Menjelajahi Rumah Keluarga Rambut Merah

124 3 2
                                    


Tin! Tin! Tin! Terdengar suara jam beker yang terus berbunyi dan berisik. Jam itu terus berbunyi sampai akhirnya tangan kanan seseorang menggapainya dan mematikannya dengan cara menekan tombol putih yang berada di atasnya. Ternyata tangan itu milik seorang anak perempuan berambut merah yang sedang asyik berada di dunia mimpi. Setelah mematikan jam beker yang terletak di meja kecil di samping tempat tidurnya, dia pun memunggungi jam beker yang sudah terdiam dan meneruskan tidurnya.

Beberapa detik kemudian, terdengar bunyi bel yang ditekan berulang kali dengan semangat oleh seseorang. Suara bel yang keras dan terus menerus berhasil mengagetkan anak itu hingga dia menjerit dalam keadaan duduk. Kemudian dia tolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, dengan kebingungan.

"A — ada apa?" katanya bingung.

"Kami tahu kau ada di dalam, Akkari! Cepat lah turun tanpa banyak tanya!" seru orang yang menekan bel.

"Kalau tak segera bangun bisa terlambat loh!" seru teman orang yang menekan bel.

"Kyouko-chan? Yui-chan?" kata Akkarin yang masih setengah sadar.

"Terlambat? Maksudnya?" lanjutnya sambil mengambil jam bekernya untuk melihat sudah jam berapa. Akkarin langsung kaget setengah mati saat dia melihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Hah?! Tak mungkin?!" serunya seraya meletakkan jam bekernya ke tempatnya semula.

Akkarin langsung turun dari ranjangnya dengan panik. Sayangnya baru mengambil satu langkah ke depan, kakinya terlilit selimut yang jatuh saat dia langsung turun tadi, membuat dirinya jatuh mencium lantai.

Akkarin bangun sambil mengusap-ngusap hidungnya yang sakit terantuk lantai karena terjatuh tadi kemudian segera masuk ke kamar mandi. Dia mandi secepat mungkin, lalu mengenakan kemeja putih dan rok merahnya dengan cepat. Tak lupa dia menyisir rambut merah pendeknya. Namun ujung rambutnya yang semula rapi kembali mencuat ke atas. Akkarin menatap rambutnya yang mencuat itu dengan tatapan sebal.

Dia ambil setengah bagian rambutnya kemudian menggelungnya menjadi dua bagian, kanan dan kiri. Dengan mata berbinar dan semangat level tinggi, Akkari mengambil roti bakar selai stroberi miliknya yang sudah disiapkan di meja oleh kak Shirayuki, kakaknya yang paling tua.

Sambil menggit roti bakarnya, Akkarin membuka pintu rumahnya. Di depan pintu terlihat dua anak perempuan yang mengenakan kemeja putih dengan rok biru pendek.

"Kyouko-chan, Yui-chan maaf lama!" serunya sambil memegang roti bakarnya dengan tangan kanannya.

"Terlambat tidak ya?" tanya Kyouko sambil menoleh ke arah Yui.

"Pasti terlambat nih," jawab Yui sambil menoleh ke arah Kyouko.

Mendengar perkataan mereka berdua, Akkarin baru sadar bahwa dia salah memakai seragam. "Aku lupa kalau hari ini aku sudah SMP!" serunya sambil menangis. "Huwaaa! Malunya!"

"Jujur saja kami tak menduga akan seperti ini jadinya," kata Kyouko sambil menoleh ke arah Yui.

"Yah, tak mengagetkan juga sih," jawab Yui seraya menolehkan kepalanya ke arah Kyouko.

"Sebaiknya kau segera ganti baju, atau kita akan terlambat," saran Yui ke Akkarin.

Akkarin mengangguk, lalu dia membalikkan badannya berlari ke dalam rumah sambil berseru, "Aku ganti baju dulu!"

Setelah Akkarin menghilang untuk ganti baju, Kyouko yang berada di luar bersama Yui mengajak Yui jalan-jalan.

"Ke mana?" tanya Yui.

"Ke dalam rumah," jawab Kyouko bersemangat. Yui kaget mendengar jawaban temannya satu itu. Dia hendak melarang Kyouko masuk, tapi sayang Kyouko sudah masuk duluan. Terpaksa Yui mengikutinya di belakang.

KELUARGA BERAMBUT MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang