another GIFT 14.1

961 99 34
                                    

Ini FF yang benar - benar fiksi 😊
Selamat membaca😊
Semoga terhibur😊




Bagaimanapun Donghae menghindari masa lalunya, ada waktunya dia akan dihadapkan kembali pada masa - masa itu. Bukan untuk memberikannya rasa sakit yang sama, melainkan untuk mengingatkan Donghae tentang bagaimana perjuangannya bertahan, seberapa kuat dan hebatnya dia dulu hingga sanggup melewati masa kecilnya yang kelam, dan menjadi seperti sekarang.

Donghae belum menyadari itu, mungkin dia lupa untuk sedikit merubah sudut pandangnya. Ternyata rasa sakit itu masih begitu besar, membekas di hatinya. Memaksa Donghae menolak apa dan siapapun yang akan mengingatkannya pada masa kecilnya.

Masa kecil Donghae dimana Donghae kecil pernah membenci dirinya yang berbeda, tidak menginginkan tangan kirinya yang abnormal, dan menganggap pemberian Tuhan padanya sebagai kutukan. Iya kutukan, sebuah pemberian yang menjadikannya seorang monster seperti bagaimana teman - teman Donghae memanggilnya, mengejeknya, dan meninggalkannya sendirian.

Bisakah Donghae menyebut mereka teman? Seorang teman tidak akan melakukan hal - hal buruk pada temannya. Ayolah... Waktu itu mereka masih kanak - kanak, dengan hidung ingusan dan pemikiran sederhana. Mereka belum mengenal istilah 'berkata baik atau diam', ejekan, cacian, hanya mereka anggap sebagai hal kecil dan wajar, tanpa menghiraukan bagaimana dampaknya bagi korban kekejaman kekanak - kanakan mereka.

Waktu berlalu, banyak yang telah berubah, Donghae kini telah tumbuh dewasa, dengan jalan pikiran dan pemahaman yang lebih matang. Walau rasa sakit dari masa kecilnya masih terasa, namun Donghae tidak lagi mengutuk pemberian Tuhan untuknya, dia menerimanya, dan ketika kita menerima diri kita apa adanya kita akan jauh lebih kuat. Pemberian Tuhan yang dulu sempat dia anggap sebagai musibah, kini anugrah baginya.

Benar, Donghae berubah, bermetamorfosis, tapi bagaimana dengan bagian lain dari masa kecilnya. Satu bagian kecil yang kini berdiri di balik pintu, sosok yang pernah Donghae kecil begitu benci. Sudahkah dia berubah, akankah dia mengingat Donghae yang dulu pernah dia panggil monster dengan lantangnya?

Ce.. Klek...

Single door hitam itu akhirnya terbuka, belum terlihat siapa yang berdiri di baliknya, namun Donghae yang tadinya berdiri di belakang pintu reflek mundur dua langkah. Bukan takut, hanya, entahlah, rasanya ada sensasi aneh pada otaknya yang secara otomatis mengirim sinyal ke seluruh tubuhnya untuk menghindar dari situasi sekarang ini.

Pintu di hadapan Donghae telah terbuka, cahaya dari luar hampir memusnahkan gelapnya kamar asrama mereka, dan mulai terdengar namun samar percakapan dua namja dari arah yang sama. Donghae masih berdiri di tempatnya semula, menunduk memandangi sepatu dengan talinya yang belum terikat sempurna, tidak berniat mencari tahu siapa yang berdiri di depannya, karena Donghae sudah mengetahuinya.  Dia telah melihat situasi yang sama tadi, jadi mustahil untuk menghindar.

"Owh Donghae ya, kau mau keluar? " itu suara Ryewook, melangkah masuk setelah menutup pintu, dan menyalakan lampu kamar mereka. Ada seorang namja berjalan di belakangnya dengan sebuah koper merah maroon besar di tangan kirinya.

"Hmm, " hanya gumaman yang keluar, Donghae tidak ada niatan untuk menjawab segala bentuk pertanyaan saat ini. Otaknya sibuk memikirkan cara bagaimana dia bisa keluar dari tempat itu secepatnya.

"Ah sebentar Hae, kenalkan ini Cho Kyuhyun, dia salah satu mahasiswa peserta pertukaran pelajar dari Australia. Dan Kyuhyun ah ini Lee Donghae dia seumuran kita jadi jangan terlalu formal. " Ryewook mencegah Donghae yang hampir berhasil keluar.

Mata tajam Kyuhyun coba mengikuti mata Donghae, berharap keduanya bisa bertemu. Namun sayang, Donghae tidak mengijinkan itu terjadi, dia bersandiwara, menyibukan pandangannya pada Ryewook yang tengah menyiapkan tempat tidur untuk Kyuhyun.

another GIFT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang