Chapter 8: "I sleep in his arm"

318 18 0
                                    

Ku kejapkan mata ku berulang ulang dan ku regangkan badanku terasa amat sangat remuk seperti sudah berhari hari aku tidur. Ku coba buka mataku pelan pelan tetapi cahaya lampu seakan menusukku kedua mataku. Ku coba gerakkan ke dua tanganku

“lo udah bangun?”

gue denger suara yang gak begitu asing. Pasti Jason. Tenggorokan gue terasa tercekat pengen ngomong gak bisa, gue rasakan ada sungkup di mulut dan hidung gue

“mama” erang gue, gatau kenapa secara reflek mulut gue ngomong kayak gitu

“jason, mama mana” Jason gak ngebales pertanyaan gue

“kak jawab kak” ucap gue parau

“sam” gumamnya sambil mengelus punggung tangan gue

“mama mana kak” Tanya gue lagi,

“sam tenang sam”

“kak jawab kak, mama mana” bentak gue, tak terasa air mata gue jatuh

Jason gak bales sama sekali, air mata gue keluar deras. Seketika keadaan sangat hening, tiba tiba ada suara pintu terbuka, gue lihat dokter masuk.

“dok mama saya gimana” ceplos gue, dokernya hanya menatap gue dengan raut kasihan

“kak jawab kakkk mama mana” bentak gue sekali lagi dengan sesenggukan

Kurasakan dokter menyuntik lengan kananku dan keadaan kembali gelap

-Justin’s pov-

Udah 10jam sam gak bangun, badannya tiba tiba jadi panas dingin. Dengan cepat gue telpon Dr. Kalva, dokter yang biasanya ngurus kelompok gue.

“mama” igau sam,

Ku pegang tangan kiri sam dan mengelus ngelusnya semacam memberikan dia encouragement.

“Jason, mama mana” igaunya lagi, Jason? Jason siapa?

“kak jawab kak” igaunya lagi dengan suara parau

Gue bingung gue harus ngapain

“sam tenang sam” ujar gue

“kak jawab kak, mama mana” tiba tiba ia mengeluarkan air matanya

Dan sekarang gue bener bener bingung harus ngapain, udah mana dokternya belum dateng lagi. Sam pun diem lagi, gue sedikit lega. Akhirnya dr. kalva yang gue tunggu pun dateng.

“dok mama saya gimana” igaunya lagi ngeberontak dan menangis sesenggukan.

Gila ini anak punya indra ke 6 kali ya bisa tau gitu kalo tadi dokter masuk tapi masih tidur lagi, dr. kalva menatap gue bingung. Gue cuman ngangkat bahu. Dr. kalva pun menyuntikkan obat penenang ke sam, dia pun kembali tenang. Gue pun meninggalkan dr. kalva dan sam.

-----

“dok, sam kenapa?” Tanya gue setelah dr. kalva selesai meriksa sam,

“gapapa just, dia cuman stress dan kecapean doang kok. Nanti saya minta suster saya buat nganterin obatnya” ujarnya, ada sedikit rasa lega pas dr. kalva bilang kayak gitu

“oh ya makasih ya dok”

-author’s pov-

“ughhh” erang sam sambil memegang kepalanya yang pening,

Loh kok gue bisa nyampe kamar Justin, bukannya tadi gue sama Jason, pikir sam

“lo udah bangun?” Tanya Justin dengan cuek,

Tatapan matanya masih memerhatikan handphonenya, sam hanya menatap Justin dengan bingung dan gak percaya. Meskipun sam sakit tetep aja cuek.

Justin berhenti memainkan handphonennya dan mengambil thermometer dari nakasnya, dan memberikannya ke sam

“buka mulut lo” kata Justin dingin, lagi lagi sam hanya menatap Justin dengan bingung.

Gila meskipun cuek masih aja perhatian, batin sam

“di bilang buka ngerti gak sih” kata Justin kesal, dengan terpaksa sam pun membuka mulutnya dan Justin memasukkan ujung thermometernya ke mulut gue. setelah itu Justin meninggalkan gue sendiri di kamarnya

5 menit kemudian Justin pun kembali dengan sebuah nampan yang berisi bubur, air mineral dan obat. Dan Justin pun menaruh nampannya di nakas, mencabut thermometernya

“gila lo 40 c” gumam Justin gak percaya

“nih makan daripada lo makin sakit” Justin menyodorkan mangkuk bubur, sam hanya membalasnya dengan menggeleng. Tatapannya yang menerawang lurus kedepan membuat Justin semakin bingung. Kemudian Justin pun menyuapi sam, awalnya sam gak mau dan masih menutup mulutnya rapat tapi setelah Justin bujuk akhirnya sam pun mau makan. Setelah sam selesai makan ia pun meminum obatnya, kemudian Justin ingin menaruh piring kotornya di dapur tapi sam menahannya dengan memegang tangan kanannya Justin

“jangan pergi” gumam sam dengan tatapan yang masih nerawang,

Justin hanya diam dan menuruti kemauan sam, ia pun menaruh nampannya di nakas dan naik ke kasur tiduran di sampan sam. Tiba tiba sam memeluk Justin dan menaruh kepalanya di dada Justin yang bidang. Justin pun membalas pelukannya sam sambil mengelus ngelus rambut sam dengan lembut

“sekarang jam berapa?” Tanya sam dengan parau,

“umm, 2pagi?” sam hanya membalasnya dengan mengangguk ngangguk,

“udah berapa lama gue tidur?” Tanya sam lagi,

“15jam mungkin” jawab Justin dengan ragu,

“gue boleh nginep di sini?” Justin membalasnya dengan menangguk, suasana pun kembali sunyi. Dan sam pun kembali tertidur di pelukannya Justin.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

makasih ya udah ngeluangin waktunya buat baca chapter ini, maaf ya kalo rada sucks atau gimana namanya juga pemula muehehehe. dan sekali lagi maaf karena telat ngepost. dan jangan lupa buat vote and comment x

Out of blood (BLS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang