Akashi Seishina duduk di sebuah kursi paling pojok cafetaria dekat stasiun. Tangannya menggenggam coffe cup dengan kepulan uap yang masih tebal. Manik crimsonnya memandang rintik-rintik air hujan dari balik kaca dengan tatapan tak tertarik.
Sudah berapa lama?
Kalimat itu terus terngiang di kepala Seishina. Apa yang sudah berapa lama? Seishina menyesap sedikit kopinya. Rasa pahit dan panas langsung menyerang indra pengecapnya, tapi seolah sudah terbiasa Seishina mengabaikan hal itu.
Dan, nyatanya memang Seishina terbiasa meminum kopi kalau-kalau rasa kantuk menyerangnya ketika ia tengah mengerjakan dokumen perusahaan Akashi's Corp. Menjadi ahli waris dari keluarga Akashi tidak semudah yang ia kira. Apalagi ketika kakak laki-lakinya lebih memilih menjadi pemain shogi daripada mengurus perusahaan. Yeah, walaupun Seishina akui, laki-laki itu sering mengingatkannya tentang jadwal meeting.
Manik crimsonnya terlihat sayu dengan kantung mata yang terlihat jelas di bawahnya. Mungkin orang yang melihat bisa salah sangka dan mengatainya monster. Seishina menghela nafas. Melempar pandangan ke luar jendela lagi. Dan, kenangan itu kembali terngiang di kepalanya. Kenangan bodoh yang tak ingin diingat siapapun. Bahkan, dirinya sendiri merasa tolol sudah mengingatnya. Seishina begitu berterima kasih pada otaknya sudah mengingatkannya akan kenangan hujan kala itu.
Bagai rol film kusut yang terus berputar di kamera otaknya.
Potongan kata-kata manis ...
Serpihan kenangan ...
Lekuk wajah laki-laki itu ...
Memori Seishina tak pernah bisa mengacuhkan buku kehidupannya yang lama.
Mencampakkan kenangan yang pernah ada itu sungguh kejam. Karena tak pandang bulu yang kau buang adalah kenangan buruk atau indah, kau tetap saja membuang kenangan.
Kenangan adalah bagian hidup.
Tanpa kenangan, kau tidak punya pengalaman.
Tanpa pengalaman, kau tidak akan bisa belajar dari kesalahan.
Kau akan diam. Tidak bisa maju.
Dari dasar hati yang paling dalam, Seishina ingin menangis. Meratapi nasibnya di tengah hujan, berharap belenggu rindu yang ada padanya bisa sedikit melonggar. Tapi, Seishina tidak melakukannya. Seishina akan benar-benar menginjak pridenya sendiri kalau itu sampai terjadi. Ibaratnya seperti menjilat ludah sendiri, bukan?
Namun, kali ini dirinya ingin mencoba jujur. Sesekali saja, mencoba mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
Seishina merindukan sang mantan kekasih.
Bahkan, sampai hari ini ... di hari ulang tahunnya.
.
.
.
Ansatsu Kyoushitsu Fanfiction Indonesia[Special Akashi_Seishina's B'Day]
.'The Rain Memories'
Rate: T
Pair: Karma x Seishina
Genre: Romance, Hurt/Comfort //maafkeun klo bahasanya rada gimana. Yu lagi suka bikin puisi, Mak :'v
Story© Akabane Yu
Ansatsu Kyoushitsu© Matsui YuuseiPict own to his/her owner
[WARN: OOC, typo(s), Gaje, Diksi buruk, dan sejawatnya~][Maybe enak kalo sambil dengerin lagunya David Archuleta - A Little Too Not Over You]
KAMU SEDANG MEMBACA
the rain memories ◇ akabane karma ◇
Fanfiction[Birthday Book for Akashi_Seishina] Akashi Seishina tidak pernah menyangka. Di hari ulang tahunnya, dia masih dibayangi perasaan ... untuk seseorang yang pernah ada. --- 【 karma x seishina 】 --- Ansatsu Kyoushitsu © Matsui Yuusei. Akashi Seishina ©...