Semenjak peristiwa itu. Hubunganku dengan Shin menjadi sedikit canggung. Meski aku telah berusaha untuk mengusir bayangan mengenai peristiwa tersebut. Tetapi hal itu sama sekali tidak bekerja.
Dan Shin, tak ada yang berubah darinya. Bahkan aku merasa bahwa ciuman tersebut tak memiliki arti apa-apa untuknya. Tentu saja begitu, dia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun untukku.
Aku merasa kini lah saat yang tepat untuk menghakiri hubungan kami. Meski sulit bagiku untuk berpisah dengannya, tetapi aku juga tak ingin membuat Shin berlama-lama merasa tidak nyaman denganku. Terlebih dia sudah mendapatkan kekasih yang akan menjadi istrinya.
Astaga! Hanya memikirkannya saja hatiku benar-benar hancur. Bagaimana nantinya, jika kami sudah benar berpisah.
Untuk masalah pekerjaanku nantinya. Aku sedang memikirkannya. Yaa rasanya tak mungkin jika aku masih bekerja di kafe yang Shin berikan padaku. Meski dia sudah menyerahkan segala urusan padaku. Sementara aku bukan lagi bagian dari hidupnya.
Huffttt... Aku menarik nafasku dengan kasar. Karena memikirkan hal ini kepalaku menjadi pusing. Aku memiringkan kepalaku di atas meja dan menutup mataku.
~neol chajaganda chuogi..."
Panggilan dari ponselku membuatku membuka mataku . Tanpa mengubah posisiku sebelumnya. Aku mengangkat panggilan tersebut tanpa membaca nama sang penelpon.
"Halo" ujarku.
"Apa sekarang kau ingin melupakanku???". Suara menggoda yang cukup ku kenal membuatku menegakkan kepalaku dan melihat nama si penelpon.
Dan yaa! Hampir saja aku menjatuhkan ponselku karena begitu terkejut melihat nama James yang menelpon.
"H..hh..halo James. Aku hanya".
"Wahh kau benar-benar bermaksud melupakanku kan??? Baik lah kalau begitu, aku akan menemuimu sekarang juga".
~Tittt~
Telponku pun terputus. Aku menatap layar ponselku dengan bingung plus aneh. Bahkan aku belum sempat mengatakan apa-apa padanya dia malah mematikan panggilan begitu saja.
~Tok..Tok...~
"Masuk!"
Saat ini seseorang sedang masuk ke runganku. Dan aku yakin Rista lah yang sedang menghampiriku.
"Ris ada yang ing....."
Aku menggantungkkan kalimatku karena begitu kaget melihat James yang saat ini tengah berdiri di depan mejaku. James menatapku dengan tajam dan memberikan senyum datar padaku.
"Ehh James. Apa yang kau lakukan disini??". Aku memandang James dengan kikuk.
"Apa??? Pertanyaan macam apa itu!!! Wahh kau benar-benar. Ahh sudah lah"
Belum sempat aku mengatakan sesuatu pada James. James lebih dulu menarik tanganku untuk keluar dari ruanganku. Aku hanya diam mengikutinya.
Semua mata staff dan tamu yang berada di kafe tertuju pada kami. Tak ada sepatah katapun yang bisa keluar dari bibirku saat James terus menarik tanganku. Hingga kini James membawaku kedalam mobilnya.
Saat aku sudah berada di dalam mobil James, James melepaskan tangannya padaku.
"K..kk..kau kenapa kau membawaku kesini??". Aku menatap James dengan tatapan mematikan.
"Ada yang harus kita bicarakan". James menatapku datar.
Lagi-lagi aku bungkam pada perkataan James. Entahlah rasanya hatiku kali ini menyuruhku untuk menuruti dia. Mengingat sebelumnya aku telah membuatnya kecewa dengan memilih diantar oleh Shin di bandingkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope You Love Me [FINISH]
RomanceAku tidak pernah menyangkah bahwa hidupku akan penuh dengan teka-teki seperti ini. Kehidupan yang selama ini aku bayangkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, ketika aku harus menebak-nebak perasaan pria yang telah tinggal bersamaku. Hii Reader...