"Huwwaaaaaaa... Cakep banget!! Ugh, coba gitu aku bisa ketemu mereka, aku jamin gak bakal lepas dari pelukan mereka. Hihihi."
"Kamu lagi ngapain sih Al? Cewek cantik kok ngomong-ngomong sendiri? Kesambet baru tau rasa kamu?"
"Hihihi... Nggak papalah kesambet, asal kesambetnya sama RyeoWook oppa, pasti asyik tuh."
"Ishh, kehabisan obat kamu Al?"
"Nggaklah, aku waras kok, sewaras-warasnya malah. Aku cuma lagi mengagumi ketampanan idolaku," ujarku yang tak menjauhkan pandanganku pada laptop kesayanganku yang asyik menampilkan 15 pria tampan khas Negeri gingseng---Korea Selatan. Inilah mereka para idolaku yang sedang digila-gilai para wanita diseluruh dunia---bagi mereka yang tergila-gila K-Pop tentunya.
Tak memperdulikan kehadiran Dian yang selalu merecoki kesenanganku, aku masih asyik dengan mereka para idolaku. Bagi mereka yang sama sepertiku, para ELF--sebutan para fans untuk SuJu--pasti merasakan hal yang sama sepertiku saat melihat MV-MV mereka yang mampu membuat kami meleleh, entah kenapa itu yang aku rasakan saat aku asyik menonton mereka, mungkin saking tampannya mereka.
Jika kau menanyakan kami--para ELF--tentang mereka, pasti kami hafal semuanya di luar kepala, dari tanggal kelahiran hingga kebiasaan-kebiasaan mereka yang unik-unik. Segala aktivitas mereka tak pernah luput dari kami, seakan-akan kami adalah stalker mereka dan kami-ELF-dengan senang hati akan menyebarkannya dengan suka rela lewat media sosial apapun, bahkan banyak pula dari kami membuat fanfiction untuk melegakan rasa haus kami tentang mereka.
Jika di urut sejak awal, aku mengenal mereka--Super Junior-- bukan di awal mereka debut, mungkin sekitar empat tahun setelah debut mereka. Tepatnya setahun setelah kecelakaan yang menimpa KyuHyun Oppa.
Berawal dari rasa penasaran saat mendengar cerita tentang mereka hingga akhirnya aku beranikan diri mencari identitas mereka. Jujur, saat itu aku benar-benar buta akan semua hal yang berbau Negri gingseng itu, aku tak tahu apa itu K-Pop, apa itu K-Drama, yang ku tahu hanya film Full House, F4, dan lainnya sedang di gandrungi banyak remaja.
Katakanlah aku gaptek alias gagap teknologi, tapi aku mengakui itu, karena memang di tempat aku tinggal dulu tak ada fasilitas yang mendukung untuk berselancar mencari tentang mereka seperti saat ini. Maklum, aku orang desa yang tak membutuhkan ponsel berbasis internet, karena selain tak membutuhkan, sinyal disana masih lemah-pake banget.
"Kamu kurang kerjaan Al, tergila-gila kok sama cowok-cowok cantik?" sergah Dian lagi, dan aku tak peduli. Beginilah nasib kami para penggemar K-Popers yang dipandang sebelah mata. Banyak yang menilai kami aneh karena lebih menggandrungi mereka para lelaki yang wajahnya lebih cantik dari para wanita, nggak ada maskulin-maskulinnya, lembek.
Bagiku tak masalah, terserah orang mau berkata apa, yang penting aku suka mereka.
"Kamu udah nyeleseiin tugas kamu Al?"
"Udah dong, Aleka gitu. Semuanya udah beres, nggak ada yang tersisa satupun dan nggak ada yang salah satupun," kataku pada Dian tanpa mengalihkan pandanganku dari laptop yang masih asyik memperdengarkan lagu-lagu kegemaranku.
Ah, iya. Aku lupa belum mengenalkan jati diriku. Aku, Aleka Dyna Qisty. Aku hanyalah seorang gadis biasa yang berasal dari sebuah desa di Kabupaten Malang Selatan, bisa dibilang desaku lumayan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Untuk mencapai rumahku, kamu harus naik angkutan desa sejak turun dari terminal Arjosari sebanyak tiga kali, yang jaraknya dari satu pangkalan angkutan ke pangkalan lainnya nggak main-main. Puluhan kilometer say. Sepanjang jalan yang kamu lihat hanyalah bentangan sawah yang penuh dengan tebu, jarang terlihat rumah bergerumbul banyak hingga mampu menciptakan sejumput cahaya untuk menerangi jalan saat malam tiba.
Sejak lulus SMA,aku mulai keluar dari desaku menuju kota besar di Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya, untuk melanjutkan pendidikanku juga mengais pundi-pundi uang untuk memenuhi kebutuhanku selama hidup di kota ini. Bersyukur aku meneruskan pendidikanku menggunakan beasiswa yang disediakan oleh organisasi keagamaan yang aku ikuti di Desa, jadi biaya kuliahku sedikit ringan. Walaupun begitu, aku masih harus pintar-pintar membagi penghasilanku untuk keperluanku yang lain.
Kini, aku kerja disebuah sekolah swasta yang kebetulan membutuhkan TU. Keuangan untuk menggantikan pegawai sebelumnya yang resign. Bisa dibilang, aku paling muda di antara para pegawai dan Guru-Guru disini. Sekalipun kamu menemukan Guru muda disini, aku masih paling muda darinya.
Di kota ini, aku tinggal bersama salah satu adik dari Ibuku yang kebetulan juga kerja di Sekolah ini. Beliau adalah Guru Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang siap mengajar murid-murid disini. Jika kalian menanyakan kabar perkuliahanku, jangan khawatir. Aku mengikuti jam kuliah malam, sehingga tak mengganggu jam kerjaku di sekolah ini. Hanya saja, waktu yang aku pakai harus ditata dengan baik,karena memang jarak rumah tanteku dengan kampusku lumayan jauh. Beruntung aku dibekali kendaraan pribadi yang memudahkan perjalananku kesana kemari.
"Aleka, kamu ikut saya. Ada wali murid yang mau melunasi tunggakannya." Oke, waktunya bekerja lagi. Bye-bye Oppa.
Zy_Rash
"Dek Al, nanti mau kuliah jam berapa?" Aku menoleh menatap tanteku yang sedang meracik bumbu untuk kami masak. Inilah kesibukanku lainnya saat dirumah tanteku, membatunya membersihkan rumah juga memasak untuk penghuni rumah. Tak mungkin kan aku hanya ongkang-ongkang kaki dirumah yang aku tumpangi?
Dirumah ini, tidak hanya ada kami berdua saja. Kami disini berdelapan. Banyakkan? Tentu saja, karena enam penghuni lainnya adalah suami tanteku dan kelima anaknya. Keluarga besar bukan?
"Kaya biasanya Tan, jam tiga nanti aku berangkat. Tapi, mungkin aku pulang agak malem Tan, ada kumpulan organisasi."
"Ya udah, pokoknya hati-hati. Jangan lupa kabari," ujar Tanteku lagi.
"Siip, Tan. Habis masak aku siap-siap ya, Tan. Nanti malah nggak keburu lagi."
"Iya," ucapnya lagi seraya memasukkan sayuran kedalam panci.
Setiap hari senin sampai kamis memanglah jadwal tetap kuliahku. Setiap hari-hari itu, aku akan berangkat pukul 3 sore, sedangkan jam kuliahku di mulai pukul 4 sore. Karena waktu yang kuhabiskan di perjalanan adalah setengah jam atau mungkin lebih, maka aku akan selalu berangkat jam 3 sore. Antisipasi kalau-kalau terjebak macet terlalu lama. Apalagi kalau turun hujan deras, ugh, rasanya pengen berenang daripada lanjut naik motor kesayanganku. Mau bagaimana? Jalanan banjir dari gang rumah tanteku sampai 2 km dari kampusku. Jalanan yang biasanya 'padat merayap' menjadi 'padat diam ditempat'. Kalau kena apes aku bisa saja tak sampai di kampusku, kenapa? Karena genangan air dengan kurang ajarnya masuk kedalam mesin motorku dan membuat motorku mogok.
Ah, sudahlah. Sudah waktunya aku bersiap.
Zy_Rash
Hi, ketemu lagi denganku melalui cerita absurd lainnya \^_^/. Maaf, lagi-lagi bikin cerita baru tanpa rampungin si 'playboy' KyuHyun, juga si 'bandel' RyeoWook dilapak EDELWEISS. cerita mereka masih lanjut kok, tapi berhubung draftnya disimpan di tab, dan tab nya buat rebutan anak-anak, jadinya nggak bisa lanjut lagi. Cerita ini ku simpan di hp ku sendiri, jadinya baru cerita ini yang bisa di publish.
Oh, ya. Ini true story ditambah angan-angan dari aku sendiri ya, hehehe :D. Apa yang aku tulis di atas, dari kenal Super Junior, posisi desa, tempat kerja, beasiswa kuliah hingga kebanjiran, itu semua true story dari kehidupanku... dulu. Jadi, jangan diketawain ya? Mending kalian koreksi aja tulisanku, kali-kali aja ada yang salah atau aneh :)
Udahlah, segini aja. Makasih udah mau mampir, jangan lupa VoMent ya, juga saran kritik ya.
MOHON BANTUANNYA ^_^
08063017;08.30
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleka With Super Junior
Fanfiction>> Hanya sebuah angan seorang fans pada bias nya, yang di olah bersama true story ^_^ <<