Bab 8

1.9K 277 15
                                    

WARNING!!! Banyak Typo, cerita gakjelas, selamat membaca dan budayakan membaca note ehe





Jaejoong memasuki kelas dengan wajah malas, melirik ke bangku sebelah kanan tempat Yunho duduk. Sejak kejadian di perpustakaan dia belum melihat Yunho lagi. Kenapa jalan cintanya sesulit ini, bahkan untuk melihat calon 'suami' nya saja susah padahal mereka masih dibawah satu langit, satu gedung dan satu oksigen. Yunho juga belum menjawab dengan pasti tentang ajakan tratirannya. Jaejoong gemas, dia ingin sekali menculik pria itu lalu menyekapnya di dalam kamar agar dia bisa memandangi Yunho dengan puas tanpa perlu mencari-cari ke segala penjuru sekolah. Kalau perlu sekalian saja dia membawa penghulu untuk menikahkan mereka



Yunho berjalan masuk ke kelas melewati bangku Jaejoong lalu duduk di bangkunya. Selepas dari perpustakaan dia pergi ke taman belakang sekolah yang sepi untuk tidur karena tau kelasnya akan kosong dua jam. Dia terbangun saat tiba-tiba sosok Jaejoong muncul di dalam mimpinya. Yunho menatap Jaejoong yang tidur dengan kepala miring menghadap ke bangkunya. Beberapa hari ini dia sering melihat Jaejoong ada di tempat yang sama dengannya walaupun dalam jarak jauh. Dia tidak kenal Jaejoong tapi siapa yang tidak tau tentang Kim bersaudara, pertemuan pertama mereka adalah di depan ruang baca dimana pria itu mengucapkan terimakasih karena pertolongan yang dia berikan. Pertolongan? Yunho bahkan masih heran kenapa saat itu tiba-tiba dia berdiri dan menarik Jaejoong.



Sejauh ini hanya Changmin yang selalu membicarakan sosok Jaejoong setiap kali mereka bersama yang justru membuat Junsu tidak suka dan kesal. Yunho, dia hanya akan diam dan mendengarkan celotehan Changmin. Lagipula anak itu hanya membicarakan mengenai traktiran Jaejoong



Yunho tersentak saat mendapati Jaejoong sudah membuka matanya dengan pipi yang bersemu merah, apa dirinya daritadi melamun dengan mata yang menatap Jaejoong? Yunho berdeham lalu mengalihkan pandangan ke buku di depannya untuk mengatasi situasi canggung yang barusan dia ciptakan. Jantungnya berdegup kencang, seharusnya dia tidak melakukan hal bodoh dengan melamun saat matanya dalam posisi memandang seseorang. Yunho melirik sekilas ke kanan, Jaejoong sudah duduk dengan posisi yang benar dan kini tengah bermain dengan ponselnya. Yunho berharap Jaejoong tidak berfikiran macam-macam karena mendapati dirinya memandangi pemuda itu saat tidur.Tidak tahukah Yunho kini Jaejoong ingin sekali berteriak sangat keras tapi dia bersusah payah menutupi tingkahnya dengan fokus pada ponsel.

.

.

.

Pulang sekolah Jaejoong sudah bersiap menuju tempat klubnya, hari ini adalah event khusus yang diadakan klubnya dan semua anggota wajib datang. Dia berhenti saat melihat Yunho berdiri di depan pintu kelas seperti sedang menunggu. Tapi siapa yang dia tunggu? Ponselnya berbunyi menyadarkan Jaejoong dari pemikirannya tentang Yunho, nama Johnny terpampang di layar ponselnya. Ketua klub yang tidak sabaran! Dia pun bergegas keluar kelas.

Saat melewati Yunho, pria itu berdeham membuat Jaejoong terkejut. Melihat sekeliling lalu menatap Yunho bingung

"berdeham untukku?" tanyanya memastikan dengan ekspresi tenang namu jantungnya berdegup kencang. Dia sudah seperti seorang fangirls yang di notice oleh oppa-oppa tampan mereka. Tunggu! Kenapa dirinya akhir-akhir ini selalu menyamakannya dengan perempuan.

Yunho tersenyum kikuk,"itu mengenai ajakan ma-"

"tunggu" potong Jaejoong, dia mengambil ponselnya lalu mengangkat panggilan telfon yang daritadi menganggu

"MWO!!!" jawabnya penuh emosi, Yunho membulatkan mata mendengar suara besar yang muncul dari bibir kecil pria di depannya. Dia menunggu sampai Jaejoong selesai bicara dengan entah siapa yang membuat pemuda itu kesal.

"emmm ... ... itu, aku sedang buru-buru apa bisa lain kali saja bicaranya?" tanya Jaejoong ragu. Sungguh! Jika bukan karena Johnny, ini sudah pasti menjadi kesempatan emas bagi Jaejoong untuk lebih dekat dengan Yunho. Dia ingin sekali mencekik ketuanya sekarang.



Yunho tersenyum lembut pada Jaejoong. Ya Pemirsa!!!!! DIA TERSENYUM. Astaga Jaejoong sesak nafas, dirinya butuh oksigen sekarang. Kenapa Yunho harus tersenyum secara mendadak disaat dia tidak siap menerima serangannya. Yunho tampan sekali dan manis saat tersenyum. Ah masa depannya sungguh-sungguh bersinar. Dia ingin sekali memotretnya, mencetaknya lalu memajangnya di kamar dengan pigura berukuran 30R dan akan memandanginya sebelum tidur. Baiklah itu sangat berlebihan, dia sudah seperti ibu-ibu hamil yang selalu memandangi foto nanti.

"oke, lain kali saja. aku permisi" ucapnya

Jaejoong menatap punggung Yunho yang berjalan menjauh darinya. Dia yang sedang bermimpi atau kepala pemuda itu terantuk sehingga gagar otak dan sikapnya berubah. Tidak! Itu tidak penting sekarang, tapi bodohnya dia membiarkan Yunho pergi tanpa meminta nomer ponselnya. Jaejoong mendengus kesal dan kembali berjalan cepat menuju ruang klub. Hari ini sepertinya dia benar-benar beruntung, kurasa ini salah satu efek kedua saudara kembarnya sakit. Dirinya mendengus geli karena pikiran bodohnya lalu memutuskan berlari saja menuju ruang klub



TBC    

ini aku nulis apaan sih, terus yunho juga sikap sok coolnya kenapa jadi ilang ya disini wkwk

pertanyaan : kalian sampai bab ini suka scene Jaejoong waktu lagi sama sodaranya yang mana? alasannya apa?

Yuk dibaca juga "PAYUNG" selagi nunggu P7K akan lebih baik jika membaca itu disela-sela menunggu. *kampret malah promosi* bodo amat wkwk. JAN LUPA VOTE/KOMEN YA

Prince(?)ss and 7 KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang