Prolog

61 10 3
                                    

Malam yang dingin tak membuat Niana menggigil. Dirinya terus berjalan di trotoar jalan dengan lunglai. Kepalanya tertunduk, menatap jalan yang basah akibat hujan tadi. Sesekali tubuhnya hampir bertabrakan dengan orang-orang yang berlalulalang.

"Maaf" ucap Niana sambil membungkukkan tubuhnya pada orang yang ada di hadapannya, orang yang hampir saja tertabrak oleh tubuhnya.

Niana pun melangkah kembali. Tubuhnya benar-benar sedang lelah saat ini. Setelah bekerja seharian di cafe, ia harus mencari Sate Maranggi -makanan yang dipesankan ibunya tadi pagi saat dirinya akan berangkat kerja.
Niana sudah mencari sate yang diinginkan ibunya itu, tapi ia tak berhasil mendapatkannya. Menemukan pedagang sate, tetapi tidak menjual Sate Maranggi. Dan saat ia menemukan pedagang Sate Maranggi, sate tersebut sudah habis terjual.

"Ah, Maaf" untuk kesekian kalinya Niana meminta maaf karena hampir menabrak orang yang berlalu lalang. Seseorang yang hampir ditabrak oleh Niana tadi langsung terdiam ditempat. Ia pun langsung menoleh kebelakang, menatap tubuh Niana yang sudah mulai menjauh.

"Dia bisa melihatku?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang