Dua Puluh Delapan : Lolos PTN dan Balas Dendam

2.9K 81 2
                                    

Bintang yang indah menemani malamku
Kerlap-kerlip bintang seperti kunang, ku nikmati setiap detik di malam hari dengan Bintang.

Aktivitas biasa tetap ku jalani, sambil menunggu hari pengumuman lolos PTN.
Pembalasan ku untuk rendi masih belom padam sampai saat ini. poselku di penuhi chat dari rendi dan balasan gambar bola.
Tiba-tiba ponsel di dekat bantalku bergetar. Sebuah panggilan masuk dari rendi.
“Hallo, Assalamualaikum ??”.
“Waalaikum salam manja, gimana masih belum puas juga jailnya, emang tangan mu ga keritinng ya ngirimin gambar bola mulu?”
“dasar dokter lebay, aku ga akan menyerah, wekk...”
“Awas aja, kalo ketemu aku bawain suntikan yang banyak, siapa bilang aku ga bisa balas dendam, abis ini lihat aja, bbm mu aku kirimin sesuatu, wekk.....”
“Bodo amat, aku ga akan read bbm mu, wekkk...”
“Stop, males aku terus-terusan ngomongin ini, kita ganti topik aja, oh...iya bukanya besok pengumuman lolos tidaknya masuk PTN ya?
“Iya emang kenapa ?”.
“pokoknya besok kalo kamu lolos aku minta PL (Pajak Lolos), oke aku tunggu”.
“males banget, kamu aja ga doain aku, kok minta traktir”.
“Oke deh aku doain semoga lolos dan semoga aku dapet Traktiranya, amin. Assalamualauikum”.
“Eh dasar Leb”... tut tut tut. Rendi langsung mematikan ponselnya sebelum aku membalas perkataannya.
***
Pagi yang indah, mentari pagi yang selalu tersenyum,
Tidak terasa hari ini udah waktunya penentuan masa depanku, hati ku rasanya deg-degkan. Rasa gemetar memegang ponsel untuk melihat hasil dari Web pengumuman kelulusan PTN.
“Nda gimana, udah di lihat pengumuman online nya?”.
“Belum bu, ini mau lihat, rasanya deg-degkan banget”.
“Ya udah sini biar ibu temenin, coba di buka link nya”.
Satu menit berlalu, ku ketik nama dan NISN, aku tidak ingin melihatnya, aku menutup mata. Aku takut kalau tidak lolos PTN, bagaimanapun walaupun aku tidak memilih Univ nya kak gio aku berharap bisa di terima di PTN yang ada di daerahku. Keringat dingin dan rasa ga karuan aku rasakan, hanya ibu yang mampu melihat ponselku.
“Nda, nih lihat, udah keluar hasilnya, buka dong matanya, jangan merem mulu”. Ibu menyenggol tubuhku tapi aku tetap masih belum siap menghadapi kenyataan, aku takut kalau itu kenyataan yang buruk”.
“Aku takut bu, pasti aku ga lolos ya”. Aku tetap menutup mata.
“Mangkanya lihat dulu”. aku perlahan membuka mata dan melihat layar ponselku yang bertuliskan.
Nama : Ainda W.D
NISN : xxxx
Diterima di : Universitas Negeri xxxxxxxx
Jurusan : Ekonomi Syariah
Aku meloncat bahagia dan teriak karena girangnya, akhirnya yang ku ingin kan bisa tercapai masuk di PTN dengan jurusan yang ku ingin kan.
“Yeeeiiii...... Alqamdullilah, aku lolos PTN”. Aku teriak-teriak di depan ibu, ibu tersenyum dan mencium keningku dan membisikan kata “ Selamat ya Nda, semoga kamu tetap bisa membanggakan dengan apa yang kamu inginkan, ibu selalu mendukungmu”.
Aku langsung membalas dengan memeluk ibu dan membisikkan “Makasih bu, aku lolos karena Allah dan untuk Ibu”
***
Rasanya hari ini adalah hari yang membahagiakan. Ponsel ku bergetar terus, riri yang penasaran dengan hasil ku.
“Nda gimana lolos kan ?”. Aku langsung membalasnya, “Alhamdullilah ri, kamu juga lolos kan?”
“Iya nda lolos di pilihan pertama, akhirnya kita tetap satu tempat yang sama, walaupun beda jurusan. Oh iya nda Yuk kapan kita jalan bareng, buat ngrayain ini”
“Emmhh... nanti aku kabari lagi deh ri, lihat sikon dulu aja”.
Tak terasa aku sudah melewati masa SMA, dan sekarang sudah menginjak pintu Universitas. Tak terasa begitu cepat.
***
Setelah selesai mandi ku kibas-kibaskan rambutku yang basah, hati ku terlalu gembira.
Aku bernyanyi menikmati hariku.
“Don’t Let me,.... na...na...na”. aku terhenti ketika mendengar ponselku bergetar. Sebuah panggilan masuk dari Rendi
“Hallo, Kenapa dokter lebay”.
“Selamat ya manja, akhirnya lolos PTN juga, kapan nih PL nya”.
“Ga ada PL buat Dokter lebay, titik”.
“oke, tapi kalau rahasiamu terbongkar jangan salahin aku”.
“Kamu kok gitu sih ren, oke deh besok aku traktir”.
“Gitu dong, besok sore aku jemputnya, sepulang dari RS”
“hemmm”. Aku langsung mematikan ponselku, rasa gembira sirna menjadi rasa kesal.
Aku merasa kesal ketika ingat Rahasia ku semua ada di rendi, tapi dengan cara begitu aku bisa berfikir untuk membalas dendam ke rendi. “Aku punya ide, besok rendi aku bawain sesuatu biar dia ketakutan, hahaha”, kataku daam hati. Aku tertawa sendiri ketika memikirkan hal bodoh yang aku perbuat besok untuk rendi. Aku akan membawakan bola dengan begitu aku bisa melihat wajah takutnya rendi dan sebagai pembalasan kemarin.
***
Sore telah tiba, barang untuk pembalasan udah siap di dalam tas.
Rendi sudah menunggu ku di luar di depan Jazz nya. Dengan wajah gantengnya dan senyumnya. Aku siap dengan cardigan dan sepatu ket kesayanganku.
“Nda gimana, udah siap, cacing-cacing di perut udah pada demo nih”. Akhirnya aku masuk ke dalam mobilnya dan bercanda, walaupun sekali-kali aku harus di bully rendi dengan kata-katanya.
“Emang kamu ga di masakin apa, minta traktiran”.
“Kamu itu seharusnya kasian sama aku, papa ku kan di luar kota seperti ayahmu, mama juga baru keluar kota kemarin, bibi juga pulang kampung, jadi aku cari gratisan deh”. Rendi sambil tertawa girang.
“Problemmu banyak banget sih, emang dasar dokter lebay”. gantian aku yang ngebully rendi.
Perjalanan terasa nyaman seperti biasa dengan canda gurau. Dan akhirnya kita sampai di Cafe biasa.
Aku terpaksa duduk berhadapan dengan rendi, aku merasa takut melihat rendi mengenakan baju putih seragam khas dokter, walaupun bukan jas. Dia melihatku tanpa berkedip entah apa yang ada di pikirannya. Sambil menunggu makanan yang kita pesan.
“Woii... kedip dong, aku tahu aku cantik”. Aku tertawa. Rendi langsung salah tingkah di depan ku.
“Cantik dari hongkong, aku ga lihat kamu kelezzz”.
“Kenapa sih kamu ga ganti baju aja, ga enak di lihatnya”.
“bilang aja kamu yang ga enak lihatnya, kamu takut kan??”. Rendi mulai menjengkelkan.
“Siapa bilang aku takut, tuh bau keringat”.
“Bodo amat”.
Akhirya makanan pun datang, wajah penuh kelaparan terlihat jeas di wajah rendi.
“Silahkan di nikmati, mbak sama mas nya ini pacaran ya, romantis banget”. Kata pelayan.
“Eng...enggak kok mbak”. Kata ku sambil menyetop kata-kata pelayan itu.
“Hehehe, gapapa kali mbak kalau pacaran, serasi kok. silahkan di nikmati”. Sambil pergi.
Rendi hanya tersenyum melihat ku.
“Emang lucu?”. Kata ku sinis pada rendi.
Kita menikmati makana bersama dan sesekali bercanda.
Setelah selesai makan kita jalan ke taman dengan berjalan kaki, hitung-hitung jalan-jalan sore. Dan kusiapkan pembalasan di momen ini, rasanya aku ingin melihat wajah rendi yang ketakutan, aku ingin balas dendamku terlaksana hari ini juga.

&&&&
Maaf ya telat bgt update nya. Yuk follow akun ig khusus wattpadnya kak iin.
Di : iin_Tan_Author
Makasih. Pasti aq follbck deh. 😁

Me Vs DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang