu. "Di bibir tak pernah. Tapi kalau di kening pernah sekali..."

"Hooo... sama Hakku kah?" tanya Kurisu dengan wajah menggoda.

Wajah Yona memerah seketika saat mengingat kembali kenangan saat Hakku mencium keningnya, "I — itu karena Hakku suka sekali menggoda!"

Kurisu memandangnya dengan tatapan tak percaya, membuat Yona jadi sebal melihatnya, "Aku tak bohong kok! Hakku itu suka sekali menggoda orang."

Shirayuki mengelus-elus kepala Yona seraya berkata dengan nada menenangkan, "Iya, iya. Kami percaya kok. Yang pasti pembicaraan ini rahasiakan sama lainnya."

"Aku sudah bisa membayangkan betapa ramainya nanti kalau mereka mendengar hal ini," kata Kurisu. Yona mengangguk dan menjawab dengan semangat, "Baik!"

"Kami pulang!" seru Mikorin dan Akarin dari pintu depan.

Yona, Kurisu dan Shirayuki yang mendengar seruan adiknya yang baru datang belanja itu menyahut bersamaan, "Selamat datang!"


********


KELUARGA BERAMBUT MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang