Tentang Aku Book-2

4 0 0
                                    

Setelah menaiki mobil bus sekitar 30 menit. Lian juga harus berjalan kaki sekitar 15 menit menuju rumahnya.

Sebenarnya Lian bisa saja menggunakan jasa ojek. Tapi demi menghemat uang Lian memilih berjalan kaki sambil hitung hitung olahraga.

Setelah 15 menit.

Akhirnya Lian sampai dirumahnya yang sederhana.
Membuka gerbang yang seperti biasa tidak dikunci.

Lalu sampai teras ia melepaskan sepatunya dan meletakkannya di rak.

Tanpa mengetuk Lian langsung membuka handle pintu rumahnya dan masuk.

" Lian pulang Assalamualaikum." Lian berteriak menanti ada yang menjawab.

" Lian udah pulang?" Ibu lian keluar dari dapur dengan memakai daster serta ada celemek bertengger dibajunya.

" iya bu, maaf lian telat tadi ketinggalan bis." Lian menjelaskan kejadian tadi siang.

" nggak papa kok. Lagian kuenya udah dianterin sama bintang tadi." Jelas ibu lian.

" kamu mau makan ?" Tawar ibu Lian.

" enggak bu. Lian masih kenyang nanti aja pas makan malem." Lian menolak halus ajakan ibunya untuk makan.

" kalau kamu capek. Malam ini kamu nggak usah kerja!" Ibu lian menghampiri Lian kemudian menepuk bahu anak kesayangannya ini.

" kalau aku nggak kerja uangnya nggak akan cukup buat bayar hutang. Udah ya bu aku mau tidur dulu." Lian mengecup pipi ibunya dan beranjak menuju kamarnya.

Kamar sederhana yang baru sekitar 5 bulan ia tempati.
Kamar yang berbanding terbalik dengan kamarnya yang dulu ia miliki.

Dengan malas Lian duduk diranjang empuk miliknya.

Melirik ke arah nakas didekatnya lalu menariknya keluar. Di ambilnya satu bungkus rokok dari dalam.

Mengambil satu batang rokok lalu menyalakan korek gas.

Dengan santai Lian menyesap nikmat rokok miliknya sampai terdengar suara ketukan dari arah pintu.

" masuk!" Perintah Lian

" kakak udah makan ?" Bintang adik Lian menghampiri lian kemudian ikut duduk di ranjang.

" tadi udah ditraktir bakso sama temen. Lumayan. Kenapa kamu butuh uang ?" Tanya Lian pada adiknya.

" enggak kok kak. Kak aku sayang sama kakak maaf ya aku udah nyusahin kakak. Apalagi ayah. Maaf ya kak!" Mata bintang berkaca kaca saaf mengatakan itu semua.

" ya ampun dek. Ini bukan salah kamu kok. Lagipula kamu kan emang adek kakak ya udah jelas jadi tanggung jawab kakak. Kamu nggak usah mikir macem macem. Sekarang berhubung cuma kamu laki laki disini tugas kamu jagain aku sama ibu. Bisa kan ?" Pinta Lian pada adik semata wayangnya.

" aku pasti bakal jagain kakak sama ibu. Aku janji."

Lian mematikan rokoknya lalu memeluk adiknya dengan penuh kasih sayang.

(*****)

Dentingan musik masih terdengar di club Ambasador. Salah satu club terbesar di Jakarta.
Hanya semua cabang Ambasador yang mau menerima Lian bekerja sebagai dj disana.

Itu semua berkat Max sahabatnya di Bandung dulu. Karena club ini adalah milik kakaknya Max.

Jadi max membantu Lian agar dapat bekerja di club milik kakanya itu.

" sisil gue duluan udah jam 3." Liaan berpamitan kepada rekan kerjanya sisil.

" sip. Ati ati ya !" Sisil melambaikan tangannya.

Secret ( About Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang