Baiti Jannah Ti

36 1 0
                                    

06.00 wib

Jam menunjukan jam setengah enam pagi,hari ini adalah hari terakhir aku disini,dikota aku.Karna besok adalah detik-detik terakhir aku berpisah dengan teman-teman sekolah ku.

   Nessa,kamu sudah siapkan semua perlengkapan kamu dikoper belum?

Suara wanita yang sangatlah beralunan lembut terdengar ditelingaku yang mungkin jarak suara itu tidak jauh dari ruang makan yang aku duduki saat ini.Aku pun mencari rambatan suara itu,dan telinga aku menyatakan bahwa suara itu berasal dari dapur.Dan disana aku melihat sesosok wanita yang sangat indah dipandang mata,walaupun terlihat diwajahnya kerutan kecil yang  disebabkan oleh faktor umurnya yg tidak lagi muda seperti dulu,tetapi menurut ku dia masih terlihat sangatlah cantik.Iya...dia adalah ibuku,ibu yang sangat lembut hatinya,tetapi dia juga akan berubah menjadi sangat tegas apabila anak-anaknya melanggar peraturan dirumah.Ibu mempunyai 3 anak dan aku salah satu anak keduanya dari pasangan Marendra Nur Rochman & Cut Keke.Ibu adalah orang asli Aceh dan ayah adalah keturunan orang padang.Mereka awalnya bertemu dari perjodohan secara agama yang sering disebut adalah ta'aruf.Dan mereka sudah menginjak 17 tahun pernikahannya.Dan sekarang mereka dikaruniain oleh Allah 2 orang anak perempuan dan 1 orang anak lelaki.

   Tenang bu,nessa sudah siapkan dari semalem perlengkapan nessa kok,jadi ibu jangan khawatir.

Nessa menjawab pertanyaan ibunya sambil berjalan menuju dapur membantu membawakan makanan yang nantinya akan dimakan bersama keluarganya dimeja makannya nanti,setelah makanan itu berkumpul dalam satu wadah.

   Oh baguslah kalau seperti itu.

Jawab ibu dengan alunan yang sangat lembut dan mungkin ini lebih lembut dari sebelumnya.

   Nessa,tolong panggilkan kaka dan adik mu sekarang kesini,makanan sudah siap.

Ibu lagi-lagi mengeluarkan suara lembutnya itu,untuk menyuruhku membangunkan saudara-saudara kandung ku.Jujur saja sebenarnya mereka masing-masing sudah bangun untuk sholat shubuh berjamaah,namun kebiasaan kecil mereka yang sama,tidak bisa dihindari tidak lain tidak bukan ialah "sehabis sholat langsung tidur".Ya,itu adalah kebiasaan mereka,sebenarnya aku pun ikut dalam kebiasaan itu,tetapi lambat laun kebiasaan itu aku tinggalkan.

   Oke,siap bos! Mau sekalian aku panggilin ayah gk?

Ledekanku kepada ibu,membuat ibu tersenyum salah tingkah.

   Gk usah! Ayah,biar ibu aja yang panggilkan.

Aku dan ibu pun berpisah arah,karena kamar saudara-saudara ku termasuk kamar aku berada diruang atas,sementara kamar ibu dan ayah berada diruang bawah.

***

   Tok tok tok.....tok tok tok.....
Kak,bagun udah siang....kita sarapan bareng yuk!?..

Tampaknya kakaku tidak mendengar suara teriakan ku ini,karna sedari tadi aku dengar tidak ada orang didalam kamarnya yang merespon teriakan ku dari luar kamarnya.Sebenarnya kamar kaka aku,Rendy Nur Syawal ini,tidak lagi dalam keadaan terkunci tetapi aku diajarkan oleh ibu untuk bersopan santun dalam hal kecil seperti ini,ditambah lagi ibu ku mengajarkan aku untuk tidak sembarangan keluar masuk kamar kaka aku selagi dia tidak mengetahuinya.Alasanya,karna aku dan dia berlawan jenis dan umur kita berbeda tipis,jadi ibu menegaskan untuk menjaga jarak walaupun kita bersaudara.

Karna teriakan ku tidak direspon dari dalam kamar kak rendy,maka aku segera beranjak pergi meninggalkan kamarnya dan beralih ke kamar adik ku,Anyasifa Nur Hijrah.

Inni Uhibbuka FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang